29
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
hewan seperti burung atau katak yang hidup di sekitar kolam, sistem peternakan yang dekat dengan sistem akukultur, penggunaan pupuk hewan yang digunakan
untuk menstimulasi produksi alga, dan selama musim penghujan yang meningkatkan aliran bahan organik ke dalam kolam memungkinkan terjdinya
kontaminasi ke sistem akuakultur. Dapat diamati dari lingkungan tambak seperti Tambak Handoyo yang berada di tepi pantai yang penduduknya berprofesi
sebagai peternak unggas seperti ayam dan bebek, Tambak Rindam berada di tepi muara Sungai Rindam dimana kontaminasi Salmonella ke dalam air sungai dapat
berasal dari mana saja, termasuk dari pemukiman yang berada di dekat sungai, dan di tambak Rim, sekalipun jauh dari pemukiman, tambak dikelilingi hutan
mangrove yang merupakan habitat hewan berdarah panas seperti burung. Data Tabel 4.2. menunjukkan bahwa pada ketiga tambak tidak terdapat
bakteri Escherechia coli, kemungkinan karena penggunaan probiotik seperti EM
4
® dengan penggunaan sebelum penebaran benur dan pada saat pertumbuhan. Probiotik EM
4
® merupakan kultur EM Efektif Mikroorganisme dalam medium
cair berwarna coklat kekuning-kuningan yang menguntungkan, yang berguna untuk meningkatkan bakteri pengurai bahan organik, menekan pertumbuhan
bakteri patogen, menstimulasi enzim pencernaan, memfermentasi sisa pakan, kotoran, cangkang, dan meningkatkan kualitas air pada tambak serta menekan
pertumbuhan Escherechia coli. Efektif mikroorganisme merupakan gabungan atau campuran dari berbagai bakteri bermanfaat yang terdiri dari Lactobacillus yang
dominan, merupakan bakteri asam laktat, bakteri fotosintesis yang berfungsi membentuk zat-zat yang bermanfaat, ragikhamir, dan Actinomycetes yang
menghasilkan aktivitas selulase http:www.em4indonesia.com. Sedangkan keberadaan Salmonella sp. dan Staphylococcus aureus diduga resisten atau tidak
mampu dihambat oleh EM
4
®
.
4.2. Uji Potensi Bacillus sp. terhadap Bakteri Patogen Oportunistik
Isolat Bacillus diuji potensinya dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen oportunistik dengan uji tantang sel terhadap sel dengan menggunakan kertas
cakram diameter=6 mm. Uji penghambatan terhadap bakteri patogen oportunistik dapat dilihat pada Tabel 4.3. berikuTabel 4.3. Aktivitas
Universitas Sumatera Utara
30
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
Penghambatan Isolat Bacillus sp. B1, B4, B9, B11, dan B12, Terhadap Bakteri Uji dengan Metode Cawan Sebar
Isolat Diameter Zona Bening mm
E. coli Salmonella sp.
Staphylococcus aureus
B1 -
2 1
B4 -
1 -
B9 2
2 3
B11 -
2 -
B12 -
5 3
Tabel 4.3. menunjukkan kemampuan isolat Bacillus dalam menghambat bakteri patogen oportunistik dengan diameter zona bening yang berbeda-beda.
Senyawa antimikroba yang dihasilkan Bacillus mempunyai spektrum
penghambatan yang luas, karena dapat menghambat bakteri Gram negatif dan Gram positif. Dari Tabel 4.3. Menunjukkan bahwa hanya isolat Bacillus sp. B9
yang mampu menghambat E. coli dengan diameter zona bening sebesar 2 mm, semua isolat Bacillus mampu menghambat pertumbuhan Salmonella sp. dengan
diameter zona bening yang berbeda-beda dan diameter paling besar oleh isolat Bacillus sp. B12 yaitu 5 mm. Isolat Bacillus yang mampu menghambat
Staphylococcus yaitu isolat Bacillus sp. B1 dengan diameter terkecil yaitu 1 mm, kemudian Bacillus sp. B9 dan Bacillus sp. B12 dengan diameter yang sama yaitu
3 mm. Isolat Bacillus sp. B12 mampu menghambat Salmonella dengan zona
hambat terbesar yaitu 5 mm. Dalam pengamatan pada petri terdapat 2 bagian zona bening yaitu bagian yang tegas sebesar 3 mm dan bagian yang kurang tegas 2
mm. pinggiran yang tegas diduga merupakan metabolit bakterisidal yang mampu membunuh sel bakteri uji, sementara zona hambat dengan pinggiran kabur diduga
merupakan metabolit aktif yang bersifat menghambat pertumbuhan sel bakteri uji Harahap, 2013.
Senyawa antimikroba Bacillus secara berurutan mampu menghambat Salmonella, Staphylococcus, kemudian E. coli. Penelitian Kuta et al 2009
mengisolasi 12 isolat Bacillus dari 16 sampel tanah di Negeria menunjukkan bahwa senyawa antimikroba secara berurutan mampu menghambat Salmonella,
Universitas Sumatera Utara
31
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
Staphylococcus kemudian E. coli dengan zona hambat yang berbeda-beda. 8 dari 12 isolat Bacillus mampu melakukan perhambatan untuk Salmonella yaitu
Salmonella typhi dengan luas zona bening 7-29 mm. Penghambatan untuk Stapylococcus yaitu Staphylococcus aureus dengan luas zona bening 5-19 mm
yang mampu dilakukan 5 dari 12 isolat Bacillus dan penghambatan yang mampu dilakukan 3 dari 12 isolat Bacillus untuk Escherechia coli dengan luas zona
bening 7-11 mm. Menurut Rachmaniar, 1997, faktor yang mempengaruhi besar kecilnya zona hambat senyawa antimikroba antara lain aktivitas senyawa
antimikroba, gugus fungsi dari substansi senyawa antimikroba, resistensi bakteri uji terhadap substansi senyawa antimikroba, kadar substansi aktif serta jumlah
inoculum bakteri dan kepadatan bakteri uji. Bacillus sp. B9 merupakan isolat yang mampu menghambat ketiga bakteri
patogen oportunistik meskipun dengan diameter holozone yang kecil. Bacillus sp. B12 merupakan isolat yang mampu menghambat 2 jenis bakteri patogen
oportunistik yaitu Salmonella sp. dan Staphylococcus aureus. Sehingga isolat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Bacillus sp. B9 dan Bacillus sp. B12
Gambar 4.1..
Gambar 4.1. Deteksi senyawa antimikroba Bacillus sp. B9 terhadap a Escherechia coli; b Salmonella sp.. Deteksi senyawa antimikroba Bacillus sp.
B12 terhadap c Salmonella sp.; d Staphylococcus aureus.; e kertas cakram 6 mm; f zona bening.
4.3. Kurva Pertumbuhan Bacillus sp.