Pengontrolan Sel Biofilm Bakteri Patogen Oportunistik dengan Senyawa Antimikroba

37 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU

4.6. Pengontrolan Sel Biofilm Bakteri Patogen Oportunistik dengan Senyawa Antimikroba

Bakteri uji inkubasi ke-6 pada stainless steel yang telah membentuk biofilm direndam dengan senyawa antimikroba ekstrak kasar 5 ml hingga stainless terendam kemudian di inkubasi selama 24 jam. Jumlah sel hidup setelah dihambat dengan senyawa antimikroba ekstrak kasar ditunjukkan pada Tabel 4.6. Berikut: Tabel 4.6. Uji Penghambatan Biofilm dengan Senyawa Antimikroba Ekstrak Kasar Bacillus sp. Bakteri Jumlah Sel Awal CFUml Jumlah Sel CFUml Setelah Diuji B9 B12 Salmonella sp. 1,75x10 10 5,6x10 7 3,4x10 8 Staphylococcus aureus 5,3x10 10 4,7x10 7 1,3x10 7 Escherechia coli 4,9x10 10 7,7x10 8 - Tabel 4.6. menunjukkan hasil uji penghambatan biofilm dengan senyawa antimikroba ekstrak kasar. Biofilm bakteri yang digunakan yaitu inkubasi 6 hari. Jika dibandingkan dengan jumlah sel pada inkubasi hari ke-6 jumlah bakteri tinggi 10 10 CFUml, jumlah sel Salmonella sp. turun menjadi 10 7 CFUml dengan senyawa antimikroba Bacillus sp. B9, dan 10 8 CFUml dengan senyawa antimikroba Bacillus sp. B12. Jumlah sel Staphylococcus turun menjadi 10 7 CFUml dengan senyawa antimikroba Bacillus sp. B9 dan B12. Jumlah sel E. coli turun menjadi 10 8 CFUml dengan senyawa antimikroba Bacillus sp. B9 dan tidak diujikan dengan Bacillus sp. B12 karena Bacillus sp. B12 tidak menunjukkan penghambatan terhadap sel Tabel 4.3.. Diharapkan senyawa antimikroba ekstrak kasar dapat membunuh sel biofilm bakteri uji, namun setelah diuji kemampuan senyawa antimikroba hanya 0,1-1 saja. Dapat disimpulkan bahwa bakteri dalam bentuk biofilm sulit untuk dikendalikan. Penurunan jumlah sel biofilm yang diharapkan mencapai angka hingga 0 CFUml namun yang terjadi setelah perlakuan tidak demikian. Hal ini kemungkinan adanya ketahanan biofilm terhadap senyawa antimikroba yang diberikan. Sulitnya biofilm dikendalikan dengan senyawa antimikroba karena pelekatannya menggunakan matrik ekstraselullar yang terdiri dari polisakarida Universitas Sumatera Utara 38 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU membuat ikatan pada bakteri menjadi kuat O‟toole et al. 2001. Secara struktural pinggiran biofilm bakteri dilindungi oleh matriks glycocalyx, oleh sistem enzimatis tertentu tidak aktif terhadap senyawa antikroba tertentu. Penghambatan senyawa antimikroba dilakukan dengan merusak dinding sel sehingga mengakibatkan lisis atau menghambat pertumbuhan dinding sel pada sel bakteri yang sedang tumbuh, merubah permeabilitas membrane sitoplasma yang menyebabkan kebocoran nutrien di dalam sel, penghambat sintesis protein dan asam nukleat dengan cara mendenaturasikan protein dan asam nukleat, menhambat kerja enzim ekstraseluler sehingga menganggu metabolism sel. Dalam bentuk biofilm, bakteri terlindung dari berbagai stress lingkungan, dan Salmonella dalam bentuk biofilm kurang sensitif terhadap antibiotik daripada sel bebasnya Møretrø et al., 2009; Scher et al., 2005; Ueda and Kuwabara, 2007. Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan Patogen oportunistik terdapat pada ketiga tambak yaitu Salmonella sp. dan Staphylococcus aureus, tetapi tidak terdapat Escherechia coli. Isolat yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan ketiga bakteri patogen oportunistik ialah isolat Bacillus sp. B9, dengan diameter zoba hambat untuk Salmonella sp. sebesar 2 mm, Staphylococcus aureus sebesar 3 mm, dan Escherechia coli sebesar 2 mm dan massa sel Bacillus sp. B12 hanya mampu menghambat 2 jenis bakteri yaitu Salmonella sp. sebesar 5 mm dan Staphylococcus aureus sebesar 3 mm. Ketiga bakteri patogen oportunistik mampu membentuk biofilm pada Stainless Steel pada inkubasi 1, 3, dan 6 hari pada media SWC cair pada suhu 28°C. Jumlah sel Staphylococcus aureus dan Salmonella sp. meningkat seiring dengan bertambahnya hari inkubasi yaitu pada inkubasi hari ke-6 namun Escherechia coli mengalami penurunan. Senyawa antimikroba ekstrak kasar yang diperoleh dari kedua jenis isolat Bacillus sp. mampu menurunkan jumlah sel biofilm sebanyak 2- 3Log CFUml dari jumlah sel awal 10Log CFUml.

5.2. Saran

Untuk penelitian lebih lanjut perlu dilakukan optimasi suhu, pH, dan salinitas dari senyawa antimikroba ekstrak kasar Bacillus sp. B9 dan B12 dan perlu dilakukan penelitian jenis senyawa antimikroba apa yang dihasilkan sehingga isolat ini dapat menjadi kandidat baru sebagai produk probiotik berpotensi. Universitas Sumatera Utara