Fungsi Komunikasi Kelompok Komunikasi Kelompok Besar

komunikasi seperti itu terjadi apa yang disebut “infectious exaltation” atau penjalaran semangat yang bernyala- nyala, sejenis histeris atau hipnotis secara kolektif yang mempengaruhi pikiran dan tindakan. Proses komunikasi kelompok besar bersifat linear, satu arah dari titik yang satu ke titik yang lain, dari komunikator kepada komunikan. Tidak seperti kelompok kecil yang seperti telah diterangkan tadi berlangsung secara sirkular, dialogis, dan bertanya jawab. Dalam pidato dilapangan, kecil kemungkinannya terjadi dialog antara orator dengan salah seorang dari khalayak massa. Maka dengan itu, komunikasi kelompok di Asosiasi BMX Pengda Sumatera Utara di Taman Sri Deli Medan, sebagai salah satu komunikasi kelompok besar karena sifatnya yang heterogen dan bersifat linear.

2.2.3 Fungsi Komunikasi Kelompok

Kita mendapati bermacam- macam kelompok di masyarakat. Artinya, ada faktor- faktor lain yang mendorong terjadinya komunikasi kelompok. Alasan atau motivasi seseorang masuk dalam kelompok dapat bervariasi, antara lain: a. Seseorang masuk dalam kelompok pada umumnya ingin mencapai tujuan yang secara individu tidak dapat atau sulit dicapai. b. Kelompok dapat memberikan, baik kebutuhan fisiologis walaupun tidak langsung maupun kebutuhan psikologis. c. Kelompok dapat mendorong pengembangan konsep diri dan mengembangkan harga diri seseorang. d. Kelompok dapat pula memberikan pengetahuan dan informasi. e. Kelompok dapat memberikan keuntungan ekonomis. Oleh karena itu, dalam masyarakat kita dapat menjumpai adanya berbagai macam kelompok yang berbeda satu sama lain. Dengan tujuan yang berbeda, mereka masuk dalam kelompok yang berbeda pula Walgito, 2008:13-15. Keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat dicerminkan oleh adanya fungsi- fungsi yang akan dilaksanakannya. Fungsi- fungsi tersebut mencakup fungsi hubungan sosial, pendidikan, persuasi, pemecahan masalah, pembuatan keputusan dan fungsi terapi. Semua fungsi ini dimanfaatkan untuk kepentingan Universitas Sumatera Utara masyarakat, kelompok dan para anggota kelompok itu sendiri. Fungsi pertama dalam kelompok adalah hubungan sosial, dalam arti bagaimana suatu kelompok dapat memelihara dan memantapkan hubungan sosial diantara para anggotanya seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk melakukan aktifitas yang informal, santai dan menghibur. Pendidikan adalah fungsi kedua dari kelompok, dalam arti bagaimana sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja untuk mencapai dan mempertukarkan pengetahuan. Melalui fungsi pendidikan ini, kebutuhan- kebutuhan dari para anggota kelompok, kelompok itu sendiri bahkan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Namun demikian, fungsi pendidikan dalam kelompok akan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, bergantung pada tiga faktor, yaitu jumlah informasi baru yang didistribusikan, jumlah partisipan dalam kelompok serta frekuensi interaksi diantara para anggota kelompok. Fungsi pendidikan ini akan sangat efektif jika setiap anggota kelompok membawa pengetahuan baru yang berguna bagi kelompoknya. Tanpa pengetahuan baru yang disumbangkan masing- masing anggota, mustahil fungsi edukasi ini akan tercapai. Dalam fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya mempersuasikan anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Seseorang yang terlibat usaha- usaha persuasif dalam suatu kelompok, membawa resiko untuk tidak diterima oleh para anggota lainnya. Misalnya, jika usaha- usaha persuasif tersebut terlalu bertentangan dengan nilai- nilai yang berlaku dalam kelompok, maka justru orang yang berusaha mempersuasi tersebut akan menciptakan suatu konflik, dengan demikian malah membahayakan kedudukannya dalam kelompok. Fungsi kelompok juga dicerminkan dengan kegiatan- kegiatannya untuk memecahkan persoalan dan membuat keputusan- keputusan. Pemecahan masalah berkaitan dengan penemuan alternative atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya, sedangkan pembuat keputusan berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi, pemecahan masalah menghasilakan materi atau bahkan untuk pembuat keputusan. Terapi adalah fungsi kelima dari kelompok. Kelompok terapi memiliki perbedaan dengan kelompok lainnya, karena kelompok terapi tidak memiliki Universitas Sumatera Utara tujuan. Objek dari kelompok terapi adalah membantu setiap individu mencapai perubahan sosialnya. Tentunya, individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya guna mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya adalah membantu dirinya sendiri, bukan membantu kelompok mencapai tujuan. Anggota kelompok memiliki pengaruh yang sama, satu sama lain untuk menjadikan orang yang bersama- sam itu sebuah kelompok, setiap anggota harus terbuka terhadap pengaruh bersama setiap orang dalam kelompok itu harus ikut serta dalam kegiatan untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Semangat timbal- balik ini meruakan hal yang penting bagi integritas suatu kelompok kecil. Perilaku setiap anggota ditentukan dan menetukan perilaku orang lain. Kehadiran seseorang dalam sebuah kelompok dapat berpengaruh sangat penting terhadap perilaku dan pemikiran anggota lain dan keseluruhan proses dalam kelompok tersebut. Beberapa orang memberikan kontribusi gagasan dan mengajukan pertanyaan- pertanyaan, beberapa orang lainnya menjaga kelompok tetap terpusat pada tugas. Seorang anggota dapat memberikan kontribusi pada kelompoknya dengan menghentikan ketegangan, berurusan dengan konflik, berpegang pada jadwal, atau bertindak sebagai penyimapan catatan. Seorang pemimpin adalah seorang yang mempengaruhi kelompok, tetapi tindakan kepemimpinannya membantu para anggota mencapai tujuan mereka yang sangat diperlukan bagi kesejahteraan kelompok. Setiap anggota dapat dan harus mempengaruhi anggota- anggota lain dan keputusan kelompok. Suatu faktor yang kritis dari partisipasi kelompok adalah bahwa setiap anggota harus bersikap terbuka dan mampu mengesampingkan ambisi pribadi dan menghindarkan perilaku lain yang dapat merusak kelompok dan hasil akhir tujuannya. Universitas Sumatera Utara 2.3 Minat Berolahraga 2.3.1 Pengertian Minat

Dokumen yang terkait

Peran Komunikasi Kelompok dan Minat Berolahraga (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Minat Berolahraga Pada Anggota Asosiasi BMX Indonesia Pengda Sumatera Utara di Taman Sri Deli Medan

0 68 104

Komunikasi Kelompok Kecil Dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi kerja Karyawan PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun)

2 70 103

Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Sikap Anak (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Kelompok oleh Lembaga Obor Sahabat terhadap Sikap Anak di Daerah Pembuangan Sampah Akhir Simpang Kongsi Medan)

0 28 102

Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Aktualisasi Diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Aktualisasi Diri pada Mahasiswa UKM Sepak Bola Universitas Sumatera Utara)

6 58 123

Komunikasi Kelompok Dan Motivasi Pengembangan Diri (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Motivasi Pengembangan Diri pada Member MLM CNI di PO DC-369 Kota Pematang Siantar)

5 141 126

Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Oriflame Medan

14 127 155

Komunikasi Dalam Kelompok Indigo Di Kota Jakarta (Studi Etnografi Komunikasi Tentang Komunikasi Dalam Kelompok Indigo)

3 20 102

Komunikasi Kelompok Kecil Dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi kerja Karyawan PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun)

0 1 11

BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Kelompok II.1.1 Pengertian Komunikasi Kelompok - Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Aktualisasi Diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Aktualisasi Diri pada Mahasiswa UKM Sepak Bola

0 1 45

Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Aktualisasi Diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Aktualisasi Diri pada Mahasiswa UKM Sepak Bola Universitas Sumatera Utara)

0 0 12