4.2 Analisis Data
Berdasarkan rumusan masalah pada bab I peneliti mendeskripsikan hasil analisis data menjadi dua sub bab yaitu: 1 wujud komunikasi fatis dalam wacana
konsultatif antara dosen dan mahasiswa pada program studi Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dalam proses pembimbingan skripsi
semester genap tahun akademik 20152016 dan 2 maksud pragmatik dari setiap wujud komunikasi fatis dalam wacana konsultatif antara dosen dan mahasiswa
pada program studi Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dalam proses pembimbingan skripsi semester genap tahun akademik 20152016.
Berikut ini dijelaskan secara rinci mengenai hasil analisis data.
4.2.1 Wujud Tuturan Fatis
Harimurti Kridalaksana 1986: 111 menjelaskan bahwa basa-basi merupakan tuturan yang dipergunakan untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan
pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara. Malinowski dalam tesis Arimi 1998 mendefinisikan phatic communion atau basa-basi digunakan dalam
suasana ramah tamah dan dalam ikatan personal antarpeserta komunikasi. Situasi tersebut diciptakan dengan pertukaran kata-kata dalam pembicaraan ringan yang
disertai dengan perasaan tertentu untuk membentuk hidup bersama yang menyenangkan.
Arimi 1998: 95 mengatakan bahwa secara praktis basa-basi didefinisikan sebagai fenomena bahasa yang secara sadar dipakai oleh penutur, akan tetapi
secara sadar pula tidak diakuinya ketika ditanyakan kebasa-basian itu. Basa-basi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memiliki peranan penting dalam hubungan manusia dalam berkomunikasi. Dalam penggunaan bahasa untuk keperluan basa-basi ini tentulah bukan isi pembicaraan
tetapi sikap yang diperlihatkan oleh si pembicara. Si pembicara dapat melakukan gerak atau sikap badan tertentu dan alunan suara tertentu yang dilazimkan dalam
suatu masyarakat bahasa. Arimi 1998 membagi tuturan basa-basi yang dipakai dalam masyarakat
bahasa Indonesia berdasarkan daya tuturannya digolongkan atas dua jenis, yaitu basa-basi murni dan polar. Basa-basi murni adalah ungkapan-ungkapan yang
dipakai secara otomatis sesuai dengan peristiwa tutur yang muncul, maksudnya apa yang diucapkan oleh penutur selaras dengan kenyataan. Basa-basi polar
adalah tuturan yang berlawanan dengan realitasnya, dimana orang harus memilih tuturan yang tidak sebenarnya untuk menunjukkan hal yang lebih sopan.
Berikut ini merupakan hasil analasis data mengenai wujud tuturan fatis antara dosen dan mahasiswa pada program studi Sastra Indonesia Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta
yang diperoleh
peneliti berdasarkan
kategori acknowledgements.
A. Wujud Tuturan Fatis Kategori Meminta Maaf
Tuturan fatis meminta maaf yaitu fungsi tuturan untuk mengekspresikan penyesalan aatas peristiwa yang terjadi pada diri sendiri. Dalam hal ini, seseorang
dapat mengungkapkan rasa penyesalannya terhadap kesalahan yang diperbuatnya kepada orang lain. Berikut ini merupakan wujud tuturan fatis meminta maaf