Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada Bab-Bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengaturan kerjasama internasional dalam penanggulangan kejahatan narkotika diatur dalam perjanjian-perjanjian internasional yang meliputi perjanjian multilateral, bilateral dan regional. Perjanjian internasional ini merupakan aturan-aturan dan kesepakatan internasional yang memuat kebijakan mengenai narkotika, seperti halnya konvensi-konvensi internasional yang harus diperhatikan untuk selanjutnya dilakukan transformasi kedalam sistem hukum nasional. Untuk itu, Indonesia telah meratifikasi beberapa kesepakatan internasional tersebut diantaranya adalah “The United Nations Convention Against Illicit Traffic in Narcotic Drugs and Psychotropic Substances 1988” . Di samping itu, Indonesia telah melakukan kerjasama bain regional misalnya yang termuat dalam aturan ASEAN Drugs Experts Meeting on the Prevention and Control of Drug Abuse maupun bilateral misalnya aturan menyangkut kesepakat yang tebuat dalam U.S Department of Justice Drug Enforcement Administration Universitas Sumatera Utara 2. DEA, AFP Kepolisian Australia, PDRM Kepolisian Malaysia dan CNB Badan Narkotika Singapura. 3. Peran Polri dalam pengembangan kerjasama internasional untuk menanggulangi kejahatan narkotika terorganisir adalah melakukan tindakan-tindakan secara proaktif dalam menjalin kerjasama Internasional dengan Negara-negara yang dianggap koorporatif dalam penanggulangan peredaran gelap narkotika internasional. Namun kerjasama ini pada implementasinya belum efektif antara lain kerjasama internasional cenderung diarahkan pada pertukaran informasiinformation exchange tentang identitas pelaku dan sindikatnya, serta modus operandi yang digunakan. Belum sepenuhnya mengarah pada mekanisme kerjasama antar negara dalam penanggulangan dan penangkapan terhadap para pelaku kejahatan narkotika. Di samping itu kerjasama internasional yang ada belum melibatkan negara-negara yang terindikasi sebagai jalur atau bagian dari peredaran gelap narkotika yang dikendalikan oleh sindikat internasional. 4. Kendala yang dihadapi Polri dalam penanggulangan kejahatan narkotika terorganisir dapat diidentifikasi antara lain belum adanya joint task force dari masing-masing institusi kepolisian dan belum intensifnya komunikasi antar lembaga dan institusi penegak hukum sehingga sulit untuk mendapatkan informasi tentang sindikat narkotika Universitas Sumatera Utara internasional yang melibatkan beberapa negara. Di samping itu hambatan yang sangat krusial yakni terdapat beberapa negara asal pelaku kejahatan narkotika yang belum tergabung dalam forum kerjasama internasional, baik bilateral, regional maupun internasional seperti IDEC dan kerjasama internasional belum mengarah pada tindakan teknis penelusuran dan penyitaan terhadap asset atau harta kekayaan yang diduga diperoleh atau diduga digunakan untuk membiayai kegiatan sindikat narkotika internasional. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi oleh Polri antara lain terciptanya MoU Memorandum of Understanding dengan sasaran prioritas pertukaran informasi dan data intelijen, investigasi gabungan, controlled delivery, dukungan staf ahli, patroli pencegahan secara bersama di perbatasan-perbatasan negara.

B. Saran