BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan BMX
BMX dimulai pada awal tahun 1970-an ketika anak- anak Amerika mulai balap sepeda di trek kotoran di Southern California, menggambar inspirasi dan
motorcross dan superstars of the time. Ukuran arena yang ada diperkecil sehingga sesuai dengan tenaga manusia untuk menjadikan alam sepeda pilihan,
karena mereka dengan mudah disesuiakan dengan penanganan dan kinerja tenaga yang lebih baik. BMX merupakan fenomena dipertengan tahun 1970-an sehingga
beberapa puluh tahun trek sirkuit dibangun di Californiadan membuat para produsen berusaha untuk merancang sepeda khusus untuk olahraga BMX. Hingga
akhirnya BMX diperkenalkan ke khalayak ramai khususnya di California hingga mewabah ke negara- negara lain termasuk Indonesia.
BMX kemudian masuk menjadi cabang olahraga yang dipertandingkan di arena Pekan Olaraga Nasional PON VI Kalimantan Timur serta menjadi cabang
olahraga yang dipertandingkan di Olympiade Beijing 2008. Hal ini menunjukkan bahwa keseriusan dalam olahraga BMX ini tidak lagi menjadi alasan untuk kita
memandang sebelah mata terhadap olahraga sepeda BMX. Melihat kondisi yang ada, maka Asosiasi BMX Indonesia Pengda Sumatera Utara yang merupakan
wadah BMX dengan tujuan untuk membina dan mengembangkan dengan seriusa olahraga BMX dengan mengirimkan atlit- atlit BMX Pengda Sumatera Utara
untuk berlaga di Kejuaraan Indonesia Open Extreme Sport Championship IOXC pada Oktober 2011 yang lalu.
Asosiasi BMX Sumatera Utara sebenarnya sudah berdiri sejak tahun 2009 tetapi pengukuhannya dari Pengurus Nasional Asosiasi BMX Indonesia
dikeluarkan dan disahkan pada tanggal 20 Januari 2010. Olahraga sepeda BMX ini dinaungi lagi oleh FORMI Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia
yang diketuai oleh Drs. Sujamrat Amro MM sehingga olahraga sepeda BMX ini bukan hanya sebagai bagian untuk dijadikan pertandingan saja tetapi juga untuk
Universitas Sumatera Utara
mengajak masyarakat secara luas untuk menumbuh kembangkan kembali sepeda sebagai sarana untuk menuju hidup sehat dan terciptanya go green.
Adapun susunan pengurus Asosiasi BMX Pengda Sumatera Utara Periode
tahun 2009- 2014 adalah sebagai berikut:
A. PEMBINA 1. GUBERNUR SUMATERA UTARA
2. KONI SUMATERA UTARA 3. KADISPORA SUMATERA UTARA
B. PENASEHAT 1. KETUA KOMISI E DPRD SUMATERA UTARA
2. FORMI SUMATERA UTARA 3. PENGPROV ISSI SUMATERA UTARA
4. JIM HENDRALIM
C. PENGURUS 1. KETUA
: RENO HENDRA MANURUNG 2. SEKRETARIS JENDRAL
: BAHRAIN, SH, M.H 3. SEKRETARIS
: RAHMAT HIDAYAT 4. BENDAHARA
: FADALLAH ANSARI 5. HUMAS
: HUSAINI AZHAR PANE, S.E
D. BIDANG- BIDANG 1. BID. BMX FREESTYLE
: DWI ANDIKA 2. BID. BMX SUPERCROSS
: SULAIMAN 3. BID. PERALATAN
: EDI SUPANTO 4. BID. LITBANG
: ARIFIN 5. BID. IT
: EMPHIE 6. BID PERLOMBAAN
: IRWANSYAH 7. BID. DOKUMENTASI
: ERIK ISWANDI
Universitas Sumatera Utara
4. 2 Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Adapun yang menjadi tahapan dalam pelaksanaan penelitian ini meliputi: a Pengumpulan data
Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa proses pengumpulan data yang terdiri dari:
1. Penyebaran kuisioner sebanyak 89 orang di Taman Sri Deli Medan dengan usia 15-55 tahun yang merupakan kelompok usia yang
produktif, dan dianggap dapat memahami maksud dan tujuan dari si peneliti dan mampu menjawab pertanyaan yang diberikan.
2. Dalam menyebarkan kuisioner, peneliti turut serta mencantumkan keterangan seperlunya dengan pertanyaan dan alternatif jawaban
yang sudah disediakan berdasarkan ketentuan dan cara menjawab yang sudah tertera dalam lembar kuisioner.
b Pengolahaan data Setelah melakukan proses pengumpulan data, maka tahapan selanjutnya
adalah pengolahaan data berdasarkan jawaban yang telah diberikan responden dalam kuisioner penelitian. Adapun proses tahapan-tahapan pengolahan data
diantaranya yakni: 1. Penomoran Kuesioner: proses ini dengan memberikan nomor 01-
89 dalam kotak nomor responden yang tersedia di kanan atas kuesioner.
2. Editing: pada tahap ini peneliti melakukan perbaikan atau pembenahaan dari jawaban responden yang meragukan untuk
menghindari terjadinya kesalahan pengisian data dalam kotak kode yang disediakan.
3. Coding: proses pemindahaan jawaban responden ke dalam kotak- kotak kode yang telah disediakan pada lembar kuesioner dalam
bentuk angka skor
Universitas Sumatera Utara
4. Inventarisasi: data mentah yang diperoleh dimasukkan kedalam lembar FC Fotron Cobol sehingga membentuk kesatuan.
5. Tabulasi data: pada tahap ini data kuesioner penelitian dimasukkan kedalam tabulasi deskriptif frekuensi, tabulasi deskriptif tabel
silang crosstab, persentase, dan selanjutnya dianalisa kecenderungan jawaban sebagai jawaban mayoritas yang
menunjukkan keadaan umumnya dengan menggunakan piranti lunak SPSS versi 13.0.
4.3 Analisis Data Tabel Tunggal