Analisis Deskriptif Teknik Analisis Data

b. Deskripsi Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK oleh Siswa Pemanfaatan TIK yang dimaksudadalah segala bentuk penggunaan TIK oleh siswa sebagai pendukung aktivitas pembelajaran. Indikatornya adalah sebagai berikut. 1 Frekuensisiswa memanfaatkan hotspot sekolah. 2 Frekuensi pemanfaatan internet untuk mencari artikel atau mengunduh materi yang berkaitan dengan mata pelajaran. 3 Frekuensi pemanfaatan email untuk bertukar informasi atau mengirimkan tugas yang bersangkutan dengan mata pelajaran. Tabel III. 7 Penilaian Pemanfaatan Teknologi Informasi Pernyataan Positif Negatif Jawaban Skor Jawaban Skor Tidak Pernah 1 Tidak Pernah 4 Jarang 2 Jarang 3 Sering 3 Sering 2 Selalu 4 Selalu 1 Mean dan Standar deviasi dalam variabel ini sebagai berikut: Tabel III.8 Mean dan Standar Deviasi Variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi oleh Siswa Variabel N Mean Standar Deviasi Pemanfaatan Teknologi Informasi 63 18,41 2,803 Sumber: data diolah, 2014 Untuk mengetahui penilaian pemanfaatan TIK dapat ditunjukkan dengan memasukkan nilai mean dan standar deviasi yang diperoleh dengan interval di bawah ini: Tabel III. 9 Interval Rata-rata Penilaian terhadap Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pemanfaatan TIK Rumus Interval Interval Rendah X mean - SD 11 – 15 Sedang Mean - SD x mean + SD 16 – 21 Tinggi Mean + SD x 22 – 26 Sumber: data diolah, 2014 Kategori Pemanfaatan TIK digolongkan menjadi tiga, yaitu: 1 Pemanfaatan TIKTinggi Pemanfaatan TIK tinggi artinya frekuensi siswa memanfaatkan TIKuntuk pembelajaran ekonomi tinggi atau dapat dikatakan hampir setiap kali siswa belajaratau menyelesaikan tugasekonomi dengan memanfaatkan TIK. 2 PemanfaatanTIKSedang Pemanfaatan TIK sedang artinya frekuensi siswa memanfaatkan TIuntuk pembelajaran ekonomi tidak tinggi dan tidak rendah. Siswa tidak memanfaatkan TIK setiap kali belajar atau menyelesaikan tugasatau dapat dikatakan siswa cukup memanfaatkan TIK untuk belajar atau menyelesaikan tugas ekonomi. 3 Pemanfaatan TIKRendah Pemanfaatan TIKrendah artinya frekuensi siswa memanfaatkan TIKuntuk pembelajaran ekonomi rendah. Siswakurang memanfaatkan TIK untuk belajar atau menyelesaikan tugas ekonomi. c. DeskripsiKedisiplinan Belajar Siswa Kedisiplinan belajar yang dimaksud adalahketaatan siswa dalam mengikuti ketentuan yang berlaku untuk menjalankan aktivitas belajarnya baik dirumah maupun disekolah.Indikatornya: 1 Frekuensi mengatur jadwal belajar dirumah 2 Frekuensi kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran 3 Frekuensi ketepatan waktu dalam mengikuti pelajaran 4 Frekuensi ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas Untuk mengetahui nilai dari setiap item pernyataan variabel, digunakan skala Likert sebagai berikut. Tabel III. 10 Penilaian Kedisiplinan Belajar Pernyataan Positif Negatif Jawaban Skor Jawaban Skor Tidak Pernah 1 Tidak Pernah 4 Jarang 2 Jarang 3 Sering 3 Sering 2 Selalu 4 Selalu 1 Mean dan Standar deviasi dalam variabel ini sebagai berikut: Tabel III. 11 Mean dan Standar Deviasi Variabel Kedisiplinan Belajar Variabel N Mean Standar Deviasi Kedisiplinan Belajar 63 26,32 3,839 Sumber: data diolah, 2014 Untuk mengetahui penilaian kedisiplinan belajar dapat ditunjukkan dengan memasukkan nilai mean dan standar deviasi yang diperoleh dengan interval di bawah ini: Tabel III. 12 Interval Rata-rata Penilaian terhadap Kedisiplinan Belajar Kedisiplinan Belajar Rumus Interval Interval Rendah X mean - SD 15 – 22 Sedang Mean - SD x mean + SD 23 – 30 Tinggi Mean + SD x 31 – 34 Sumber: data diolah, 2014 Kategori kedisiplinan belajar digolongkan menjadi tiga, yaitu: 1 Kedisiplinan BelajarTinggi Kediplinan belajar tinggi artinya siswa menaatisegala ketentuan yang berlaku untuk menjalankan aktivitas belajarnya baik dirumah maupun disekolah. 2 Kediplinan Belajar Sedang Kedisiplinan belajar sedang artinya siswa cukup menaati ketentuan yang berlaku untuk menjalankan aktivitas belajarnya baik dirumah maupun disekolah. 3 Kedisiplinan BelajarRendah Kedisiplinan belajarrendah artinya siswa kurang menaati ketentuan yang berlakuuntuk menjalankan aktivitas belajarnya baik dirumah maupun disekolah. d. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Hasil belajar yang dimaksud adalah nilai rapor semester 2 siswa pada mata pelajaran ekonomi.Indikator: nilai rapor kelas X semester 2 siswa pada mata pelajaran ekonomi tahun ajaran 20132014. Tabel III. 13 Penilaian Hasil Belajar Siswa Klasifikasi Kriteria Rendah 64 Sedang 65 - 79 Tinggi 80 - 100 Sumber: PAP I yang dimodifikasi Masidjo, 1995 Kategori hasil belajar siswa digolongkan menjadi tiga, yaitu: 1 Hasil BelajarTinggi Hasil belajar tinggi berarti perolehan nilai rapor kelas X semester 2 siswa pada mata pelajaran ekonomi tahun ajaran 20132014 mencapai kriteria 80 - 100. 2 Hasil Belajar Sedang Hasil belajarsedangberarti perolehan nilai rapor kelas X semester 2 siswa pada mata pelajaran ekonomi tahun ajaran 20132014 mencapai kriteria 65-79. 3 Hasil BelajarRendah Hasil belajarrendahberarti perolehan nilai rapor kelas X semester 2 siswa pada mata pelajaran ekonomi tahun ajaran 20132014 mencapai kriteria 64.

2. Uji Hipotesis

a. Uji Prasyarat 1 Uji Normalitas Uji asumsi normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Jika nilai asymtot memiliki signifikansi lebih dari = 0,05 maka distribusi dapat dikatakan normal, dan jika nilai asymtot memiliki signifikansi lebih kecil dari = 0,05 berarti distribusi tersebut tidak normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorof-smirnov dengan tingkat kepercayaan 5 atau 0,05. Jika signifikansi 0,05 maka regresi yang digunakan memiliki data residual yang berdistribusi normal. Rumus uji Kolmogrov-Sminov untuk normalitas sebagai berikut: Keterangan : D : Deviasi maksimum FoX : Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan SnX : Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi 2 Uji Linieritas Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah model yang dibangun mempunyai hubungan yang linear atau tidak.Untuk menguji linieritas dapat menggunakan uji F. Uji F digunakan pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai kontribusi secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : a Derajat kepercayaan = 5 b Derajat kebebasan f tabel α, k, n-k-1 α = 0,05 k = jumlah variabel bebas n = jumlah sampel c Menentukan kriteria pengujian H0 ditolak apabila f hitung f tabel HA ditolak apabila f hitung f tabel d Menentukan f dengan rumus Keterangan: R 2 : koefisien determinan berganda n : jumlah sampel k : jumlah variabel bebas Kesimpulan : Apabila f hitung f tabel maka H0 diterima dan HA ditolak, artinya tidak ada pengaruh secara simultan artinya hubungan variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linear.Apabila f hitung f tabel maka H0 ditolak dan HA diterima, artinya ada pengaruh secara simultan artinya hubungan variabel bebas dengan variabel terikat bersifat non-linear. b. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya pelanggaran dalam regresi berganda. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1 Uji Multikolinieritas Multikolinieritas merupakan suatu perselingkuhan atau hubungan antara variabel bebas yang satu dengan yang lain. Dalam hal ini variabel tersebut disebut variabel yang bersifat tidak ortogonal. Variabel yang bersifat tidak ortogonal tersebut merupakan variabel bebas yang korelasinya tidak sama dengan nol. Untuk mendeteksi masalah multikolinieritas dapat menggunakan rumus korelasi. Adapun rumus korelasi sebagai berikut Sugiyono, 2010: 2 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk suatu variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan uji Spearman Rank dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika signifikansi antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, tetapi jika 0,05 maka terjadi masalah heteroskedastisitas. 3 Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana keselahan pengganggu dari satu observasi terhadap observasi selanjutnya yang berurutan tidak berpengaruh atau tidak terjadi korelasi.Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah autokorelasi dapat digunakan uji Durbin Watson dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: DW : nilai Durbin Watson e t : gangguan estimasi t : observasi terakhir t - 1 : observasi sebelumnya Untuk memperoleh kesimpulan apakah ada masalah autokorelasi atau tidak, hasil hitungan statistik DW harus dibandingkan dengan tabel statistik. Namun secara umum dapat diberi patokan sebagai berikut: a dU DW 4 – dU maka H diterima tidak ada autokorelasi b DW dL atau DW 4 – dL maka H ditolak terjadi autokorelasi c dL DW dU atau 4 – dU DW 4 – dL maka tidak ada keputusan yang pasti Apabila tidak ada penyimpangan satu atau lebih asumsi klasik, maka analisis regresi linier berganda dapat dilanjutkan.Namun apabila terjadi penyimpangan satu atau lebih asumsi klasik, maka analisis regresi linier berganda tidak dapat dilanjutkan.

Dokumen yang terkait

Teknologi Komunikasi Dan Perubahan Perilaku (Studi Deskriptif Mengenai Penggunaan Handphone Terhadap Perubahan Perilaku Dikalangan Siswa SMP Swasta Namira Pasar I Tanjung Sari Medan)

4 56 79

PENDAHULUAN Kontribusi Minat Kedisiplinan Dan Kelengkapan Fasilitas Belajar Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas Xi Smk Cokroaminoto 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 6

KONTRIBUSI MINAT KEDISIPLINAN DAN KELENGKAPAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA Kontribusi Minat Kedisiplinan Dan Kelengkapan Fasilitas Belajar Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas Xi Smk Cokroaminoto 1 Surakarta Tahun Pelajar

0 2 13

KONTRIBUSI KEHARMONISAN KELUARGA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Kontribusi Keharmonisan Keluarga Dan Kedisiplinan Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas X Sman 2 Klaten Tahun Ajaran 2015/2016.

0 8 13

KONTRIBUSI KEHARMONISAN KELUARGA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Kontribusi Keharmonisan Keluarga Dan Kedisiplinan Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas X Sman 2 Klaten Tahun Ajaran 2015/2016.

0 2 15

KONTRIBUSI MOTIVASI BELAJAR DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII Kontribusi Motivasi Belajar Dan Kedisiplinan Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 2 Banyudono Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 20

KONTRIBUSI MOTIVASI BELAJAR DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII Kontribusi Motivasi Belajar Dan Kedisiplinan Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 2 Banyudono Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 14

Kontribusi fasilitas belajar, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi oleh siswa dan kedisiplinan belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa tahun ajaran 2013/2014 : studi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 Yogyakarta.

0 1 145

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS DI SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 0 16

LITERASI INFORMASI RESPOND TERHADAP KEMA

0 0 11