BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia adalah makhluk sosial dengan struktur dan fungsi yang sangat sempurna bila dibandingkan dengan makhluk lainnya. Manusia juga diciptakan
sebagai makhluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Karena itu manusia disebut sebagai
makhluk yang unik, yang memiliki kemampuan sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Oleh karena sifatnya ini, maka secara alamiah akan
membentuk kelompok- kelompok yang akan berpengaruh dalam kehidupannya. Sejak kelahirannnya di muka bumi, manusia telah memiliki kelompok
pertama yang disebut kelompok formal- primer yaitu keluarga, dimana kelompok ini merupakan salah satu dari jenis kelompok- kelompok yang paling berkesan di
setiap individu. Namun seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya individu pun mulai melepas hubungan- hubungan keluarga itu dan memasuki
dunia luar untuk melalukan berbagai kegiatannya dan bertemu dengan manusia lain yang memiliki kesamaan tujuan, kepentingan, dan berbagai aspirasi lainnya
Bungin, 2006:47-48. Di dalam kelompok, setiap anggota kelompok saling berinteraksi,
berkomunikasi dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan individu akan memilih kelompok yang memiliki nilai- nilai, minat dan
tujuan yang sama dengan mereka sebelum memasuki suatu kelompok. Dengan demikian mereka bisa saling berbagi informasi, pengalaman dan pengetahuan
dengan anggota lainnya. Sebagai suatu kelompok, mereka memiliki tujuan yang ditetapkan bersama
yang kemudian disebut sebagai tujuan kelompok. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya kerjasama yang baik diantara anggotanya. Disamping itu
mereka juga telah menetapkan aturan- aturan atau norma- norma dan peran pada masing- masing anggotanya untuk memudahkan terwujudnya tujuan bersama
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Kelompok juga memiliki tujuan- tujuan yang diperjuangkan bersama, sehingga kehadiran setiap orang dalam kelompok diikuti dengan tujuan- tujuan
pribadinya. Dengan demikian, kelompok memiliki dua tujuan utama, yaitu tujuan masing- masing pribadi dalam kelompok dan tujuan kelompok itu sendiri. Setiap
tujuan individu harus sejalan dengan tujuan kelompok, sedangkan tujuan kelompok harus memberi kepastian kepada tercapainya tujuan- tujuan individu.
Sebuah kelompok akan bertahan lama apabila dapat memberi kepastian bahwa tujuan individu dapat dicapai melalui kelompok, sebaliknya individu setiap saat
dapat meninggalkan kelompok apabila ia menganggap kelompok tidak memberi kontribusi bagi tujuan pribadinya.
Kelompok juga memberikan identitas terhadap individu, melalui identitas ini setiap anggota kelompok secara tidak langsung berhubungan satu dengan yang
lain. Melalui identitas ini individu melakukan pertukaran fungsi dengan individu yang lain dalam kelompok. Pergaulan ini akhirnya menciptakan aturan- aturan
yang harus ditaati oleh setiap individu dalam kelompok sebagai sebuah kepastian hak dan kewajiban mereka dalam kelompok. Aturan- aturan inilah bentuk lain dari
karakter sebuah kelompok yang dapat dibedakan dengan kelompok lain dalam masyarakat.
Prinsip identitas dan tujuan dalam kelompok inilah yang juga diterapkan dalam Asosiasi BMX Indonesia ABI di Taman Sri Deli Medan. Pada saat
sekarang ini, olahraga bersepeda sudah banyak diminati dan disukai olah banyak orang. Salah satu olagraga bersepeda yang bersifat menyehatkan tubuh, olahraga
prestasi dan tergolong ekstrem di kalangan masyarakat awam adalah olahraga super cross BMX.
Olahraga sepeda BMX pada awalnya melewati perjalanan dari Gundaling- Tanah Karo menuju Medan, yang paling penting dari touring ini adalah bersepeda
menuruni jalan dari Gundaling ke Medan. Seiring dengan berkembangnya kreatifitas dan tantangan maka orang- orang yang menggeluti olahraga bersepeda
BMX mulai membuat sebuah komunitas organisasi dan alat bantu dalam latihan sepeda BMX, sehingga banyaklah yang tertarik untuk membuatnya dalam event-
event dan pertandingan yang resmi di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
Universitas Sumatera Utara
Keberhasilan untuk meningkatkan derajat sehat dan kebugaran jasmani masyarakat dapat diperankan dan digerakkan oleh keberadaan organisasi ini,
maka dibentuklah Asosiasi BMX Indonesia pada tanggal 28 Juli 1992 di Jakarta. Karena terus berkembang dan banyak diminati oleh masyarakat sehingga
pengembangan olahraga sepeda BMX adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan keolahragaan nasional sehingga sehubungan
dengan itu, dipandang perlu dibentuk Pengurus Daerah ASOSIASI BMX INDONESIA di setiap daerah dalam wilayah negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pada tanggal 4 April 2010, Asosiasi BMX Indonesia melebarkan kembali
sayapnya ke Sumatera Utara. Ini dilakukan untuk menghimpun dan meberdayakan organisasi dan potensi olahraga sepeda BMX yang ada di propinsi Sumatera
Utara. Maka terbentuklah Asosiasi BMX Indonesia Pengda Sumatera Utara Periode 2010- 2015. Dalam penelitian ini, penulis mengambil penelitian di
Asosiasi BMX Pengda Sumatera Utara di Taman Sri Deli Medan. Dalam melaksanakan tugasnya, pengurus Asosiasi BMX Indonesia Pengda
Sumatera Utara memperoleh pembinaan dari Gubernur Propinsi Sumatera Utara dan berkoordinasi dengan Pengurus Nasional Asosiasi BMX Indonesia. Dengan
adanya dukungan dari pemerintah dan pengurus nasional maka dapat mengembangkan dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, manajemen,
organisasi, program, dan kegiatan olahraga sepeda BMX yang ada di propinsi dan seluruh kabupaten kota dalam wilayah propinsi Sumatera Utara.
Oleh karena itu, dengan adanya dukungan, naungan, dan motivasi dari pemerintah dan pengurus nasional di olahraga sepeda BMX ini diharapkan dapat
lebih meningkatkan minat berolahraga di seluruh lapisan masyarakat dalam olahraga bersepeda khususnya sepeda jenis BMX ini.
Untuk dapat memahami pentingnya minat berolahraga yang ada dalam diri seseorang, secara sistematis terlebih dahulu perlu memahami permasalahan dan
urgensinya. Selanjutnya memahami pengertian minat, minat berolahraga, dan penerapan praktiknya dalam kehidupan yang sesungguhnya. Jadi komunikasi
kelompok dalam Asosiasi BMX Indonesia Pengda Sumatera Utara di Taman Sri Deli Medan dan pengaruhnya patut untuk diteliti, untuk melihat bagaimana
Universitas Sumatera Utara
komunikasi dalam kelompok ini berhasil menggugah anggotanya dan masyarakat banyak.
Melalui peningkatan minat berolahraga sepeda BMX ini, dapat diketahui apakah suatu keklompok dalam memberi inspirasi bagi anggotanya dan
masyarakat, serta diharapkan dapat memperluas wawasan tentang olahraga sepeda BMX yang banyak diminati masyarakat khususnya anak muda untuk memberikan
pengaruh positif dalam kehidupan mereka yang sesungguhnya. Tak lepas dari semua masalah tersebut, penelitian ini bersifat korelasional. Peneliti ingin melihat
bagaimanakah hubungan komunikasi dalam kelompok olahraga sepeda BMX dan minat berolahraga anggotanya.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Minat Berolahraga Pada Anggota
Asosiasi BMX Pengda Sumatera Utara di Taman Sri Deli Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Perumusan Masalah