39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada karyawan administrasi. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” dan Universitas Janabadra,
Yogyakarta. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis. Kesimpulan penelitian hanya berlaku pada karyawan administrasi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” dan Universitas Janabadra, Yogyakarta sebagai subyek penelitian ini.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” dan
Universitas Janabadra, Yogyakarta. b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2006
C. Subyek dan Obyek Penelitian
a. Subyek Penelitian Subyek penelitian yang digunakan adalah karyawan administrasi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” dan Universitas Janabadra, Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah tingkat kecerdasan emosional, kualitas pelayanan
para karyawan, kultur lingkungan kerja dan locus of control.
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Kultur Lingkungan Kerja Kultur lingkungan kerja adalah pola nilai, norma, sikap hidup, ritual
dan kebiasaan yang baik dalam lingkungan kerja, sekaligus cara memandang persoalan dan pemecahannya. Kultur lingkungan kerja merupakan faktor
esensial dalam membentuk karyawan menjadi manusia yang optimis, berani tampil, berperilaku kooperatif, kecakapan personal dan akademik. Ada empat
dimensi kultur lingkungan kerja diantaranya power distance, individualism dan collectivism, femininity dan masculinity, dan uncertainty avoidance
Hofstede, 1994:35-125. Masing-masing dimensi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Berikut ini disajikan tabel
operasionalisasi variabel kultur lingkungan kerja:
Tabel 3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel Kultur Lingkungan Kerja
Dimensi Indikator
No.Item
Power distance
a. Perbedaan diantara karyawan diminimalkan
b. Ada ketergantungan antara karyawan yang lemah dan yang kuat
c. Tingkatan di lingkungan kerja berarti adanya perbedaan aturan
1 2
3 4
d. Sistem manajemen di lingkungan kerja e. Perbedaan gaji antara atasan dan
bawahan. f. Bawahan ikut serta dalam mengambil
keputusan g. Persepsi terhadap hak istimewa dan
simbol status. 5
6 7
Individualism vs collectivism
a. Basis identitas diri b. Keharmonisan di tempat kerja.
c. Hubungan komunikasi d. Penyalahgunaan kepemimpinan
e. Hubungan antar karyawan f. Dasar penggajian dan promosi
g. Sistem manajemen h. Hubungan kerja
8 9
10 11
12 13
14 15
Femininity vs masculinity
a. Cara penyelesaian masalah b. Prinsip kerja
c. Perbedaan jenis kelamin dalam
lingkungan kerja. d. Prinsip pekerjaan yang manusiawi.
e. Tipe manajer. f. Sikap bersosial dalam lingkungan kerja.
16 17
18
19 20
21
Uncertainty avoidance
a. Kebutuhan akan peraturan dalam lingkungan kerja.
b. Orientasi dalam bekerja c. Semangat bekerja
d. Sikap terhadap pencapaian ketelitian e. Sikap terhadap perilaku karyawan.
f. Bentuk penilaian terhadap hasil pekerjaan. 22
23 24
25 26
27
Pengukuran variabel kultur lingkungan kerja didasarkan pada indikator- indikatornya. Masing-masing indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan
yang dinyatakan dalam empat skala sikap, yaitu sangat setuju SS=4; setuju S=3; tidak setuju TS=2; dan sangat tidak setuju STS=1.
2. Locus of Control Locus of control
merupakan keyakinan individu tentang faktor-faktor yang mengatur kejadian-kejadian dalam hidupnya, yang dapat dikontrol
locus of control internal dan yang di luar kontrol dirinya locus of control eksternal, serta sejauh mana orang tersebut merasakan adanya hubungan
antara usaha-usaha yang telah dilakukannya dengan akibat-akibatnya. Ada enam dimensi locus of control yaitu status-recognition pengakuan status,
dominance dominasi, independence ketidaktergantungan, protection-
dependency perlindungan-ketergantungan, love and affection cinta dan
kasih sayang, dan physical comfort kenyamanan fisik Rotter, 1964:58-59. Masing-masing dimensi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam bentuk
pernyataan-pernyataan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel locus of control
:
Tabel 3.2 Tabel Operasionalisasi Variabel Locus of Control
Pertanyaan No Dimensi
Indikator Internal
Eksternal 1. Status-recognition
pengakuan status Kebutuhan untuk
dihargai Ingin dianggap
kompeten 4a,5a,10a,
14b, 23b 4b,5b,10b,
14b, 23a PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kesuksesan dalam berkarya
2. Dominance dominasi
Kebutuhan untuk mengontrol
aktifitas orang lain Kebutuhan untuk
berkuasa 3a,12a,17b,
22a,24b 3b,12b,17a,
22b,24a
3. Independence ketidaktergantunga
n Keyakinan diri
Menggantungkan pada diri
sendiriusaha sendiri
8a,9b,11a, 13a,15a,16b,
18b,21b,25b, 28a
8b,9a,11b, 13b,15b,16a,
18a,21a, 25a,28b
4. Protection- dependency
perlindungan- ketergantungan
Menghindari frustasi dengan
mencari perlindungan dan
keamanan
Menggantungkan diri pada orang
lain 1a,2b,6b,
7b,19a, 29b 1b,2a,6a,
7a,19b, 29a
5. Love and affection cinta dan kasih
sayang Kebutuhan untuk
dicintai Kehangatan,
perhatian, cinta dan kasih sayang
20b,26a 20a,26b
6. Physical comfort kenyamanan fisik
Kebutuhan akan kepuasan fisik
menghindari sakit, mencari
kesenangan jasmani
27b 27a
Pengukuran variabel locus of control didasarkan pada indikator-indikator yang terdapat pada skala Rotter. Masing-masing pertanyaan dijabarkan dalam
skala nominal, dimana skor 0 = locus of control eksternal dan skor 1 = locus of control internal
.
3. Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri
sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, dan menjaga agar
beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa. Ada lima dimensi kecerdasan emosional yaitu: mengenali emosi diri,
mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain Goleman ,1999:57-59. Masing-masing
dimensi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kecerdasan emosional:
Tabel 3.3 Tabel Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Emosional
Dimensi Indikator
No. Item
Mengenali emosi diri
a. Mengetahui keterbatasan diri b. Keyakinan akan kemampuan sendiri
c. Mengetahui kekuatan d. Mengenali emosi diri
1 2
3 4
Mengelola emosi
a. Menahan emosi dan dorongan negatif b. Menjunjung norma kejujuran dan
5 6
integritas c. Bertanggung jawab atas kinerja sendiri
d. Luwes terhadap perubahan e. Terbuka dengan ide-ide serta informasi
baru 7
8 9
Memotivasi diri
a. Dorongan untuk menjadi lebih baik b. Menyesuaikan dengan sasaran kelompok
dan organisasi c. Kesiapan untuk memanfaatkan
kesempatan d. Kegigihan dalam memperjuangkan
kegagalan dan hambatan 10
11
12 13
Mengenali emosi orang
lain a. Memahami perasaan orang lain
b. Tanggap terhadap kebutuhan orang lain c. Mengerti perasaan orang lain
d. Siap sedia melayani 14
17 18
16
Membina hubungan
dengan orang lain
a. Kemampuan persuasi b. Terbuka mendengarkan orang lain dan
memberi kesan yang jelas c. Kemampuan menyesuaikan tanggung
jawab d. Memiliki semangat leadership
e. Kolaborasi dan kooperasi f. Ada kemampuan untuk membangun tim
19, 15 20
21 22
23 24
Pengukuran variabel kecerdasan emosional didasarkan pada indikator- indikatornya. Masing-masing indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan
dan dinyatakan dalam empat skala sikap, yaitu sangat setuju SS=4; setuju S=3; tidak setuju TS=2; dan sangat tidak setuju STS=1.
4. Kualitas Pelayanan Karyawan Kualitas pelayanan ialah upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan
pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Ada lima dimensi kualitas pelayanan karyawan yaitu: keandalan
reliability, daya tanggap responsive, jaminan assurance, empati empaty,
dan bukti
fisik tangible
Zeithaml dalam
Hendroyono, http:www.lrckesehatan.net. Masing-masing dimensi tersebut selanjutnya
dijabarkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kualitas pelayanan karyawan:
Tabel 3.4 Tabel Operasionalisasi Variabel Kualitas Pelayanan Karyawan
Dimensi Indikator
No. Item
Keandalan reliability
a. Menyediakan jasa sesuai yang dijanjikan. b. Dapat diandalkan dalam menangani
masalah jasa pelanggan. c. Menyampaikan jasa secara benar
semenjak pertama kali. d. Menyampaikan jasa sesuai dengan waktu
yang dijanjikan. e. Menyimpan catatan atau dokumen tanpa
kesalahan. 1
2
3 4
5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daya tanggap responsive
a. Menginformasikan pelanggan tentang kepastian waktu penyampaian jasa.
b. Pelayanan yang segeracepat bagi pelanggan.
c. Kesediaan untuk membantu pelanggan. d. Kesiapan untuk merespon permintaan
pelanggan. 6
7 8
9
Jaminan assurance
a. Karyawan yang menumbuhkan rasa percaya para pelanggan.
b. Membuat pelanggan merasa aman sewaktu melakukan transaksi.
c. Karyawan yang secara konsisten bersikap sopan.
d. Karyawan yang mampu menjawab pertanyaan pelanggan.
10 11
12 13
Empati empaty
a. Memberikan perhatian individual kepada para pelanggan.
b. Karyawan yang memperlakukan pelanggan secara penuh perhatian.
c. Sungguh-sungguh mengutamakan kepentingan pelanggan.
d. Karyawan yang memahami kebutuhan pelanggan.
e. Waktu beroperasi jam kantor yang nyaman.
14 15
16 17
18
Bukti fisik tangible
a. Peralatan modern. b. Fasilitas yang berdaya tarik visual.
c. Karyawan yang berpenampilan rapi dan
profesional. d. Materi-materi berkaitan dengan jasa yang
berdaya tarik visual. 19
20 21
22
Pengukuran variabel kualitas pelayanan karyawan didasarkan pada indikator- indikatornya. Masing-masing indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan
dan dinyatakan dalam empat skala sikap, yaitu sangat setuju SS=4; setuju S=3; tidak setuju TS=2; dan sangat tidak setuju STS=1.
E. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel