Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

b Need for Affiliation, yaitu kebutuhan untuk berafiliasi yang merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, berada bersama orang lain, tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan orang lain. c Need for Power, yaitu kebutuhan untuk kekuasaan yang merupakan refleksi dari dorongan untuk mencapai otoritas untuk memiliki pengaruh dari orang lain.

2.2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

1 Gaji Menurut Riva’i 2005, gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai konsekuensi dari statusnya sebagai seorang karyawan yang memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan perusahaan. Atau dapat juga dikatakan sebagai bayaran tetap yang diterima seseorang karena kedudukan dalam perusahaan. Menurut Prabu 2005, gaji merupakan uang yang dibayarkan kepada pegawai atas jasa pelayanannya yang diberikan secara bulanan. Sedangkan As’ad 2004, gaji adalah upah kerja yang dibayar dalam waktu yang tetap. Sebenarnya bukan saja waktunya yang tetap tetapi secara relatif banyaknya upah itupun sudah pasti jumlahnya. Pendapat Dessler yang dikutip oleh Samsudin 2006, mengatakan gaji adalah sesuatu yang berkaitan dengan uang yang diberikan kepada pegawai atau karyawan. Menurut pendapat Martoyo 2000, upah atau gaji merupakan suatu bentuk pemberian kompensasi yang bersifat finansial dan merupakan yang utama dari bentuk-bentuk kompensasi yang ada bagi karyawan. Sebab upah dan gaji tersebut bagi setiap karyawan yang menerimanya merupakan faktor atau berfungsi sebagai jaminan kelangsungan bagi kehidupannya. Tujuan pemberian gaji atau upah : 1. Ikatan Kerjasama 2. Kepuasan Kerja 3. Pengadaan Efektif 4. Motivasi 5. Stabilitas Karyawan 6. Disiplin 7. Pengaruh Serikat Buruh 8. Pengaruh Asosiasi Usaha Sejenis atau Kadin 9. Pengaruh Pemerintah 2 Suasana Kerja Menurut Buchari 2004, sesuai dengan teori kebutuhan atau kepuasan, membagi dua faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu faktor intrinsik adalah faktor yang memuaskan dalam diri pekerja dan faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor luar yang menyehatkan orang. Menurut teori ini, faktor-faktor yang sifatnya menyehatkan dan datang dari luar atau bersifat ekstrinsik, contohnya adalah upah dan kondisi lingkungan fisik pekerjaan. Suasana kerja dan kondisi lingkungan kerja disini adalah segala hal baik itu berasal dari dalam maupun dari luar organisasi tempat bekerjanya yang mendukung dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pegawai sehingga tugasnya dapat selesai tepat pada waktunya dengan hasil yang memuaskan. Selain itu kerjasama dengan sesama pegawai juga termasuk didalamnya, karena kerjasama atau hubungan yang terjalin dengan baik semakin mempermudah mereka dalam melakukan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka. Seperti pula yang dikemukakan oleh Ravianto dan Martoyo 2000, menyatakan bahwa beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja salah satu diantaranya adalah dukungan atau kerjasama dari rekan kerja. 3 Perhatian Pimpinan Dalam melaksanakan tugasnya para pegawai atau karyawan dalam suatu organisasi membutuhkan dukungan ataupun perhatian dari pimpinannya agar memudahkan mereka dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam mengemban tugasnya. Apabila pimpinan dari organisasi memberikan perhatian terhadap kinerja para pegawainya maka para pegawai tersebut merasa mendapatkan dukungan secara moril sehingga pegawai tersebut memiliki semangat kerja atau motivasinya dalam menyelesaikan tugasnya dan hal itu merupakan suatu penghargaan tersendiri bagi pegawainya. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mengarahkan, mempengaruhi, mendorong, mengendalikan orang lain atau bawahannya untuk bisa melakukan suatu pekerjaan atas kesadarannya dan rasa sukarela dalam mencapai suatu tujuan tertentu Putu, 2008. Menurut pendapat Stoner 1994 yang dikutip oleh Umar 2003, mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu proses pengarahan dan usaha mempengaruhi aktifitas yang berkaitan dengan tugas para anggota kelompok. Kepemimpinan sudah tentu tidak akan terlepas dari siapa yang memimpin. 4 Kesejahteraan Sosial Untuk meningkatkan kinerja atau motivasi kerja dari seorang pegawai atau karyawan, maka suatu organisasi atau perusahaan harus memperhatikan dan memenuhi kesejahteraan sosial pegawai atau karyawan tersebut. Kesejahteraan merupakan balas jasa pelengkap atau materiil dan non materiil yang diberikan kebijaksanaan dan bertujuan untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik serta mental karyawan agar produktivitasnya meningkat. Sesuai pula dengan teori yang dikemukakan oleh Maslow tentang kebutuhan keamanan dan rasa aman, didalamnya terdapat jaminan pensiun, asuransi kerja dan asuransi kesehatan, serta tunjangan-tunjangan lain yang semua itu harus dapat dipenuhi oleh setiap organisasi atau perusahaan tempat bekerjanya agar kesejahteraan sosial karyawan atau pegawainya dapat tercapai, sehingga akan meningkat dan pekerjaannya dapat terselesaikan tepat pada waktunya serta memuaskan, karena karyawan atau pegawai merasa aman dan yakin karena kebutuhan kesejahteraan sosialnya dapat terpenuhi oleh organisasi atau perusahaan tempat bekerjanya. ”Kesejahteraan sosial” social welfare memiliki arti berwayuh wajah. Kesejahteraan sosial dapat diartikan sebagai pendekatan atau kegiatan terorganisir dalam bidang pembangunan sosial Suharto, 2007. Menurut Ravianto dan Martoyo 2000, menyatakan bahwa beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja diantaranya adalah atasan atau pimpinan, rekan kerja, sarana fisik, kebijaksanaan dan peraturan, imbalan jasa uang dan non uang, jenis pekerjaan dan tantangan. Motivasi individu untuk bekerja dipengaruhi oleh sistem kebutuhannya.

2.2.4. Unsur-unsur Penggerak Motivasi Kerja