18 Bandura dalam Singgih 1989 menyatakan ada empat komponen dalam
proses belajar yaitu: 1 memperhatikan, sebelum melakukan peniruan terlebih dahulu anak memperhatikan model yang akan ditirunya, 2 mencamkan, setelah
memperhatikan dan mengamati sesuatu model maka di waktu yang lain anak memperlihatkan tingkah laku yang sama dengan model tersebut, 3
mereproduksikan gerak motorik, untuk mereproduksikan tingkah laku dengan tepat anak harus sudah bisa memperlihatkan kemampuan-kemampuan motorik
yang meliputi kekuatan fisik, 4 ulangan-penguatan, setelah proses dari memperhatikan dan mencamkan sudah dilakukan, model yang diamati oleh anak
akan diperlihatkan atau direproduksi dalam tingkah laku yang nyata atau tidak bergantung pada kemauan atau motivasi yang ada.
Dari penjelasan tentang teori Bandura di atas dapat disimpulkan bahwa anak dapat belajar melalui lingkungan sosialnya untuk belajar lebih cepat dengan
mengamati atau melihat tingkah laku orang lain. Aspek kognitif dapat diikutsertakan yang dinyatakan dalam tingkah laku melalui proses mengamati,
mencamkan, memproduksi dan dilanjutkan dengan melakukankan ulangan sesuai dengan motivasi kemauannya.
2.1.2.5 Teori Berpikir Bloom
Bloom dalam Masidjo 2004:2 menyatakan tiga tujuan instruksional yang dapat digunakan guru untuk menilai hasil belajar siswa adalah kognitif,
afektif, psikomotor. Ranah kognitif dikategorikan ke dalam enam dimensi Anderson, 2010:99-129, keenam tingkatan tersebut adalah 1 mengingat, berarti
menumbuhkan kemampuan untuk menyimpan memori tentang materi yang sama dengan materi yang sudah pernah diajarkan, 2 memahami, berarti menumbuhkan
kemampuan mengkonstruksi makna-makna dari pembelajaran atau pengetahuan yang baru saja diperoleh dipadukan dengan pengetahuan yang sudah di miliki, 3
mengaplikasikan, berarti
menumbuhkan kemampuan
untuk melibatkan
penggunaan langkah-langkah tertentu dalam mengerjakan soal-soal latihan atau menyelesaikan masalah. Soal latihan merupakan tugas yang langkahnya sudah
diketahui siswa sedangkan masalah merupakan tugas yang langkah
penyelesaiannya belum diketahui siswa, sehingga siswa harus mencari
19 penyelesaian dari masalah tersebut, 4 menganalisis, berarti menumbuhkan
kemampuan untuk melibatkan proses memecah-mecah sebuah materi menjadi bagian-bagian yang kecil dan setelah itu menentukan hubungan antara setiap
bagian dan keseluruhan strukturnya, 5 mengevaluasi, berarti menumbuhkan kemampuan untuk membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif, 6 mencipta, berarti menumbuhkan kemampuan untuk melibatkan proses menyusun elemen-emelem menjadi keseluruhan yang
koheren dan fungsional. Pada dimensi mencipta ini siswa dituntut untuk berpikir secara kreatif. Proses kognitif yang terlibat dalam mencipta secara umum sejalan
dengan pengalaman belajar sebelumnya dan pada dimensi ini siswa membuat produk baru dengan mereorganisasi elemen yang tidak pernah ada sebelumnya.
Ranah afektif terdiri atas lima tingkat perilaku yaitu 1 penerimaan: mencakup kepekaan akan adanya suatu rangsangan dan kesediaan untuk
memperhatikan rangsangan itu, serta rangsangan tersebut, 2 partisipasi: kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan, 3
penilaian atau penentuan sikap: meliputi kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian tersebut, 4
organisasi: meliputi kemampuan membentuk sistem nilai sebagai pedoman hidup, 5 pembentukan pola hidup, meliputi kemampuan untuk menghayati nilai-nilai
kehidupan yang diolah secara sadar sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi pegangan nyata dalam mengatur kehidupan sendiri Winkel, 2004:276-277.
Tingkatan pada ranah psikomotorik siswa terdiri atas tujuh bagian, yaitu 1 persepsi, merupakan reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya
rangsangan dan pembedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada, 2 kesiapan yang mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan
memulai sesuatu gerakan atau rangkaian gerakan, 3 gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan suatu gerakan sesuai dengan contoh yang
diberikan, 4 gerakan terbiasa, mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak dengan lancar tanpa memperlihatkan lagi contoh yang diberikan,
5 gerakan kompleks, mencakup kemampuan untuk melaksanakan ketrampilan, yang terdiri atas beberapa komponen dengan lancar, tepat dan efisien, 6
penyesuaian pola gerakan, mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan
20 dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan
persyaratan khusus yang berlaku. Kemampuan ini dinyatakan dalam menunjukkan suatu taraf ketrampilan yang telah mencapai kemahiran, 7 kreativitas, mencakup
kemampuan untuk melahirkan pola gerak-gerik yang baru berdasarkan inisiatif sendiri Winkel, 2004:278-279.
Berdasarkan teori di atas, penilaian dalam penelitian ini berpedoman pada teori berpikir Bloom. Peneliti menilai prestasi hasil belajar siswa dalam tiga
aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang dinyatakan dalam bentuk angka.
2.1.2.6 Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget