Penelitian yang Relevan KAJIAN PUSTAKA

mengenai deiksis, implikatur, presuposisi, tindak tutur dan aspek-aspek struktur wacana Stalnaker, 1972. Mengenai definisi pragmatik yang bervariasi, Levinson mengatakan bahwa beranekaragamnya definisi pragmatik tersebut bukanlah sesuatu yang janggal atau sesuatu yang perlu dirisaukan karena satu definisi sering tidak sepenuhnya memuaskan Nadar, 2009: 4-6. Pragmatik adalah studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dan pemakai bentuk-bentuk itu. Pragmatik memungkinkan orang dapat masuk ke dalam suatu analisis. Manfaat belajar bahasa melalui pragmatik ialah bahwa seseorang dapat bertutur kata tentang makna yang dimaksudkan orang, asumsi mereka, maksud atau tujuan mereka, dan jenis-jenis tindakan sebagai contoh dalam hal ini: permohonan yang mereka perlihatkan ketika mereka sedang berbicara Yule, 2006: 5. Misalnya ada dua orang teman yang sedang bercakap-cakap mungkin menyatakan secara tidak langsung beberapa hal dan menyimpulkan suatu hal lain tanpa memberikan bukti linguistic apa pun yang dapat kita tunjuk sebagai sumber ‘makna’ yang jelas atau pasti tentang apa yang sedang disampaikan. Seorang mitra tutur mendengar penutur dan ia tahu apa yang dikatakan, tetapi ia ‘tidak tahu’ tidak mempunyai gagasan apa yang dikomunikasikan oleh penutur. Jadi pragmatik itu menarik karena melibatkan bagaimana orang saling memahami satu sama lain secara linguistic, tetapi pragmatik dapat juga merupakan ruang lingkup studi yang mematahkan semangat karena studi ini mengharuskan kita untuk memahami orang lain dan apa yang ada dalam pikiran mereka Yule, 2006: 5-6. Cruse dalam Cumming 2007: 2-6 mengatakan bahwa pragmatik dapat dianggap berurusan dengan aspek-aspek informasi yang disampaikan melalui bahasa yang a tidak dikodekan oleh konvensi yang diterima secara umum dalam bentuk-bentuk linguistik yang digunakan, namun yang b juga muncul secara alamiah dari dan tergantung pada makna-makna yang dikodekan secara konvensional dengan konteks tempat penggunaan bentuk-bentuk tersebut. Masing- masing kata yang dicetak miring dalam kutipan di atas memasukkan berbagai pertimbangan yang benar-benar bersifat muldisipliner ke dalam definisi pragmatik ini. Rahardi 2003: 10 mengatakan bahwa pragmatik merupakan cabang dari linguistik yang mempelajari dan mendalami apa saja yang termasuk di dalam struktur bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi antara si penutur dengan sang mitra tutur, serta sebagai pengacuan tanda-tanda bahasa yang sifatnya ekstralinguistik atau luar bahasa. George 1964 dalam Rahardi 2003: 12 telah menunjukkan bahwa ilmu bahasa pragmatik sesungguhnya adalah ilmu tentang makna bahasa, dalam kaitan dengan keseluruhan perilaku umat manusia dan tanda-tanda atau lambang-lambang bahasa yang ada di sekelilingnya. Terhadap tanda atau lambang bahasa yang mencuat di sekelilingnya itu, manusia akan selalu bereaksi dengan aneka kemungkinan sikap dan variasi tindakan atau perilakunya. Dari definisi beberapa ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa pragmatik merupakan ilmu kebahasaan yang mengkaji maksud sebuah tuturan dengan mengacu dari unsur luar bahasa, dalam hal ini adalah konteks situasi dan lingkungan di mana tuturan itu terjadi. Kajian ilmu pragmatik sangat dipengaruhi oleh konteksnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sebagai cabang ilmu linguistik, pragmatik sangatlah penting dalam kajian ilmu kebahasaan.

2.2.2 Fenomena Pragmatik

Fenomena pragmatik yang telah ada sampai saat ini ada empat yaitu 1 deiksis, 2 praanggapan, 3 tindak tutur, dan 4 implikatur percakapan.

2.2.2.1 Deiksis

Kata deiksis berasal dari kata Yunani deiktikos yang berarti “hal penunjukkan secara langsung”. Sebuah kata dikatakan bersifat deiktis apabila referennya berpindah-pindah atau berganti-ganti, tergantung pada saat dan tempat dituturkannya kata itu Purwo: 1983 dalam Nadar, 2009: 54. Seorang penutur yang berbicara dengan lawan tuturnya seringkali mengggunakan kata-kata yang menunjukkan baik pada orang, waktu maupun tempat. Kata-kata yang lazim disebut dengan deiksis tersebut berfungsi menunjukkan sesuatu, sehingga keberhasilan suatu interaksi antara penutur dan lawan tutur sedikit banyak akan tergantung pada pemahaman deiksis yang dipergunakan oleh seorang penutur. Purwo 1990: 17 menjelaskan bahwa kata seperti saya, sini, sekarang adalah kata-kata yang deiktis. Kata-kata tersebut tidak memiliki referen yang tetap. Berbeda halnya dengan kata rumah, kereta, kursi di tempat manapun, pada waktu kapan pun, referen yang diacu tetaplah sama. Akan tetapi, referen dari kata saya, sini, sekarang barukah dapat diketahui pula siapa, di tempat mana, dan pada waktu kapan kata-kata itu diucapkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.2.2.2 PraanggapanPresuposisi

Pada mulanya presuposisi merupakan kajian dalam lingkup semantik, namun dalam perkembangannya para linguis cenderung berpendapat bahwa kajian presuposisi dalam lingkup semantik saja tidak dapat memuaskan mereka. Levinson 1983: 169 dalam Nadar 2009: 64 menyatakan bahwa presuposisi pragmatik merupakan inferensi pragmatik yang sangat sensitif terhadap faktor- faktor konteks, dan membedakan terminologi presuposisi menjadi dua macam. Pertama, kata “presuposisi” sebagai terminologi umum dalam penggunaan bahasa Inggris sehari-hari, serta kata “presuposisi” sebagai terminologi teknis dalam kajian pragmatik. Dibandingkan dengan luasnya makna presuposisi secara umum dalam pengguanaan sehari-hari, makna presuposisi dalam pragmatik related lebih sempit. Presuposisi dapat dijelaskan sebagai berbagai inferensi atau asumsi pragmatik yang nampaknya dibangun menjadi ungkapan linguistik Nadar, 2009: 64-64.

2.2.2.3 Implikatur Percakapan

Konsep implikatur pertama kali dikenalkan oleh Grice 1975 untuk memecahkan persoalan makna bahasa yang tidak dapat diselesaikan oleh teori semantik biasa. Implikatur dipakai untuk memperhitungkan apa yang disarankan atau apa yang dimaksud oleh penutur sebagai hal yang berbeda dari apa yang dinyatakan secara harfiah Brown dan Yule dalam Rani, 2006: 170. Sebagai contoh, kalau ujaran Panas di sini bukan? Maka secara implisit penutur menghendaki agar mesin pendingin dihidupkan atau jendela dibuka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI