jenis kelamin dalam lingkungan kerja; d prinsip pekerjaan yang manusia; e tipe manajer; f sikap bersosial dalam lingkungan kerja. Pada dimensi
uncertainty avoidance , indikator lingkungan kerja mencakup a kebutuhan
akan peraturan dalam lingkungan kerja; b orientasi dalam bekerja; c semangat bekerja; d sikap terhadap pencapaian ketelitian; e sikap terhadap
perilaku karyawan; f bentuk penilaian terhadap hasil pekerjaan.
B. Locus of Control
1. Pengertian Locus of Control Locus of control
adalah suatu konsep yang memberikan gambaran tentang keyakinan seseorang mengenai sumber penentu pribadinya Rotter
dalam Pujiwati, 2004:30. Locus of control dibedakan menjadi dua yaitu locus of control
internal dan locus of control eksternal. Individu dikatakan memiliki locus of control internal jika memiliki keyakinan bahwa apa yang
terjadi pada dirinya adalah karena pengaruh dari dirinya sendiri dan keberhasilan atau kegagalan dipandang sebagai akibat perilakunya. Individu
yang mempunyai locus of control eksternal cenderung memiliki keyakinan bahwa faktor-faktor di luar dirinya mempengaruhi perilakunya. Keberhasilan
dan kegagalan
dalam hidupnya
dipandang sebagai
nasib, faktor
keberuntungan, kesempatan karena kekuasaan orang lain atau karena kondisi- kondisi yang tidak dapat dikuasainya Rotter dalam Pujiwati, 2004:32.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa locus of control merupakan keyakinan individu tentang faktor-faktor yang mengatur kejadian-
kejadian dalam hidupnya, yang dapat dikontrol locus of control internal dan yang di luar kontrol dirinya locus of control eksternal, serta sejauh mana
orang tersebut merasakan adanya hubungan antara usaha-usaha yang telah dilakukannya dengan akibat-akibatnya.
2. Dimensi Locus of Control Rotter Locus
of control
mempuyai enam
dimensi yaitu
status-recognition pengakuan
status, dominance
dominasi, independence
ketidaktergantungan, protection-dependency
perlindungan- ketergantungan, love and affection cinta dan kasih sayang, dan physical
comfort kenyamanan fisik. Pada dimensi status-recognition pengakuan
status, indikator locus of control mencakup kebutuhan untuk dihargai, ingin dianggap kompeten, dan kesuksesan dalam berkarya. Pada dimensi
dominance dominasi, indikator locus of control mencakup kebutuhan untuk
mengontrol aktivitas orang lain dan kebutuhan untuk berkuasa. Pada dimensi independence
ketidaktergantungan, indikator locus of control mencakup keyakinan diri dan menggantungkan pada diri sendiriusaha sendiri. Pada
dimensi protection-dependency
perlindungan-ketergantungan, indikator locus of control
mencakup menghindari frustasi dengan mencari perlindungan dan keamanan serta menggantungkan diri pada orang lain. Pada dimensi love
and affection cinta dan kasih sayang, indikator locus of control mencakup
kebutuhan untuk dicintai serta kehangatan, perhatian, cinta dan kasih sayang. Pada dimensi physical comfort kenyamanan fisik, indikator locus of control
ialah kebutuhan akan kepuasan fisik menghindari sakit, mencari kesenangan jasmani.
3. Faktor-Faktor yang Berperan dalam Perkembangan Locus of Control Terdapat
dua faktor
yang mempengaruhi
individu dalam
mengembangkan kecenderungan terhadap locus of control tertentu. a.
Keluarga Keluarga
sebagai lingkungan
pertama perkembangan
individu mempunyai pengaruh pertama dalam pengembangan kecenderungan
locus of control . Terutama orang tua, orang tua yang menunjukkan
dukungan yang hangat, protektif, positif dan membimbing, akan menghasilkan anak-anak yang mengembangkan locus of control internal.
Hal-hal yang dibeikan oleh orang tua tersebut akan membangun kepercayaan diri, penghargaan diri, serta kemandirian yang terkait erat
dengan locus of control internal pada anak. Hal lain yang juga berhubungan dengan pengembangan locus of control internal adalah
konsistensi memberlakukan disiplin dan standar-standar oleh orang tua. Seorang anak belajar mengembangkan locus of control internal, dengan
mengasosiasikan perilaku mereka dengan akibat-akibat yang dapat mereka prediksikan.
b. Faktor-faktor sosial
Lingkungan sosial sebagai lingkungan kedua setelah lingkungan keluarga yang mempunyai pengaruh dalam pengembangan kecenderungan locus
of control . Semakin rendah status sosial ekonomi individu, semakin
eksternal pula locus of control individu tersebut. Telah umum diketahui bahwa individu dengan status sosial ekonomi tinggi mempunyai kendali
yang relatif tinggi dalam dinamika sosial ekonomi masyarakat. Sebaliknya, individu dengan status sosial ekonomi rendah relatif kurang
memiliki kekuasaan untuk melakukan hal serupa. Mereka sering tidak punya banyak pilihan selain menerima apa yang telah disediakan oleh
sistem. Kekurangberdayaan senada juga dialami oleh kelompok etnis dan minoritas dengan sedikit akses pada pengerakan sosial ekonomi.
Pengalaman demikian jika berlangsung secara terus-menerus akan mendorong berkembangnya kepercayaan individu bahwa faktor-faktor
eksternal lebih berkuasa untuk mengendalikan hidupnya daripada dirinya sendiri. Yang kemudian mereka akan cenderung berkembang pada sisi
locus of control eksternal.
4. Perbedaan Orientasi Locus of Control Internal dan Eksternal Adanya perbedaan locus of control pada individu-individu ternyata
menimbulkan perbedaan sikap, sifat, dan lainnya. Lefcourt Rosita, 2005:31 mengatakan bahwa orang yang mempunyai kecenderungan locus of control
internal kurang konformis, hal ini dikarenakan rasa percaya diri yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dimilikinya dan dapat melakukan kontrol dengan kemampuannya sendiri, mengandalkan kemampuan dan keterampilan diri serta usaha-usaha yang
dilakukan. Individu dengan kecenderungan locus of control internal cenderung lebih giat, rajin, ulet, mandiri, dan mempunyai daya tahan yang
baik terhadap pengaruh sosial, dan bertanggung jawab atas kegagalannya. Individu dengan kecenderungan locus of control eksternal cenderung
conform terhadap pengaruh-pengaruh dari luar, memiliki anggapan bahwa
kegagalan disebabkan oleh faktor luar dirinya. Individu juga cenderung menunjukkan sikap menyerah, merasa tidak berdaya, dan memiliki
kecemasan yang tinggi daripada individu yang mempunyai kecenderungan locus of control
internal. Individu yang memiliki kecenderungan locus of control
internal mempunyai keyakinan yang besar untuk memperoleh keberhasilan,
assertif ,
mempunyai usaha
untuk maju
dan mampu
menggunakan keterampilan
sosial untuk
mempengaruhi lingkungan,
sedangkan individu dengan kecenderungan locus of control eksternal memiliki sifat pasif, tidak suka bersaing, lingkungan mempengaruhi
kehidupannya dan memiliki motivasi yang rendah untuk berhasil Findley dan Cooper dalam Rosita, 2005:31.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa seseorang yang mempunyai kecenderungan locus of control internal cenderung bertanggung
jawab, mampu menghadapi kegagalan, mempunyai rasa percaya diri akan kemampuannya untuk dapat mengendalikan kehidupannya, dan mandiri.
Seseorang yang memiliki kecenderungan locus of control eksternal cenderung mempunyai rasa percaya diri yang rendah, mempunyai kecemasan yang
tinggi, mudah menyerah, mempunyai penyesuaian yang kurang baik., dan merasa tidak berdaya
5. Aspek-Aspek Kehidupan yang Dipengaruhi oleh Locus of Control Perbedaan kecenderungan arah locus of control ternyata membawa
akibat dalam berbagai aspek hidup, yaitu Lefcourt dalam Pujiwati, 2004:36. Perbedaan tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut.
a. Sikap terhadap lingkungan
Individu yang mempunyai kecenderungan locus of control internal akan lebih positif dari pada individu yang mempunyai kecenderungan locus of
control eksternal. Individu dengan locus of control internal menganalisa
situasi dengan sikap yang lebih terarah dan waspada daripada individu dengan locus of control eksternal. Individu dengan locus of control
internal juga lebih aktif dalam mencari, memperoleh, menggunakan, dan mengolah informasi yang relevan dalam rangka memanipulasi dan
mengendalikan lingkungan. Di samping itu, individu yang mempunyai locus of control
internal lebih berorientasi pada posisi dengan kekuasaan besar, sedangkan individu yang memiliki locus of control eksternal lebih
cenderung menyukai posisi dengan kekuasaan kecil. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Pengaruh konformitas dan perubahan sikap
Penelitian yang dilakukan Crowne Pujiwati, 2004:37 menunjukkan bahwa individu dengan kecenderungan internal lebih mampu bertahan
terhadap pengaruh dan tekanan lingkungan. Sebaliknya, individu dengan kecenderungan eksternal lebih siap sedia untuk menerima pengaruh,
mengikuti lingkungan sosial dan menerima informasi dari orang lain. c.
Perilaku menolong dan atribusi tanggung jawab Individu dengan kecenderungan locus of control internal lebih sering
menunjukkan perilaku
menolong daripada
individu dengan
kecenderungan locus of control eksternal. d.
Pencapaian prestasi Menurut Shaver Pujiwati, 2004:38 tingginya prestasi yang dicapai oleh
individu dengan locus of control internal merupakan hasil dari kemampuannya untuk menunda menikmati penghargaan atas hasil
usahanya, serta mengurangi reaksi-reaksi negatif yang cenderung muncul pada saat individu mengalami kegagalan.
e. Penyesuaian diri, kecemasan dan psikopatologi
Individu dengan locus of control internal lebih mampu untuk
menyesuaikan diri, mengandalkan diri sendiri, aktif, dan memiliki kecenderungan tinggi untuk berjuang. Kesederhanaan kepercayaan
kendali yang ada dalam diri sendiri juga mendorong individu dengan locus of control
internal pada penyesuaian diri dengan kecemasan. Di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lain pihak,
individu dengan
kecenderungan eksternal
cenderung mengalami lebih kecemasan daripada individu dengan kecemasan
internal. Individu dengan locus of control eksternal sering menerima secara pasrah ancaman-ancaman dan informasi negatif tentang diri
mereka.
C. Kecerdasan Emosional