kelelahan secara umum dapat ditandai dengan berbagai kondisi antara lain : lelah pada organ penglihatan mata, mengantuk, stress pikiran tegang dan rasa malas bekerja atau
circardian fatique Nurmianto, 1998. Selain itu kelelahan umum dicirikan dengan menurunnya perasaan ingin bekerja, serta kelelahan umum disebut juga kelelahan fisik
dan kelelahan syaraf Suma’mur, 2009.
2.6.2. Faktor Yang Menyebabkan Timbulnya Kelelahan.
Banyak faktor yang mempengaruhi jumlah pekerjaan yang akan dilakukan seseorang setiap hari dan tingkat kelelahan fisik akibat kerja. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
tingkat kelelahan yaitu : jam kerja; periode istirahat; cahaya, suhu dan ventilasi yang berpengaruh pada kenyamanan fisik, sikap, mental dan kelelahan tenaga kerja; kebisingan dan
getaran merupakan gangguan yang tidak diinginkan, sejauh mungkin dikurangi atau dihilangkan. Hal ini sebaiknya dipahami sehingga tercipta kondisi fisik yang menyenangkan dalam bekerja
Nasution dalam Putra, 2011. Secara pasti datangnya kelelahan yang menimpa diri seseorang akan sulit untuk
diidentifikasikan secara jelas. Mengukur tingkat kelelahan kerja seseorang bukanlah pekerjaan yang mudah. Prestasi ataupun performance kerja yang bisa ditunjukkan dengan output kerja
merupakan tolak ukur yang sering dipakai untuk mengevaluasi tingkat kelelahan. Selain kuantitas output persatuan waktu, maka pengukuran terhadap kualitas output ataupun jumlah
pokok cacat yang dihasilkan dan frekuensi kecelakaan yang menimpa pekerja sering kali juga dipakai sebagai cara untuk mengkorelasikan dengan intensitas kelelahan yang terjadi. Meskipun
demikian yang patut diperhatikan adalah bahwa perubahan performa kerja ataupun kualitas output kerja ternyata tidaklah semata-mata disebabkan oleh faktor kelelahan kerja
Wignjosoebroto, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan kerja bermacam- macam, mulai dari faktor lingkungan kerja yang tidak memadai untuk bekerja sampai kepada
masalah psikososial dapat berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan kerja Setyawati, 2010. Menurut ILO dalam Setyawati 2010, penyebab kelelahan kerja umumnya berkaitan
dengan: a. Sifat pekerjaan yang monoton.
b. Intensitas kerja dan ketahanan kerja mental dan fisik yang tinggi. c. Cuaca ruang kerja, pencahayaan dan kebisingan serta lingkungan kerja lain yang tidak
memadai. d. Faktor psikologis, rasa tanggung jawab, ketegangan-ketegangan dan konflik-konflik.
e. Penyakit-penyakit, rasa kesakitan dan gizi. f. Circadian rhytm irama sirkadian.
Suma’mur 2009, menyatakan bahwa salah satu penyebab kelelahan kerja adalah lamanya kerja mental dan fisik dan faktor-faktor yang lain yang telah disebutkan sebelumnya.
Pengaruh-pengaruh tersebut berkumpul di dalam tubuh dan mengakibatkan perasaan lelah. Perasaan ini dapat menyebabkan seseorang berhenti bekerja seperti halnya kelelahan fisiologis
seperti mengantuk. Barnes dalam Putra 2011, menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi
jumlah pekerjaan yang akan dilakukan seseorang setiap hari dan tingkat kelelahan fisik akibat kerja. Tersedianya kondisi kerja dan peralatan, jumlah pekerjaan setiap hari akan tergantung
pada kemampuan dan kecepatan kerja yang dilakukan tenaga kerja. Beberapa penelitian mengatakan kecelakaan banyak terjadi pada shift malam sehubungan
dengan gangguan irama sirkadian. Penelitian lain, di Inggris menemukan bahwa puncak
Universitas Sumatera Utara
kecelakaan lokal terjadi sebelum waktu istirahat shift pagi yang mungkin disebabkan faktor kelelahan atau pekerja mempercepat produksi pada saat-saat ini untuk mengejar target sebelum
istirahat. Suatu penelitian menunjukkan bahwa 13 tenaga kerja tidak dapat menyesuaikan diri pada shift malam dan banyak tidak menyukai rotasi shift kerja 1 minggu, sebab mempengaruhi
kesehatan dan kehidupan pribadi. Pada penelitian tersebut digunakan skedul kerja 1 minggu setiap shift pagi, minggu depannya shift sore, minggu ke 3 shift tengah malam Barnes dalam
Putra, 2011.
2.6.3. Proses Terjadinya Kelelahan Kerja