lain pihak,
individu dengan
kecenderungan eksternal
cenderung mengalami lebih kecemasan daripada individu dengan kecemasan
internal. Individu dengan locus of control eksternal sering menerima secara pasrah ancaman-ancaman dan informasi negatif tentang diri
mereka.
C. Kecerdasan Emosional
1. Pengertian Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional atau emotional intelligence yang lebih dikenal
dengan istilah
EQ Emotional
Quotient adalah
kemampuan untuk
memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati,
dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa Goleman, 1999:45. John Mayer Harmoko,
http:www.binuscareer.comarticle mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai suatu kemampuan untuk memahami emosi orang lain dan cara
mengendalikan emosi diri sendiri. Cooper dan Sawaf 1998:xli menawarkan kecerdasan emosional
sebagai sebuah titik awal “Model Empat Batu Penjuru”. Tawaran model ini lebih ditujukan pada EQ eksekutif, yaitu penggunaan kecerdasan emosional
di tempat kerja. Model Empat Batu Penjuru terdiri dari Cooper dan Sawaf , 1998:xli-xlii:
a. Kesadaran emosi emotional literacy, yang bertujuan membangun rasa percaya diri pribadi melalui pengenalan terhadap emosi yang dialami dan
kejujuran terhadap emosi yang dirasakan. Kesadaran emosi yang baik terhadap diri sendiri dan orang lain, sekaligus kemampuan untuk
mengelola emosi yang sudah dikenalnya, membuat seseorang dapat menyalurkan energi emosinya ke reaksi yang tepat dan konstruktif.
b. Kebugaran emosi emotional fitness, bertujuan untuk mempertegas antusiasme dan ketangguhan dalam menghadapi tantangan dan perubahan.
Hal ini mencakup kemampuan untuk mempercayai orang lain dan menampilkan diri apa adanya, menghargai ketidakpuasan diri sendiri dan
orang lain, serta mengelola konflik dan mengatasi kekecewaan dengan cara yang paling konstruktif.
c. Kedalaman emosi emotional
depth ,
mencakup komitmen
untuk menyelaraskan hidup dari kerja dengan potensi serta bakat unik yang
dimiliki. Komitmen yang berupa rasa tanggung jawab ini pada gilirannya mempunyai
potensi untuk
memperbesar pengaruh
tanpa perlu
menggunakan kewenangan untuk memaksakan otoritas. d. Alkimia emosi emotional alchemy, ialah kemampun kreatif untuk
mengalir bersama masalah-masalah dan tekanan-tekanan tanpa larut di dalamnya. Hal ini mencakup keterampilan bersaing dengan lebih peka
terhadap kemungkinan solusi yang masih tersembunyi dan peluang yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
masih terbuka, untuk mengevaluasi masa lalu, menghadapi masa kini, dan menciptakan masa depan.
Kecerdasan emosional sebagai suatu keseluruhan mempunyai banyak komponen yang terasa kompleks karena terkait dengan kemampuan subyektif
seseorang untuk dapat menggunakan kemampuan dan potensi emosionalnya dalam
kehidupan sehari-hari.
Komponen-komponen tersebut
yaitu keterampilan yang berhubungan dengan perilaku moral, cara berpikir,
pemecahan masalah, interaksi sosial, keberhasilan akademik dan pekerjaan, serta emosi Cooper dan Sawaf dalam Harmoko, http:www.binuscareer.com
article. Goleman
1999:57-59 memperluas
kemampuan kecerdasan
emosional menjadi 5 lima wilayah utama yang memungkinkan seseorang akan menguasai kebiasaan berpikir menuju produktivitas yang juga sangat
penting untuk diperlukan di dunia kerja. a.
Mengenali emosi diri Kemampuan ini merupakan kesadaran diri mengenali perasaan sewaktu
perasaan itu terjadi dan mengetahui apa yang dirasakan saat emosi bergolak di dalam diri.
b. Mengelola emosi
Ialah menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat. c.
Memotivasi diri sendiri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting dalam kaitannya untuk memotivasi diri. Kendali diri emosional
dan kemampuan menyesuaikan diri adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Orang-orang yang memiliki keterampilan tersebut
cenderung lebih produktif dan efektif dalam bekerja. d.
Mengenali emosi orang lain Orang yang empatik akan lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial
yang tersembunyi dan dapat menangkap hal-hal yang dikehendaki orang lain.
e. Membina hubungan
Membina hubungan sebagian besar merupakan keterampilan mengelola emosi. Orang-orang yang sukses dalam berbagai bidang mengandalkan
pergaulan yang baik dengan orang lain. 2. Dimensi Kecerdasan Emosional
Ada lima dimensi kecerdasan emosional yaitu: mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, dan membina
hubungan dengan orang lain. Pada dimensi mengenali emosi diri, indikator kecerdasan emosional mencakup: a mengetahui keterbatasan diri; b
keyakinan akan kemampuan sendiri ; c mengetahui kekuatan; d mengenali emosi diri. Pada dimensi mengelola emosi, indikator kecerdasan emosional
mencakup: a menahan emosi dan dorongan negatif; b menjunjung norma kejujuran dan integritas; c bertanggung jawab atas kinerja sendiri; d luwes
terhadap perubahan; e terbuka dengan ide-ide serta informasi baru. Pada dimensi memotivasi diri, indikator kecerdasan emosional mencakup: a
dorongan untuk menjadi lebih baik; b menyesuaikan dengan sasaran kelompok dan organisasi; c kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan; d
kegigihan dalam memperjuangkan kegagalan dan hambatan. Pada dimensi mengenali emosi orang lain, indikator kecerdasan emosional mencakup: a
memahami perasaan orang lain; b tanggap terhadap kebutuhan orang lain; c mengerti perasaan orang lain; d siap sedia melayani. Pada dimensi
membina hubungan dengan orang lain, indikator kecerdasan emosional mencakup: a kemampuan persuasi; b terbuka mendengarkan orang lain
dan memberi kesan yang jelas; c kemampuan menyesuaikan tanggung jawab; d memiliki semangat leadership; e kolaborasi dan kooperasi; f
ada kemampuan untuk membangun tim. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kecerdasan Emosi
Ada dua faktor yang mempengaruhi terbentuknya kecerdasan emosi dalam diri seseorang.
a. Faktor internal Faktor internal ialah faktor yang berasal dari dalam diri individu untuk
menanggapi lingkungan sekitar. Menurut Goleman 1999:23, faktor ini berasal dari dalam diri individu yang dipengaruhi oleh keadaan otak
emosional seseorang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Faktor eksternal Faktor eksternal dimaksudkan sebagai faktor yang datang dari luar
individu dan mempengaruhi individu untuk mengubah hidup. Pengaruh luas yang bersifat individu dapat secara perorangan, secara
kelompok, antara individu mempengaruhi kelompok atau sebaliknya, juga dapat bersifat tidak langsung yaitu melalui perantara, misal media massa.
Faktor lain dapat melalui lingkungan fisik tempat manusia berada ketika berkomunikasi dengan pihak lain, melalui lingkungan sosial di mana
keberadaan manusia lain sebagai penerima komunikasi maupun hanya hadir di sana, serta melalui keikutsertaan individu dalam berbagai
kegiatan seperti keaktifan di dalam mengikuti berbagai organisasi Goleman, 1997:275-279.
4. Ciri-Ciri Orang yang Memiliki Kecerdasan Emosi Tinggi Menurut Goleman 1997:403-405 orang dengan kecerdasan emosi
yang tinggi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Selalu positif pada saat menangani situasi-situasi dalam hidupnya.
b. Terampil dalam membina emosinya, mengenali kesadaran emosi diri dan ekspresi emosi, dan kesadaran emosi terhadap orang lain.
c. Memiliki kecakapan
kecerdasan emosi,
meliputi intensionalitas,
kreatifitas, hubungan antar pribadi dan ketidakpuasan konstruktif. d. Optimal pada nilai-nilai belas kasihan atau empati, intuisi, radius
kepercayaan, daya pribadi, dan integritas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Optimal pada kesehatan secara umum, kualitas hidup, relationship quotient
, dan kinerja optimal. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan emosional yang rendah
Goleman 1997:214-215 adalah: a.
Dikuasai dorongan hati, kurang memiliki kendali diri, menderita kekurangmampuan pengendalian moral.
b. Menerima kritik dari orang lain sebagai serangan pribadi dan bukan
sebagai keluhan yang harus diatasi. c.
Bersifat prasangka pada orang lain. d.
Menutup diri atau sikap bertahan yang pasif. e.
Mudah patah semangat. f.
Amarah gampang meledak.
D. Kualitas Pelayanan Karyawan