a. Kuesioner, yaitu usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh
responden Nawawi, 1991:117. b. Wawancara, alat pengumpulan data yang berbentuk sejumlah pertanyaan
lisan yang diajukan oleh pengumpul data sebagai pencari informasi Nawawi, 1995:98.
c. Observasi yaitu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala- gejala yang tampak pada objek penelitian.
3.5 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini kemudian akan dianalisis dengan menggunakan 3 tahap analisis, yaitu:
1. Analisis Tabel Tunggal Merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi- bagikan
variabel penelitian kedalam kategori- kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data
yang terdiri dari kolom, sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori Singarimbun, 1995:273.
2. Analisis Tabel Silang Merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk menganalisis dan
mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif
atau negatif Singarimbun, 1995:273. 3. Uji Hipotesis
Merupakan pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk mengkaji hubungan antara
kedua variabel yang dikorelasikan, maka peneliti menggunakan rumus korelasi Spearman’s Rho Rank- Order Correlations, yang bersumber dari
aplikasi SPSS for windows 13.0. Dimana Sperman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara
variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya, untuk mengukur kekuatan derajat hubungan, digunakan nilai koefisien korelasi sebagai berikut:
0,20 : hubungan rendah sekali atau lemah sekali
0,20 – 0,39 : hubungan rendah tapi pasti
0,40 – 0,70 : hubungan yang cukup pasti
0,71 – 0,90 : hubungan yang tinggi
0,90 : hubungan yang sangat tinggi
Kemudian tahap selanjutnya adalah mencari besarnya kekuatan pengaruh antara variabel X terhadap Y, yaitu dengan rumus: Kp = Rs² x 100 Rakhmat,
2005:30
3.6 Pelaksanaan Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti akan melalui beberapa tahapan proses pengumpulan data, yaitu:
3.6.1 Tahap Awal
Pada tahap awal, peneliti terlebih dahulu harus meminta surat izin penelitian kepada bagian pendidikan FISIP USU untuk mengadakan kegiatan
penelitian di kantor Asosiasi BMX Pengda Sumatera Utara di Medan. Surat izin ini kemudian ditujukan kepada Ketua dan Sekretaris Asosiasi BMX Pengda
Sumatera Utara untuk memperoleh data- data yang diperlukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.
3.6.2 Pengumpulan Data
Bagian ini merupakan bagian dari penelitian yang dilakukan mengenai “Komunikasi Kelompok dan Minat Berolahraga”, dimana keseluruhan populasi
yang berjumlah 800 orang dan yang dijadikan sampel adalah sebanyak 89 orang. Pengumpulan data dimulai dengan penyebaran kuisoner dimulai sejak
tanggal 14 Mei sd 20 Mei 2012. Jumlah kuisoner yang disebarkan adalah sebanyak 89 buah. Kuisoner ini dibagikan kepada sebagian anggota Asosiasi
BMX Indonesia Pengda Sumatera Utara di Taman Sri Deli Medan. Pada saat pengisian kuisoner, peneliti akan membimbing para responden
agar dapat mengisi data- data yang ada dengan baik dan benar.
Universitas Sumatera Utara
3.7 Proses Pengolahan Data
Setelah nantinya peneliti berhasil mengumpulkan data dari 89 orangyang dijadikan responden, maka peneliti akan memulai pengolahan data. Adapun
tahapan pengolahan data yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut:
1. Penomoran Kuesioner: proses ini dengan memberikan nomor 01-89 dalam
kotak nomor responden yang tersedia di kanan atas kuesioner. 2.
Editing: pada tahap ini peneliti melakukan perbaikan atau pembenahaan dari jawaban responden yang meragukan untuk menghindari terjadinya
kesalahan pengisian data dalam kotak kode yang disediakan. 3.
Coding: proses pemindahaan jawaban responden ke dalam kotak-kotak kode yang telah disediakan pada lembar kuesioner dalam bentuk angka
skor 4.
Inventarisasi: data mentah yang diperoleh dimasukkan kedalam lembar FC
Foltron Cobol sehingga membentuk kesatuan. 5.
Tabulasi data: pada tahap ini data kuesioner penelitian dimasukkan kedalam tabulasi deskriptif frekuensi, tabulasi deskriptif tabel silang
crosstab, persentase, dan selanjutnya dianalisa kecenderungan jawaban sebagai jawaban mayoritas yang menunjukkan keadaan umumnya dengan
menggunakan piranti lunak SPSS versi 13.0.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan BMX
BMX dimulai pada awal tahun 1970-an ketika anak- anak Amerika mulai balap sepeda di trek kotoran di Southern California, menggambar inspirasi dan
motorcross dan superstars of the time. Ukuran arena yang ada diperkecil sehingga sesuai dengan tenaga manusia untuk menjadikan alam sepeda pilihan,
karena mereka dengan mudah disesuiakan dengan penanganan dan kinerja tenaga yang lebih baik. BMX merupakan fenomena dipertengan tahun 1970-an sehingga
beberapa puluh tahun trek sirkuit dibangun di Californiadan membuat para produsen berusaha untuk merancang sepeda khusus untuk olahraga BMX. Hingga
akhirnya BMX diperkenalkan ke khalayak ramai khususnya di California hingga mewabah ke negara- negara lain termasuk Indonesia.
BMX kemudian masuk menjadi cabang olahraga yang dipertandingkan di arena Pekan Olaraga Nasional PON VI Kalimantan Timur serta menjadi cabang
olahraga yang dipertandingkan di Olympiade Beijing 2008. Hal ini menunjukkan bahwa keseriusan dalam olahraga BMX ini tidak lagi menjadi alasan untuk kita
memandang sebelah mata terhadap olahraga sepeda BMX. Melihat kondisi yang ada, maka Asosiasi BMX Indonesia Pengda Sumatera Utara yang merupakan
wadah BMX dengan tujuan untuk membina dan mengembangkan dengan seriusa olahraga BMX dengan mengirimkan atlit- atlit BMX Pengda Sumatera Utara
untuk berlaga di Kejuaraan Indonesia Open Extreme Sport Championship IOXC pada Oktober 2011 yang lalu.
Asosiasi BMX Sumatera Utara sebenarnya sudah berdiri sejak tahun 2009 tetapi pengukuhannya dari Pengurus Nasional Asosiasi BMX Indonesia
dikeluarkan dan disahkan pada tanggal 20 Januari 2010. Olahraga sepeda BMX ini dinaungi lagi oleh FORMI Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia
yang diketuai oleh Drs. Sujamrat Amro MM sehingga olahraga sepeda BMX ini bukan hanya sebagai bagian untuk dijadikan pertandingan saja tetapi juga untuk
Universitas Sumatera Utara