Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Kerangka Konsep

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana pengaruh komunikasi kelompok terhadap minat berolahraga di kalangan anggota Asosiasi BMX Indonesia Pengda Sumatera Utara di Taman Sri Deli Medan”

1.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti menetapkan batasan masalah yang lebih jelas dan spesifik mengenai hal- hal yang diteliti. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Komunikasi kelompok sebagai variabel bebas dalam penelitian ini terbatas pada faktor- faktor yang mempengaruhi hubungan komunikaasi kelompok antara lain: interaksi, waktu, partisipasi dan tujuan. b. Minat berolahraga sebagai variabel terikat dalam penelitian ini terbatas pada faktor- faktor antara lain mengembangkan kemampuan, mengembangkan keterampilan dan mengembangkan hobi. c. Penelitian ini di khususkan kepada anggota ABI yang masih aktif dalam mengikuti latihan dan berbagi event kejuaraan tingkat lokal maupun nasional. d. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012, dengan lama penelitian yang akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan. 1.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui hubungan komunikasi kelompok terhadap minat berolahraga di kalangan anggota Asosiasi BMX Indonesia Pengda Sumatera Utara di Taman Sri Deli Medan. b. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap Asosiasi BMX Indonesia Pengda Sumatera Utara di Taman Sri Deli Medan. Universitas Sumatera Utara c. Untuk mengetahui sejauhmana hubungan komunikasi kelompok terhadap minat berolahraga di kalangan anggota Asosiasi BMX Indonesia Pengda Sumatera Utara di Taman Sri Deli Medan.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan peneliti tentang ilmu komunikasi dan komunikasi kelompok khususnya. b. Secara akdemis, peneliti dapat memperkaya bahan referensi penelitian di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU dan memberikan sumbangan pemikiran bagi para pembacanya. c. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi setiap anggota kelompok untuk mengevaluasi peranannya di dalam kelompok sehingga dapat memperbaiki hubungan dengan anggota yang lain sekaligus meningkatkan minat berolahraga khususnya dalam bersepeda.

1.5. Kerangka Teori

Sebelum terjun ke lapangan atau melakukan pengumpulan data, peneliti diharapkan mampu menjawab permasalahan melalui suatu Kerangka Teori. Kerangka teori merupakan kajian tentang bagaimana hubungan teori dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi dalam perumusan masalah. Wilbur Schramm menyatakan bahwa teori merupakan suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan, pada abstraksi dengan kadar yang tinggi, dan dari padanya proposisi bisa dihasilkan dan diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi perilaku Effendy, 2003:241. Senada dengan yang dikatakan Emory- Cooper bahwa teori merupakan suatu kumpulan konsep, defenisi, proposisi, dan variable yang berkaitan satu sama lain secara sistematis dan telah digeneralisasikan sehingga dapat menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena tertentu Umar, 2002:55. Dalam penelitian ini, teori- teori yang dianggap relevan adalah teori komunikasi, teori komunikasi kelompok, dan minat berolahraga. Universitas Sumatera Utara

1.5.1 Komunikasi

Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin communication yang artinya membagi. Sebuah defenisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia bahwa: “komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang- orang mengatur lingkungannya dengan 1 membangun hubungan antar sesama manusia, 2 melalui pertukaran informasi, 3 untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain 4 serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu. Cangara,2004:18. Komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujauan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi jika didukung dengan adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek. Unsur- unsur ini bisa juga disebut dengan komponen atau elemen komunikasi. Terdapat beberapa macam pandangan tentang banyaknya unsur atau elemen yang mendukung terjadinya komunikasi. Ada yang menilai bahwa terciptanya proses komunikasi, cukup didukung dengan tiga unsur, sementara ada yang mengatakan umpan balik dan lingkungan juga termasuk kedalam unsur yang disebutkan tadi.

1.5.2 Komunikasi Kelompok

Filsuf Belanda, Baruch Spinoza 300 tahun yang lalu menyatakan bahwa manusia adalah binatang sosial. Pernyataan ini diperkuat oleh psikologi modern yang menyebutkan bahwa orang lain mempunyai pengaruh yang sangat besar pada sikap kita, perilaku kita, dan bahkan persepsi kita Severin, 2005:219. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut Deddy Mulyana, 2005. Kelompok memiliki hubungan yang intensif diantara mereka satu sama lainnya. Kelompok memiliki tujuan dan aturan yang dibuat sendiri dan merupakan kontribusi arus informasi diantara mereka sehingga Universitas Sumatera Utara mampu menciptakan atribut kelompok sebagai bentuk karateristik yang khas dan melekat pada kelompok itu. Kelompok yang baik adalah kelompok yang dapat mengatur sirkulasi tatap muka yang intensif diantara anggota kelompok, serta tatap muka itu pula akan mengatur sirkulasi makna diantara mereka, sehingga mampu melahirkan sentimen- sentimen kelompok serta kerinduan diantara mereka Bungin, 2006:264-265. Sedangkan kelompok yang baik menurut Marvin E. Shaw adalah kelompok yang dapat bermanfaat untuk suatu periode yang relatif panjang, memiliki tujuan, dan memiliki struktur interaksi Sendjaja, 2005:111. Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya Anwar Arifin, 1984. Michael Burgoon dalam Wiryanto, 2005 mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota- anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok. Ronald Adler dan George Rodman membagi kelompok dalam tiga tipe, yaitu kelompok belajar learning group, kelompok pertumbuhan growth group, dan kelompok pemecahan masalah problem solving group. Kelompok Asosiasi BMX Indonesia Pengda Sumatera Utara di Taman Sri Deli Medan termasuk kelompok belajar dan kelompok pertumbuhan. Salah satu bentuk komunikasi, yaitu komunikasi yang dapat di bagi menjadi dua yaitu small group dan large group. Komunikasi kelompok kecil ditujukan kepada kognisi komunikan dan prosesnya berlangsung secara dialogis, tidak linier Effendy, 2003:76-77. Umpan balik dalam sebuah kelompok kecil kerap kali berlangsung cepat dan langsung. Dalam kelompok kecil, orang memiliki keterlibatan dan komitmen yang kuat. Kelompok kecil memungkinkan keterlibatan anggotanya secara verbal dan partisipasi yang sifatnya langsung. Universitas Sumatera Utara Adler dan Rodman mengemukakan empat elemen komunikasi kelompok, yaitu: 1. Interaksi, interaksi dalam kelompok merupakan faktor yang penting karena melalui interaksi kita dapat melihat perbedaan antara kelompok dengan istilah coact. Sekumpulan dalam kelompok, bisa dinyatakan sebagai kelompok, apabila mereka bertukaran pesan. 2. Waktu, sekumpulan orang yang berinteraksi untuk jangka waktu yang panjang, karena berinteraksi dalam jangka waktu yang panjang maka komunikasi kelompok dapat berjalan. 3. Partisipasi, keikutsertaan anggota atau keterlibatan dalam interaksi. 4. Tujuan, yang mengandung pengertian keanggotaan dalam suatu kelompok akan membantu individu yang menjadi anggota kelompok dapat mencapai tujuan yang diinginkannya. Keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat dicerminkan oleh adanya fungsi- fungsi yang akan dilaksanakannya. Fungsi- fungsi tersebut mencakup fungsi hubungan sosial, pendidikan, persuasi, pemecahan masalah dan pembuat keputusan, serta fungsi terapi. Semua fungsi ini dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat, kelompok, dan para anggota kelompok itu sendiri Sendjaja, 2005:268

1.5.3 Minat Berolahraga

Untuk mencapai prestasi yang baik disamping kecerdasan juga minat, sebab tanpa adanya minat segala kegiatan akan dilakukan kurang efektif dan efesien. Dalam percakapan sehari-hari pengertian perhatian dikacaukan dengan minat dalam pelaksanaan perhatian seolah-olah kita menonjolkan fungsi pikiran, sedangkan dalam minat seolah-olah menonjolkan fungsi rasa, tetapi kenyataanya apa yang menarik minat menyebabkan pula kita kita berperhatian, dan apa yang menyebabkan perhatian kita tertarik minat pun menyertai kita.” Dakir. 1971 : 81 Hal senada juga dikemukakan oleh Sandjaja 2005 bahwa suatu aktivitas akan dilakukan atau tidak sangat tergantung sekali oleh minat seseorang terhadap aktivitas tersebut, disini nampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas. Meichati Sandjaja, 2005 mengartikan minat Universitas Sumatera Utara adalah perhatian yang kuat, intensif dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun melakukan suatu aktivitas. Minat menurut Tidjan 1976 :71 adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu objek sebab ada perasaan senang. Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa minat itu sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu objek seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang terhadap objek tersebut. Sedangkan menurut Drs. Dyimyati Mahmud 1982, Minat adalah sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang situasi atau aktifitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman efektif yang distimulasi oleh hadirnya seseorang atau sesuatu objek, atau karena berpartisipasi dalam suatu aktifitas. Berdasarkan definisi tersebut dapatlah penulis kemukakan bahwa minat mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1. Minat adalah suatu gejala psikologis 2. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subjek karena tertarik. 3. Adanya perasaan senang terhadap objek yang menjadi sasaran 4. Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subjek untuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuan. Krapp, Hidi, dan Renninger Pintrich dan Schunk, 1996 membagi definisi minat secara umum menjadi tiga, yaitu: minat pribadi, minat situasi dan minat dalam ciri psikologi. a Minat pribadi, diartikan sebagai karakteristik kepribadian seseorang yang relatif stabil, yang cendrung menetap pada diri seseorang. Minat pribadi biasanya dapat langsung membawa seseorang pada beberapa aktivitas atau topik yang spesifik. Minat pribadi dapat dilihat ketika seseorang menjadikan sebuah aktivitas atau topik sebagai pilihan untuk hal yang pasti, secara umum menyukai topik atau aktivitas tersebut, menimbulkan kesenangan pribadi serta topik atau aktivitas yang dijalani memiliki arti penting bagi seseorang tersebut. Universitas Sumatera Utara b Minat situasi merupakan minat yang sebagian besar dibangkitkan oleh konsisi lingkungan. c Minat dalam ciri psikologi merupakan interaksi dari minat pribadi seseorang dengan ciri-ciri minat lingkungan. Renninger menjelaskan bahwa minat pada definisi ini tidak hanya pada karena seseorang lebih menyukai sebuah aktivitas atau topik, tetapi karena aktivitas atau topik tersebut memiliki nilai yang tinggi dan mengetahui lebih banyak mengenai topik atau aktivitas tersebut Dari beberapa definisi minat di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai minat, bahwa minat merupakan sebuah motivasi intrinsik sebagai kekuatan pembelajaran yang menjadi daya penggerak seseorang dalam melakukan aktivitas dengan penuh ketekunan dan cendrung menetap, dimana aktivitas tersebut merupakan proses pengalaman belajar yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan mendatangkan perasaan senang, suka dan gembira. Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan. Sedangkan dalam Webster’s New Collegiate Dictonary 1980 yaitu ikut serta dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan athletic games di Amerika Serikat UNESCO mendefinisikan olahraga sebagai “setiap aktivitas fisik berupa permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain, ataupun diri sendiri”. Sedangkan Dewan Eropa merumuskan olahraga sebagai “aktivitas spontan, bebas dan dilaksanakan dalam waktu luang”. Definisi terakhir ini merupakan cikal bakal panji olahraga di dunia “Sport for All” dan di Indonesia tahun 1983, “memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat” Rusli dan Sumardianto,2000: 6. Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi- potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila. Universitas Sumatera Utara Untuk penjelasan pengertian olahraga menurut Edward 1973 olahraga harus bergerak dari konsep bermain, games, dan sport. Ruang lingkup bermain mempunyai karakteristik antara lain; a. Terpisah dari rutinitas, b. Bebas, c. Tidak produktif, d. Menggunakan peraturan yang tidak baku. Ruang lingkup pada games mempunyai karakteristik; a. ada kompetisi, b. hasil ditentukan oleh keterampilan fisik, strategi, kesempatan. Sedangkan ruang lingkup sport; permainan yang dilembagakan. Dari pengertian minat dan olahraga diatas, maka dengan ini peneliti menyimpulkan bahwa minat berolahraga adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia seutuhnya.

1.6. Kerangka Konsep

Kerangka Konsep adalah sebagai hasil pemikiran yang rasional, merupakan uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai, dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesis Nawawi, 1995:40. Agar konsep- konsep tersebut dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas X Variabel bebas adalah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor unsur lain Nawawi, 1995:56. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komunikasi kelompok. 2. Variabel Terikat Y Variabel terikat adalah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas Universitas Sumatera Utara Nawawi, 1995:57. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat berolahraga. 3. Variabel Antara Z Variabel antara adalah sejumlah variabel yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadpa variabel bebas Nawawi, 1995:58. Variabel antara berada diantara variabel bebas dan variabel terikat, yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel bebas dengan karakteristik responden.

1.7. Model Teoritis

Dokumen yang terkait

Peran Komunikasi Kelompok dan Minat Berolahraga (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Minat Berolahraga Pada Anggota Asosiasi BMX Indonesia Pengda Sumatera Utara di Taman Sri Deli Medan

0 68 104

Komunikasi Kelompok Kecil Dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi kerja Karyawan PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun)

2 70 103

Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Sikap Anak (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Kelompok oleh Lembaga Obor Sahabat terhadap Sikap Anak di Daerah Pembuangan Sampah Akhir Simpang Kongsi Medan)

0 28 102

Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Aktualisasi Diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Aktualisasi Diri pada Mahasiswa UKM Sepak Bola Universitas Sumatera Utara)

6 58 123

Komunikasi Kelompok Dan Motivasi Pengembangan Diri (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Motivasi Pengembangan Diri pada Member MLM CNI di PO DC-369 Kota Pematang Siantar)

5 141 126

Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Oriflame Medan

14 127 155

Komunikasi Dalam Kelompok Indigo Di Kota Jakarta (Studi Etnografi Komunikasi Tentang Komunikasi Dalam Kelompok Indigo)

3 20 102

Komunikasi Kelompok Kecil Dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi kerja Karyawan PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun)

0 1 11

BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Kelompok II.1.1 Pengertian Komunikasi Kelompok - Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Aktualisasi Diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Aktualisasi Diri pada Mahasiswa UKM Sepak Bola

0 1 45

Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Aktualisasi Diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Aktualisasi Diri pada Mahasiswa UKM Sepak Bola Universitas Sumatera Utara)

0 0 12