20 dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan
persyaratan khusus yang berlaku. Kemampuan ini dinyatakan dalam menunjukkan suatu taraf ketrampilan yang telah mencapai kemahiran, 7 kreativitas, mencakup
kemampuan untuk melahirkan pola gerak-gerik yang baru berdasarkan inisiatif sendiri Winkel, 2004:278-279.
Berdasarkan teori di atas, penilaian dalam penelitian ini berpedoman pada teori berpikir Bloom. Peneliti menilai prestasi hasil belajar siswa dalam tiga
aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang dinyatakan dalam bentuk angka.
2.1.2.6 Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget
Anak berkembang dari bayi sampai dewasa, perkembangan anak tidak hanya dilihat dari fisiknya, namun juga dari intelektual atau kognitifnya. Piaget
dalam Djiwandono 2006:21-22 menyebutkan ada 4 tahap perkembangan kognitif anak. Tahap pertama yakni sensori-motorik 0-2 tahun. Pada tahap ini
anak belajar dari pengalaman langsung di lingkungan. Anak menggunakan kemampuan sensorinya untuk mempelajari sesuatu, meskipun anak belum
sempurna dalam memahami objek tertenu. Tahap kedua yakni tahap pra operasional. Tahap pra operasional terjadi pada anak yang berumur 2-7 tahun.
Anak menggunakan simbol-simbol dalam menggambarkan objek yang ada di sekitar. Anak cenderung berpusat pada dirinya sendiri. Tahap ketiga yakni
operasional konkret 7-12 tahun. Anak pada tahap ini biasanya sudah memasuki masa sekolah yaitu Sekolah Dasar. Anak sudah mampu berpikir logis dalam
kegiatannya. Anak mampu menghubungkan satu aspek dengan aspek lainya tentang apa yang ia pelajari. Anak mulai memperhatikan lingkungan sosialnya dan
tidak berpusat pada dirinya. Pada tahap ini anak belum bisa berpikir secara abstrak. Tahap terakhir yakni operasional formal. Anak berada pada tahap formal
pada usia 11-dewasa. Anak sudah bisa berpikir secara logis dan abstrak ketika menyelesaikan suatu persoalan.
Berdasarkan teori tersebut, siswa kelas II SD termasuk dalam tahap operasional konkret. Siswa pada tahap ini sudah dapat berpikir secara
menyeluruh, teratur, dan terarah dengan melihat banyak unsur dalam waktu yang
21 sama. Kondisi ini berkaitan dengan materi yang akan diberikan untuk siswa,
pembelajaran yang akan dilaksanakan, serta berkaitan dengan media apa yang akan digunakan. Hal ini berkaitan dengan kemampuan siswa dalam bekerja sama
dalam kelompok. Materi yang disampaikan dalam penelitian ini akan menggunakan situasi atau benda-benda konkret yang peneliti sediakan untuk
mendukung kegiatan belajar mengajar.
2.1.3 Hasil Penelitian yang Relevan