Penggunaan Antibiotik Penyebab Penurunan Ekspor Udang Indonesia .1 Penurunan Kualitas Air

13 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU paling berbahaya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penyakit kunang- kunang bersifat patogen pada larva bila populasinya mencapai 10 4 selml. Udang yang diserang mulai dari fase zoea, mysis, pra larva dan post larva. Stadium yang paling sensitif terhadap infeksi kunang-kunang adalah stadium zoea. Sedangkan pada stadium nauplius, larva belum mempunyai saluran pencernaan dan belum melakukan aktivitas makan, sehingga penyakit kunang-kunang hanya menempel pada permukaan tubuh. Udang yang terinfeksi penyakit ini dapat dikenali dari larva kelihatan menyala apabila diamati pada saat keadaan sekelilingnya gelap terutama malam hari, keadaan larva lemah, tidak aktif berenang dan nafsu makan berkurang, terlihat bercak-bercak di bagian badannya. Bagian tubuh udang yang terinfeksi adalah hepatopankreas. Pada penyerangan tingkat awal, hepatopankreas mengalami perubahan warna menjadi kecoklatan. Sedangkan pada penyerangan yang lebih parah, warna berubah menjadi cokelat kehitaman. Serangan kunang- kunang kini sangat ganas dan terjadi secara cepat, dalam waktu 3 hari dapat memusnahkan larva. Penyakit kunang-kunang ini resisten terhadap beberapa jenis antibiotik, seperti Chloramphenciol, Kanamycin, Streptomycin dan Erythromycin. Sehingga sangat beralasan bila penggunaan antibiotik untuk menekan kasus kunang-kunang belum ditemukan dosis yang efektif dan ampuh.

2.3.3. Penggunaan Antibiotik

Berbagai usaha penanggulangan penyakit udang telah banyak dilakukan, diantaranya dengan pemberian antibiotik. Penggunaan antibiotik dalam penanganan penyakit udang dapat menyebabkan resistensi pada bakteri, menimbulkan residu antibiotik dan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, perlu adanya alternatif biokontrol dalam penanggulangan penyakit udang yang bebas bakteri patogen dan residu antibiotik yang sesuai syarat mutu produk pangan Kordi, 2010. Antibiotik adalah bahan organik yang berasal dari mikroba yang dapat merupakan racun ataupun dapat menghambat pertumbuhan organisme lain. Nilainya yang tinggi dalam pengobatan penyakit menular terutama bergantung pada daya racun yang selektif, yang ditujukan kepada penyebab penyakit, tetapi Universitas Sumatera Utara 14 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU tidak kepada inang yang kena infeksi. Penemuan antibiotik adalah empiris, dan cara tindakannya yang khusus terhadap organisme yang rentan itu baru ditantukan jauh kemudian. Telah dibuktikan sekarang bahwa banyak golongan antibiotik memperlihatkan daya racunnya yang selektif itu karena kenyataan bahwa sasarannya itu ialah sktruktur atau fungsi yang khusus baik bagi sel prokariotik maupun bentuk eukariotik Stanier et al. 1982. Sejumlah besar antibiotik menggangu langkah-langkah sintetis protein, dan banyak yang khususnya menghambat fungsi baik ribosom 70S khas bagi prokariota maupun ribosom 80S khas bagi eukariota. Akan tetapi, karena ribosom kloroplast dan mitokondria dalm fungsinya sama dengan ribosom prokariotik, maka sintesis protein pada organel eukariotik juga dapat dipengaruhi. Akan tetapi, konsentrasi antibiotik yang diperlukan untuk mempengaruhi kegiatan mitokondria atau kloroplast itu jauh lebih tinggi daripada yang perlu untuk menghambat pertumbuhan bakteri, mungkin sekali karena bagian luar membran organel ini meletakkan penghalang yang sebagian dapat ditembus Stanier et al. 1982.

2.3.4. Patogen Oportunis