14
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
tidak kepada inang yang kena infeksi. Penemuan antibiotik adalah empiris, dan cara tindakannya yang khusus terhadap organisme yang rentan itu baru ditantukan
jauh kemudian. Telah dibuktikan sekarang bahwa banyak golongan antibiotik memperlihatkan daya racunnya yang selektif itu karena kenyataan bahwa
sasarannya itu ialah sktruktur atau fungsi yang khusus baik bagi sel prokariotik maupun bentuk eukariotik Stanier et al. 1982.
Sejumlah besar antibiotik menggangu langkah-langkah sintetis protein, dan banyak yang khususnya menghambat fungsi baik ribosom 70S khas bagi
prokariota maupun ribosom 80S khas bagi eukariota. Akan tetapi, karena ribosom kloroplast dan mitokondria dalm fungsinya sama dengan ribosom
prokariotik, maka sintesis protein pada organel eukariotik juga dapat dipengaruhi. Akan tetapi, konsentrasi antibiotik yang diperlukan untuk mempengaruhi kegiatan
mitokondria atau kloroplast itu jauh lebih tinggi daripada yang perlu untuk menghambat pertumbuhan bakteri, mungkin sekali karena bagian luar membran
organel ini meletakkan penghalang yang sebagian dapat ditembus Stanier et al. 1982.
2.3.4. Patogen Oportunis
Bakteri patogen oportunis pada tambak udang ialah bakteri yang ada bukan secara alamiah di perairan tambak, tapi masuk ke tambak akibat tercemarnya lingkungan
dengan limbah manusia. Beberapa diantaranya ialah Coliform, E. coli, Salmonella sp. Staphylococcus aureus dan Vibrio Harish et al. 2003; Hatha et al. 2003.
Biasanya bakteri yang menyebabkan kematian pada budidaya udang windu adalah bakteri genus Vibrio sp. Dan setelah diidentifikasi didapatkan 5 spesies bakteri
Vibrio yakni bakteri V. harveyii, V. mimicus, V. alginolyticus, V. parahaemolyticus, V. splindidus dari benih yang diperoleh dari panti benih di
Kabupaten Barru pada organ hepatopankreas dan haemolymphnya Nurjanna, 2003.
Menurut FAO 2010, jalur yang memnungkinkan kontaminasi Salmonella
pada system aquakultur yaitu
a. Non-point water run-off.
Universitas Sumatera Utara
15
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
Selama musim penghujan, meningkatkan aliran bahan organik ke dalam kolam memungkinkan terjadinya kontaminasi ke sistem akukultur
b. Hewan hewan domestik, katak, hewan pengerat, burung, serangga, reptil, dsb
Pembuangan beragam hewan berpotensi sebagai sumber Salmonella. Pembuangan hewan masuk melalui pembuangan burung yang sedang terbang
dan katak yang hidup di sekitar kolam c.
Pemupukan kolam Pada beberapa sistem akuakultur pupuk hewan digunakan untuk menstimulasi
produksi alga. Penggunaan pupuk non-composted dapat menuju produksi sistem yang terkontaminasi Salmonella.
d. Point source contamination
Sebagai contoh pelepasan toilet ke dalam kolam atau berintegrasi dengan sistem peternakan dimana kandang hewan dekat dengan kolam akuakultur.
e. Kontaminasi sumber air
f. Kontaminasi makanan kondisi yang tidak higenis
Beberapa bakteri patogen portunis dapat membentuk biofilm bukan saja pada udang, tempat pemrosesan, maupun pada permukaan substrat di perairan
tambak. Biofilm merupakan sekelompok sel yang dihasilkan oleh bakteri tertentu yang bersifat tidak dapat berubah dan menutupi permukaan dengan bahan utama
berupa polisakarida Donlan, 2002. Mikroorganisme merupakan agen utama yang mengambil tempat di permukaan untuk menghasilkan biofilm Bishop,
2007. Material non-selular seperti kristal mineral, bahan korosi, tanah liat bahkan komponen darah dalam lingkungan merupakan tempat berkembangnya biofilm
selain itu juga akan ditemukan matrik biofilm. Biofilm memiliki bentuk yang beragam dan terdapat pada permukaan merupakan jaringan hidup dan dapat
merusak peralatan kesehatan, industri, pipa saluran air, dan saluran mata air Donlan, 2002; Callow Callow, 2008. Menurut Lens et al. tahun 2003,
terungkap bahwa biofilm memiliki ketahanan terhadap antibakteri, biosida dan temperatur yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
16
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
2.4. Penggunaan Probiotik
Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang sengaja dimasukkan ke dalam tmabak udang untuk memberikan efek menguntungkan bagi udang. Tujuannya
adalah memperbaiki dan mempertahankan lingkungan, menekan bakteri merugikan, menghasilkan enzim yang dapat membantu system pencernaan,
menghasilkan nutrisi yan bermanfaat, serta meningkatkan imunitas kekebalan udang. Istilah lain untuk probiotik antara lain probion, bioremedasi, sistem bakteri
teruus, atau agen mikrobia. Beberapa jenis probiotik yang telah dikenal luas antara lain Spirulina, Bacillus, Lactobacillus, Alteromonas, Cellulomonas,
Aerobacter, Bifdobacterium, Nitrosomonas, Nitrobacter, Rhodopseudomonas, Rhodobacter,
Rhodococcus, Chromaticeae,
Saccharomyces cereviciae,
Tetraselmis, dan Chlorella. Untuk menekan bakteri merugikan dan mencegah timbulnya senyawa beracun, diperlukan pemberian inokulasi bakteri yang
menguntungkan, yaitu probiotik dan pemasangan aerator. Pemberian probiotik dilakukan dengan dua cara, melalui lingkungan dan pakan. Keduanya mempunyai
tujuan yang berbeda, tetapi intinya memacu pertumbuhan udang Suprapto, 2007. Pemberian probiotik melalui lingkungan air dan dasar tambak bertujuan:
a memperbaiki serta mempertahankan kualitas air tambak, mengoksidasi senyawa organic sisa pakan, kotoran udang, plankton, dan oranisme yang mati;
b menurunkan senyawa metabolit beracun, misalnya ammonia, nitrit, dan H
2
S; c mempercepat pembentukan dan kestabilan plankton; d menekan
pertumbuhan bakteri merugikan; e penyedia pakan alami dalam bentuk flok bakteri; dan f menumbuhkan baktri pengurai Rajab, 2006; Suprapto, 2007.
2.5. Bacillus sp. Sebagai Agen Biokontrol bakteri probiotik
Salah satu mikrob probiotik yang banyak diteliti ialah jenis Bacillus. Bacillus merupakan bakteri Gram-positif berbentuk batang, memiliki endospore, bersifat
motil dan tergolong dalam bakteri aerob atau fakultatif anaerob. Genus Bacillus merupakan bakteri yang sangat baik digunakan sebagai kandidat agen biokontrol
karena dapat menghasilkan beberapa metabolit aktif seperti antibiotik, proteinase dan bakteriosin Kuta et al. 2009.
Universitas Sumatera Utara