1.5.1 Komunikasi
Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau
lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin communication yang artinya membagi.
Sebuah defenisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia bahwa: “komunikasi
adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang- orang mengatur lingkungannya dengan 1 membangun hubungan antar sesama manusia, 2
melalui pertukaran informasi, 3 untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain 4 serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu. Cangara,2004:18.
Komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujauan tertentu, artinya
komunikasi hanya bisa terjadi jika didukung dengan adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek. Unsur- unsur ini bisa juga disebut dengan komponen
atau elemen komunikasi. Terdapat beberapa macam pandangan tentang banyaknya unsur atau
elemen yang mendukung terjadinya komunikasi. Ada yang menilai bahwa terciptanya proses komunikasi, cukup didukung dengan tiga unsur, sementara ada
yang mengatakan umpan balik dan lingkungan juga termasuk kedalam unsur yang disebutkan tadi.
1.5.2 Komunikasi Kelompok
Filsuf Belanda, Baruch Spinoza 300 tahun yang lalu menyatakan bahwa manusia adalah binatang sosial. Pernyataan ini diperkuat oleh psikologi modern
yang menyebutkan bahwa orang lain mempunyai pengaruh yang sangat besar pada sikap kita, perilaku kita, dan bahkan persepsi kita Severin, 2005:219.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu
sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut Deddy Mulyana, 2005. Kelompok memiliki hubungan yang intensif diantara
mereka satu sama lainnya. Kelompok memiliki tujuan dan aturan yang dibuat sendiri dan merupakan kontribusi arus informasi diantara mereka sehingga
Universitas Sumatera Utara
mampu menciptakan atribut kelompok sebagai bentuk karateristik yang khas dan melekat pada kelompok itu.
Kelompok yang baik adalah kelompok yang dapat mengatur sirkulasi tatap muka yang intensif diantara anggota kelompok, serta tatap muka itu pula akan
mengatur sirkulasi makna diantara mereka, sehingga mampu melahirkan sentimen- sentimen kelompok serta kerinduan diantara mereka Bungin,
2006:264-265. Sedangkan kelompok yang baik menurut Marvin E. Shaw adalah kelompok yang dapat bermanfaat untuk suatu periode yang relatif panjang,
memiliki tujuan, dan memiliki struktur interaksi Sendjaja, 2005:111. Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara
beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya Anwar Arifin, 1984. Michael Burgoon dalam
Wiryanto, 2005 mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui,
seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota- anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain
secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja
tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok. Ronald Adler dan George Rodman membagi kelompok dalam tiga tipe,
yaitu kelompok belajar learning group, kelompok pertumbuhan growth group, dan kelompok pemecahan masalah problem solving group. Kelompok Asosiasi
BMX Indonesia Pengda Sumatera Utara di Taman Sri Deli Medan termasuk kelompok belajar dan kelompok pertumbuhan.
Salah satu bentuk komunikasi, yaitu komunikasi yang dapat di bagi menjadi dua yaitu small group dan large group. Komunikasi kelompok kecil
ditujukan kepada kognisi komunikan dan prosesnya berlangsung secara dialogis, tidak linier Effendy, 2003:76-77. Umpan balik dalam sebuah kelompok kecil
kerap kali berlangsung cepat dan langsung. Dalam kelompok kecil, orang memiliki keterlibatan dan komitmen yang kuat. Kelompok kecil memungkinkan
keterlibatan anggotanya secara verbal dan partisipasi yang sifatnya langsung.
Universitas Sumatera Utara
Adler dan Rodman mengemukakan empat elemen komunikasi kelompok, yaitu:
1. Interaksi, interaksi dalam kelompok merupakan faktor yang penting karena melalui interaksi kita dapat melihat perbedaan antara kelompok
dengan istilah coact. Sekumpulan dalam kelompok, bisa dinyatakan sebagai kelompok, apabila mereka bertukaran pesan.
2. Waktu, sekumpulan orang yang berinteraksi untuk jangka waktu yang panjang, karena berinteraksi dalam jangka waktu yang panjang maka
komunikasi kelompok dapat berjalan. 3. Partisipasi, keikutsertaan anggota atau keterlibatan dalam interaksi.
4. Tujuan, yang mengandung pengertian keanggotaan dalam suatu kelompok akan membantu individu yang menjadi anggota kelompok
dapat mencapai tujuan yang diinginkannya. Keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat dicerminkan oleh adanya
fungsi- fungsi yang akan dilaksanakannya. Fungsi- fungsi tersebut mencakup fungsi hubungan sosial, pendidikan, persuasi, pemecahan masalah dan pembuat
keputusan, serta fungsi terapi. Semua fungsi ini dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat, kelompok, dan para anggota kelompok itu sendiri Sendjaja,
2005:268
1.5.3 Minat Berolahraga