9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab  ini  memaparkan  tentang  penelitian  yang  relevan,  landasan  teori,  dan kerangka  berpikir.  Penelitian  yang  relevan  berisi  tinjauan  terhadap  topik-topik
sejenis yang dilakukan oleh peneliti-peneliti yang lain. Landasan teori berisi teori- teori  yang  dijadikan  pisau  analisis  dari  penelitian  ini  yang  terdiri  atas  teori
pragmatik,  fenomena-fenomena  pragmatik,  dan  konteks  sebagai  penentu  makna pragmatik.  Kerangka  berpikir  berisi  deskripsi  alur  proses  berpikir  yang  menjadi
dasar penyusunan skripsi.
2.1 Penelitian yang Relevan
Dalam  penelitian  ini,  peneliti  mempunyai  acuan  agar  penelitian  bisa tercipta  lebih  baik  lagi. Acuan  untuk  peneliti  ini  menggunakan  pernelitian
terdahulu yang berjudul “Basa-Basi Berbahasa Antara Keluarga Kesultanan dan Masyarakat  di  Lingkungan  Keraton  Yogyakarta”  ditulis  oleh Nurahman  2015,
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,  Universitas  Sanata  Dharma,  Yogyakarta.  Penelitian  tersebut
membahas basa-basi linguistik dan nonlinguistik berbahasa yang dituturkan antara keluarga  kesultanan  keratin  Yogyakarta  dan  masyarakat  di  lingkungan  keratin
Yogyakarta.  Tujuan  dari  penelitian  ini  adalah  1  mendeskripsikan  wujud  basa- basi  dalam  berbahasa,  2  mendeskripsikan  penanda  basa-basi  linguistik  dan
nonlinguistik  dalam  berbahasa,  dan  3  mendeskripsikan  makna  basa-basi  dalam berbahasa  yang  digunakan  antara  keluarga  kesultanan  Keraton  Yogyakarta  dan
masyarakat  di  lingkungan  keraton  Yogyakarta.  Penelitian  tersebut  adalah penelitian deskriptif  kualitatif.  Sumber  data  pada  penelitian  ini  adalah  keluarga
kesultanan  keraton  Yogyakarta.  Dalam  penelitian  ini,  peneliti  mencoba memahami  fenomena  basa-basi  yang  digunakan  oleh  penutur  maupun  penutur
untuk menyampaikan maksud tuturannya. Simpulan dalam penelitian ini adalah 1 wujud basa-basi linguistik dapat
dilihat dari tuturan keluarga kesultanan dan masyarakat yang terdiri dari meminta maaf, simpati, memberi salam, berterima kasih, meminta, menerima dan menolak.
Lalu  wujud  basa-basi  nonlinguistik  dilihat  berdasarkan  konteks  yaitu  penutur, mitra  tutur,  situasi,  suasana,  dan  tujuan  tutur;  2  penanda  basa-basi  linguistik
yang  ditemukan  berupa  nada,  tekanan,  intonasi,  dan  diksi.  Penanda  basa-basi nonlinguistik  dapat  dilihat  berdasarkan  konteks tuturan  yang  berupa  penutur  dan
mitra  tutur,  situasi  dan  suasana,  dan  tujuan  tutur,  dan  3  maksud  basa-basi berbahasa  yaitu  a  meminta  maaf,  menghormati  mitra  tutur  b  simpati,
memperdulikan  mitra  tutur  c  memberi  slaam,  menyenangkan  mitra  tutur  d berterimakasih menyenangkan mitra tutur e meminta menghormati mitra tutur f
menerima menghargai mitra tutur g menolak, memberikan rasa sungkan. Penelitian kedua yaitu tentang “Basa-Basi dalam Berbahasa Antara Guru
dan  Siswa  di  SMP  N  12  Yogyakarta  Tahun  Ajaran 20132014”  ditulis  oleh Lundiarti  2014,  Program  Studi  Pendidikan  Bahasa  Sastra  Indonesia,  Fakultas
Keguruan  dan  Ilmu  Pendidikan,  Universitas  Sanata  Dharma,  Yogyakarta. Penelitian  tersebut  membahas  tentang  wujud  basa-basi,  dan  maksud  basa-basi
dalam  berbahasa  di  dalam  ranah  pendidikan.  Tujuan  dari  penelitian  tersebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI