4.1.7 Tuturan Fatis Terima Kasih
Tuturan fatis terima kasih yaitu fungsi tuturan untuk menyatakan terima kasih karena mendapat bantuan. Dalam hal ini, seseorang dapat menggunakan
ungkapan-ungkapan untuk menunjukkan rasa terima kasih karena telah mendapatkan bantuan dari orang lain.
Tabel 8 Contoh Tuturan Fatis Terima Kasih
No. Data
Konteks
1. P : Ya sudah nanti saya baca. Tandatangan
belum? Halah, belum diisi? Tanda tangan aja. Aduh, merah nggak papa ya? Wes, saya
juga ditunggu ini nanti. Hari jumat nanti saya tunggu sudah jadi nanti bab 2 dengan
perubahan-perubahan. Saya sudah tidak akan anu lagi. Jumat itu saya ada rapat,
nanti saya sms lah. MT : Makasih ya pak.
Senin, 15 Februari 2016 pukul 09.55-11.15 WIB
Penutur adalah seorang dosen laki-laki berumur 40
tahun Mitra tutur adalah
mahasiswa laki-laki berumur 22 tahun.
Tuturan terjadi dalam suasana tergesa-gesa.
Penutur menutup sesi bimbingan hari itu karena
penutur harus segera pergi untuk rapat.
Tindak verbal: direktif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2 Analisis Data
Berdasarkan rumusan masalah pada bab I peneliti mendeskripsikan hasil analisis data menjadi dua sub bab yaitu: 1 wujud komunikasi fatis dalam wacana
konsultatif antara dosen dan mahasiswa pada program studi Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dalam proses pembimbingan skripsi
semester genap tahun akademik 20152016 dan 2 maksud pragmatik dari setiap wujud komunikasi fatis dalam wacana konsultatif antara dosen dan mahasiswa
pada program studi Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dalam proses pembimbingan skripsi semester genap tahun akademik 20152016.
Berikut ini dijelaskan secara rinci mengenai hasil analisis data.
4.2.1 Wujud Tuturan Fatis
Harimurti Kridalaksana 1986: 111 menjelaskan bahwa basa-basi merupakan tuturan yang dipergunakan untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan
pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara. Malinowski dalam tesis Arimi 1998 mendefinisikan phatic communion atau basa-basi digunakan dalam
suasana ramah tamah dan dalam ikatan personal antarpeserta komunikasi. Situasi tersebut diciptakan dengan pertukaran kata-kata dalam pembicaraan ringan yang
disertai dengan perasaan tertentu untuk membentuk hidup bersama yang menyenangkan.
Arimi 1998: 95 mengatakan bahwa secara praktis basa-basi didefinisikan sebagai fenomena bahasa yang secara sadar dipakai oleh penutur, akan tetapi
secara sadar pula tidak diakuinya ketika ditanyakan kebasa-basian itu. Basa-basi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI