Kerjasama Internasional belum mengarah pada Pelacakan dan

94

BAB IV KENDALA DAN UPAYA DALAM PENGEMBANGAN KERJASAMA

INTERNASIONAL GUNA PENANGGULANGAN KEJAHATAN NARKOTIKA TERORGANISIR

A. Kerjasama Internasional belum mengarah pada Pelacakan dan

Penyitaan Asset dan Harta Kekayaan sebagai hasil kejahatan narkotika. Upaya memerangi kejahatan narkotika sebagai salah satu bentuk kejahatan transnasional telah berlangsung lama dilakukan oleh setiap negara di dunia. Upaya tersebut didukung oleh PBB, antara lain melalui United Nation Convention Against Transnational Organized Crime di Palermo, Nopember 2000 Palermo Convention. Dengan semangat memerangi kejahatan lintas negara tersebut, pada tanggal 20 Desember 1997 negara-negara anggota Asean menyepakati “ASEAN Declaration on Transnational Crimes” melalui pertemuan para Menlu ASEAN di Manila. Implementasi dari deklarasi tersebut, adalah terbentuknya forum AMMTC ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime yang secara teknis operasional dilaksanakan oleh SOMTC Senior Officer Meeting on Transnational Crime. Pada pertemuan AMMTC ke-2 tanggal 23 Juni 1999 telah disepakati 6 enam jenis kejahatan yang termasuk isu kejahatan transnasional yaitu terorisme, perdagangan gelap narkotika, perdagangan manusia, pencucian uang, penyelundupan senjata dan rompak laut. Kemudian dengan disepakatinya 2 dua isu kejahatan lainnya yaitu Cyber Crime dan International Economic Crime menjadi isu kejahatan transnasional Universitas Sumatera Utara pada pertemuan AMMTC ke-3 di Singapura tanggal 11 Oktober 2001, sehingga kejahatan transnasional menjadi 8 delapan jenismeliputi : terrorism, illicit drug trafficking, trafficking in person, money laundering, arm smuggling, sea piracy, cyber crime dan international economic crime 105 Harta kekayaan yang cukup besar yang diperoleh dari kejahatan-kejahatan transnasional, khususnya para pelaku kejahatan narkotika yang teorganisir, tidak langsung digunakan oleh pelaku untuk membiayai produksi narkotika ilegalnya dengan berbagai motif dan tujuan, utamanya adalah untuk mengaburkan hasil kejahatan. Untuk itu biasanya para pelaku selalu berupaya untuk menyembunyikan asal usul harta kekayaan tersebut dengan berbagai cara yang antara lain berupaya memasukannya kedalam sistem keuangan banking system resmi. Cara-cara yang ditempuh pelaku kejahatan untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul harta kekayaan tersebut dengan maksud untuk menghindari upaya pelacakan oleh aparat penegak hukum terhadap aliran dana yang diperoleh maupun yang disalurkan, sekaligus diperuntukkan membiayai peredaran gelap narkotika yang di operasikan secara terorganisir dan melintasi beberapa negara. Adapun kondisi kerjasama aparat penegak hukum antar negara, dapat digambarkan sebagai berikut . 106 1. Belum ada kerjasama internasional menyangkut pelacakan harta kekayaan pelaku kejahatan narkotika yang biasanya dilakukan oleh organized : 105 Ibid 106 Anjan Pramuka Putra, Loc.cit Universitas Sumatera Utara crimesyndicate sindikat kejahatan terorganisir dengan melibattkan financial system . 2. Pelacakan terhadap harta kekayaan tentunya didahului dengan penggunaan kerangka patut diduga bahwa transaksi yang dilakukan oleh pelaku kejahatan peredaran gelap narkotika. 3. Belum ada kesepakatan kerjasama untuk melakukan pemblokiran terhadap harta kekayaan yang terindikasi dapat atau sedang digunakan untuk membiayaioperasional sindikatnarkot ika internasional. Lemahnya Penyedia Jasa Keuangan PJK menyangkut penerapan prinsip know your costumer menyebabkan pelaku dengan mudah memanfaatkan lembaga ini untuk mendukung aksi kejahatannya, dalam berbagai bentuk transaksi keuangan. Jika prinsip ini betul-betul dapat dilaksanakan oleh PJK, tentunya akan sangat membantu aparat penegak hukum untuk melacak, menelusuri sekaligus memblokir setiap aliran dana yang terindikasi memiliki kaitan dengan pelaku kejahatan narkotika. 4. Tindakan pelacakan dan penyitaan terhadap asset atau harta kekayaan pelaku kejahatan narkotika antar negara belum dijadikan sebagai sasaran dan prioritas kerjasama penanggulangan kejahatan narkotika yang terorganisir. 5. Belum diarahkannya kerjasama untuk merumuskan ketentuan hukum yang harus ditaati oleh setiap aparat penegak hukum dimanapun, menyangkut ketentuan penyitaan aset atau harta kekayaan pelaku kejahatan narkotika yang terorganisir. Universitas Sumatera Utara 6. Adanya sistem hukum dan perundang-undangan yang berbeda disetiap negara, terutama dalam hal pemidanaan, sehingga menyulitkan dalam upaya melakukan penuntutan atau penindakan. Di samping itu adanya perbedaan kerangka hukum tentang predicate crime kejahatan narkotika sehingga menyulitkan dalam penyitaan aset dan harta kekayaan pelakunya.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi