diperoleh yaitu 13,49 masuk ke dalam interval
≤ 19 berada pada
kategori sangat tidak sering, sehingga kesimpulan di atas adalah benar.
B. Analisis Data 1. Pengujian Hipotesis
a. Hipotesis Pertama
1 Rumusan Hipotesis = Tidak ada pengaruh positif pengalaman mengajar belajar
terhadap kemampuan mengimplementasikan standar proses pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun
2016. = Ada pengaruh positif pengalaman mengajar belajar terhadap
kemampuan mengimplementasikan
standar proses
pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016.
2 Pengujian Hipotesis Tabel 4.13 menunjukkan kontingensi dan frekuensi harapan
pengaruh pengalaman
mengajar terhadap
kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses. Tabel tersebut menunjukkan sel matrik frekuensi harapan antar variabel.
Tabel 4.13. Tabel Kontinjensi dan Frekuensi Harapan
Pengaruh Pengalaman Mengajar terhadap Kemampuanmengimplementasikan Permendikbud Nomor 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses Pada Guru di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta
Spros MK Crosstabulation
MK Total
Junior Menengah
Senior Spros
Tidak Baik
Count 12
9 15
36 Expected Count
8.1 13.1
14.8 36.0
Residual 3.9
-4.1 .2
Cukup Count 18
37 52
107 Expected Count
24.0 39.0
44.0 107.0
Residual -6.0
-2.0 8.0
Baik Count
13 24
12 49
Expected Count 11.0
17.9 20.2
49.0 Residual
2.0 6.1
-8.2 Total
Count 43
70 79
192 Expected Count
43.0 70.0
79.0 192.0
Proses pembelajaran dikategorikan ke dalam kategori sangat tidak baik, tidak baik, cukup, baik, dan sangat tidak baik. Di sisi lain,
pengalaman dikategorikan menjadi junior, menengah, dan senior. Sel matrik tidak mengalami penggabungan karena sudah memenuhi
syarat expected count
≥ 5.
Tabel 4.14 menunjukkan hasil Chi-Square x
2 hitung
sebesar 12.039 df = 4 dan nilai Asymp. Sig sebesar 0,017. Uji hipotesis
satu arah menunjukkan nilai signifikansi 0,017
0,05. Dengan demikian, H
ditolak dan H
1
diterima, yang artinya pengalaman mengajar
berpengaruh positif
terhadap kemampuan
mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses.
Tabel 4.14 Hasil Analisis Chi-Square
Pengaruh Pengalaman Mengajar terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pada Guru di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. 2-sided
Pearson Chi-Square 12.039
a
4 .017
Likelihood Ratio 12.349
4 .015
Linear-by-Linear Association
.816 1
.366 N of Valid Cases
192 a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The
minimum expected count is 8.06.
Pada tabel 4.15 menunjukkan hasil analisis koefisien kontingensi dan koefisien phi. Koefisien Kontingensi dan koefisien
phi menunjukkan hasil yang positif sebesar 0,250. Dengan demikian, H
1
yang menyatakan ada pengaruh yang positif pengalaman mengajar terhadap kemampuan mengimplementasikan
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses pada Guru di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta diterima. Hal ini berarti
semakin lama pengalaman mengajar semakin tinggi kemampuan guru untuk mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun
2016 tentang Standar Proses. Sebaliknya, semakin sedikit
pengalaman mengajar semakin rendah kemampuan guru untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses.
Tabel 4.15. Hasil Analisis Koefisien Kontinjensi Pengaruh Pengalaman
Mengajar terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pada Guru di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta Symmetric Measures
Value Approx.
Sig. Nominal by
Nominal Phi
.250 .017
Cramers V .177
.017 Contingency
Coefficient .243
.017 N of Valid Cases
192
Karena terdapat pengaruh pengalaman mengajar terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses, maka uji dilanjutkan dengan mencari besar kecilnya derajat asosiasi Kontingensi C. Besar
kecilnya derajat asosiasi dihitung dengan rumus kontingensi C adalah sebagai berikut:
C =
, .
= 0,24290 pembulatan 0.243
Hasil perhitungan tersebut selaras dengan Tabel 5.12 Symmetric Measures pada kolom Contingency Coefficient yaitu
sebesar 0,243. Langkah selanjutnya membandingkan nilai C dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nilai C
max
yang mungkin bisa terjadi. Perhitungan C
max
adalah sebagai berikut:
C
max
= = 0,816
Hasil perbandingan koefisien C dengan koefisien C
max
maka hasil yang diperoleh sebesar 0,297 0,243 0,816. Kriteria rasio
CC
max
koefisien 0,297 berada pada rentang 0,20-0,399 dengan interpretasi rendah. Dengan demikian, pengaruh pengalaman
mengajar kemampuan
mengimplementasikan Permendikbud
Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses dapat
diinterpretasikan lemah.
b. Hipotesis Kedua
1 Rumusan Hipotesis = Tidak ada pengaruh positif ketersediaan sumber belajar
terhadap kemampuan mengimplementasikan standar proses pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun
2016. = Ada pengaruh positif ketersediaan sumber belajar terhadap
kemampuan mengimplementasikan
standar proses
pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016.
2 Hasil Pengujian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.16 menunjukkan kontingensi dan frekuensi harapan pengaruh ketersediaan sumber belajar terhadap kemampuan
mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. Tabel tersebut menunjukkan sel matrik
frekuensi harapan antar variabel. Proses pembelajaran dikategorikan ke dalam kategori sangat tidak baik, tidak baik, cukup, baik, dan
sangat tidak baik. Di sisi lain, ketersediaan sumber belajar dikategorikan menjadi sangat tidak tersedia, tidak tersedia, cukup,
tersedia dan sangat tersedia. Apabila nilai kategori 5 maka nilai ttersebut digabungkan dengan kategori yang berdekatan.
Tabel 4.16 Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan
Pengaruh Ketersediaan Sumber Belajar terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22
tahun 2016 tentang standar proses pada Guru di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta
Spros Sumbel3 Crosstabulation
Sumbel3 Total
Cukup Tersedia
Sangat Tersedia
Spros Tidak
Baik Count
10 23
3 36
Expected Count 6.9
17.8 11.2
36.0 Residual
3.1 5.2
-8.2 Cukup
Count 22
49 36
107 Expected Count
20.6 52.9
33.4 107.0
Residual 1.4
-3.9 2.6
Baik Count
5 23
21 49
Expected Count 9.4
24.2 15.3
49.0 Residual
-4.4 -1.2
5.7 Total
Count 37
95 60
192 Expected Count
37.0 95.0
60.0 192.0
Penggabungan dilakukan pada variabel ketersediaan sumber belajar sebagai berikut. Untuk kategori sangat tidak tersedia diberi
kode angka 1 dan tidak tersedia diberi kode angka 2 digabungkan dengan kategori cukup dan diberi kode angka 3. Nilai expected count
lihat lampiran 6 untuk kategori sangat tidak tersedia dan tidak tersedia setelah digabungkan dengan kategori cukup nilainya
menjadi
≥ 5.
Untuk kategori tersedia diberi kode angka 4 dan kategori sangat tersedia diberi kode angka 5.
Tabel 4.17 menunjukkan hasil Chi-Square x
2 hitung
sebesar 13,762 df = 4 dan nilai Asymp. Sig sebesar 0,008. Uji hipotesis
satu arah nilai signifikansi 0,008 0,05. Dengan demikian, H ditolak dan H
1
diterima, yang artinya ketersediaan sumber belajar berpengaruh positif terhadap kemampuan mengimplementasikan
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses.
Tabel 4.17 Hasil Analisis Chi-Square
Pengaruh Ketersediaan Sumber Belajar terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses pada Guru di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Pearson Chi-Square 13.762
a
4 .008
Likelihood Ratio 16.206
4 .003
Linear-by-Linear Association
11.077 1
.001 N of Valid Cases
192 a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The
minimum expected count is 6.94. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada tabel 4.18 menunjukkan hasil analisis koefisien kontingensi dan koefisien phi. Koefisien kontingensi dan koefisien
phi menunjukkan hasil yang positif sebesar 0,268. Dengan demikian, H
1
yang menyatakan ada pengaruh positif ketersediaan sumber belajar
terhadap kemampuan mengimplementasikan
Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses pada guru di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta diterima. Hal ini berarti
semakin tinggi tingkat ketersediaan sumber belajar semakin tinggi kemampuan guru mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22.
Sebaliknya, semakin rendah tingkat ketersediaan sumber belajar, semakin
rendah kemampuan
guru mengimplementasikan
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses.
Tabel 4.18 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi Pengaruh Proses
Pembelajaran Ketersediaan Sumber Belajar terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses terhadap pada Guru di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta
Symmetric Measures
Value Approx.
Sig. Nominal by
Nominal Phi
.268 .008
Cramers V .189
.008 Contingency
Coefficient .259
.008 N of Valid Cases
192 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Karena terdapat ada pengaruh ketersediaan sumbel belajar terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor
22 Tahun 2016 tentang Standar Proses, maka uji dilanjutkan dengan mencari besar kecilnya derajat asosiasi kontingensi C. Besar
kecilnya derajat asosiasi dihitung dengan rumus kontingensi C adalah sebagai berikut:
C =
, ,
= 0,2586 pembulatan 0.259
Hasil perhitungan tersebut selaras dengan Tabel 5.12 Symmetric Measures pada kolom Contingency Coefficient yaitu
sebesar 0,259. Langkah selanjutnya membandingkan nilai C dengan nilai C
max
yang mungkin bisa terjadi. Perhitungan C
max
adalah sebagai berikut:
C
max
= = 0,816
Hasil perbandingan koefisien C dengan koefisien C
max
menunjukkan hasil yang diperoleh sebesar 0,32 0,259 0,816. Kriteria rasio CC
max
koefisien 0,32 berada pada rentang 0,20-0,399 dengan
interpretasi rendah.
Dengan demikian,
pengaruh ketersediaan
sumbel belajar
terhadap kemampuan
mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses dapat diinterpretasikan lemah.
c. Hipotesis Ketiga
1 Rumusan Hipotesis = Tidak ada pengaruh positif frekuensi guru mengakses internet
terhadap kemampuan mengimplementasikan standar proses pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun
2016. = Ada pengaruh positif frekuensi guru mengakses internet guru
terhadap kemampuan mengimplementasikan standar proses pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun
2016. 2 Hasil Pengujian
Tabel 4.19 menunjukkan kontingensi dan frekuensi harapan pengaruh frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan
mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. Tabel tersebut menunjukkan sel matrik
frekuensi harapan antar variabel. Proses pembelajaran dikategorikan ke dalam kategori sangat tidak baik, tidak baik, cukup, baik, dan
sangat tidak baik. Di sisi lain, frekuensi mengakses internet dikategorikan menjadi sangat tidak sering, tidak sering, cukup,
sering dan sangat sering. Apabila nilai kategori 5 maka nilai tersebut
digabungkan dengan
kategori yang
berdekatan. Penggabungan dilakukan pada variabel frekuensi mengakses
internet sebagai berikut: untuk kategori sangat tidak sering diberi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kode angka 1 dan tidak sering diberi kode angka 2 digabungkan dengan kategori cukup dan diberi kode angka 3.
Tabel 4.19 Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan
Pengaruh Frekuensi Mengakses Internet terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses pada Guru di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta
Spros Freq4 Crosstabulation
Freq4 Total
Cukup Sering
Spros Tidak
Baik Count
33 3
36 Expected Count
30.6 5.4
36.0 Residual
2.4 -2.4
Cukup Count 89
18 107
Expected Count 90.8
16.2 107.0
Residual -1.8
1.8 Baik
Count 41
8 49
Expected Count 41.6
7.4 49.0
Residual -.6
.6 Total
Count 163
29 192
Expected Count 163.0
29.0 192.0
Nilai expected count lihat lampiran 6 untuk kategori sangat tidak sering dan tidak sering setelah digabungkan dengan kategori cukup
nilainya menjadi
≥ 5. Untuk kategori sering
diberi kode angka 4 dan kategori sangat sering diberi kode angka 5 digabungkan diberi
kode angka 4 dengan kategori sering. Nilai expected count lihat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lampiran 6 untuk kategori sering dan sangat sering setelah digabungkan nilainya menjadi
≥ 5
Tabel 4.20 menunjukkan hasil Chi-Square x
2 hitung
sebesar 1.591 df = 2 dan nilai Asymp. Sig sebesar 0,451. Uji hipotesis satu
arah menunjukkan nilai signifikansi 0,451
0,05. Dengan demikian, H
diterima dan H
1
ditolak, yang artinya tidak ada pengaruh frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan
mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses.
Tabel 4.20 Hasil Analisis Chi-Square
Pengaruh Frekuensi Mengakses Internet terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses pada Guru di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Pearson Chi-Square 1.591
a
2 .451
Likelihood Ratio 1.791
2 .408
Linear-by-Linear Association
.850 1
.356 N of Valid Cases
192 a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The
minimum expected count is 5.44.
C. Pembahasan