Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

tersebut berada pada taraf 0,600 – 0,799. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa keseluruhan butir pernyataan variabel ketersediaan sumber belajar tersebut adalah reliabel dengan kriteria reliabilitas yang tinggi.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel dan populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Peneliti mendeskripsikan data dengan menggunakan tabel, grafik, diagram dan presentase serta menginterpretasikan berdasarkan PAP II dengan nilai presentil sebagai berikut Masidjo, 1995:157: 81 - 100 : Sangat Baik 66 - 80 : Baik 56 - 65 : Cukup 46 - 55 : Tidak Baik Dibawah 46 : Sangat Tidak Baik PAP II umumnya merupakan cara untuk menghitung variabel proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar dengan skor minimal 0 dan skor maksimal 100. Karena data penelitian yang telah ditetapkan memiliki skor terendah 1 dan skor tertinggi 4, maka untuk mendeskripsikan kategori variabel langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan skor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI interval dengan memodifikasi rumus PAP tipe II rumus yang digunakan adalah: Skor minimal yang mungkin dicapai + nilai persentase x skor maksimal yang mungkin dicapai – skor minimal yang mungkin dicapai. Perhitungan kategori kecenderungan untuk setiap variabel pada responden siswa dan guru adalah sebagai berikut: a. Variabel Kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. Skor maksimal yang mungkin dicapai: 31 x 4 = 124 Skor minimal yang mungkin dicapai: 31 x 1 = 31 Skor kategori kecenderungan untuk variabel proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 31 + 81 124-31 = 106 atau lebih tinggi, kategori sangat baik. 31 + 66 124-31 = 92 - 106, kategori baik. 31 + 56 124-31 = 83 - 92, kategori cukup. 31 + 46 124-31 = 74 - 52, kategori tidak baik. Kurang dari 74, kategori sangat tidak baik. b. Variabel Ketersediaan Sumber Belajar Skor maksimal yang mungkin dicapai: 7 x 4 = 28 Skor minimal yang mungkin dicapai: 7 x 1 =7 Skor kategori kecenderungan untuk variabel ketersediaan sumber belajar, adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 + 81 28-7 = 24 atau lebih tinggi, kategori sangat tersedia. 7 + 66 28-7 = 21 - 24, kategori tersedia. 7 + 56 28-7 = 19 - 21, kategori cukup. 7 + 46 28-7 = 17 - 19, kategori tidak tersedia. Kurang dari 17, kategori sangat tidak tersedia. c. Variabel Frekuensi Mengakses Internet Skor maksimal yang mungkin dicapai: 40 Skor minimal yang mungkin dicapai: 2 Skor kategori kecenderungan untuk variabel frekuensi mengakses internet adalah sebagai berikut: 2 + 81 40 – 2 = 33 atau lebih tinggi kategori sangat sering. 2 + 66 40 – 2 = 27 – 32, kategori sering. 2 + 56 40 – 2 = 23 – 26, kategori cukup. 2 + 46 40 - 2 = 20 – 22, kategori tidak sering. Kurang dari 20, kategori sangat tidak sering. 2. Pengujian Hipotesis a. Perumusan Hipotesis Hipotesis I = Tidak ada pengaruh positif pengalaman mengajar guru terhadap kemampuan mengimplementasikan standar proses pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. = Ada pengaruh positif pengalaman mengajar guru terhadap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kemampuan mengimplementasikan standar proses pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. Hipotesis II = Tidak ada pengaruh positif ketersediaan sumber belajar terhadap kemampuan mengimplementasikan standar proses pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. = Ada pengaruh positif ketersediaan sumber belajar terhadap kemampuan mengimplementasikan standar proses pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. Hipotesis III = Tidak ada pengaruh positif frekuensi guru mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan standar proses pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. = Ada pengaruh positif frekuensi guru mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan standar proses pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. b. Langkah-langkah Uji Hipotesis Pengujian hipotesis menggunakan analisis Chi-square x 2 , langkah-langkah yang digunakan untuk uji hipotesis adalah sebagai berikut: 1 Mencari Nilai Chi-Square x 2 Uji Chi- Square x 2 digunakan untuk menentukan seberapa tepat frekuensi yang teramati observed frequencies cocok dengan frekuensi yang diharapkan expected frequencies. Rumus yang digunakan untuk menguji Chi-squre x 2 adalah sebagai berikut Widyono Soetjipto, 1999: 152. = ∑ Keterangan: f o : Frekuensi Observasi f e : Frekuensi yang diharapkan x 2 : Chi-Square 2 Kriteria Pengujian Hipotesis Jika nilai Asymp. Sig 0,05 maka H o diterima dan H 1 ditolak. Hal tersebut menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap implementasi Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses pada guru di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta, maka tidak perlu dilakukan penentuan derajat asosiasi. Jika nilai Asymp. Sig 0,05 maka H o ditolak dan H 1 diterima. Hal tersebut menunjukkan ada pengaruh terhadap implementasi Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses pada guru di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta. Jika H 1 diterima artinya menunjukkan pengaruh koefisien kontingensi C maka langkah selanjutnya adalah menentukan besarnya derajat asosiasi antara variabel bebas dan terikat. 3 Menentukan Besarnya Derajat Asosiasi Apabila H 1 diterima, maka untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, digunakan koefisien kontingensi C untuk dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimum C max . Rumus koefisien kontingensi adalah sebagai berikut Sudjana, 2005: 282. = + n C max = rasio = CC max Keterangan: C : koefisien kontingensi C max : koefisien kontingensi maksimum : koefisien Chi-Square m : jumlah minimum antara baris dan kolom n : banyaknya sampel 4 Membuat Intepretasi Derajat Asosiasi terhadap Rasio C C max Intepretasi terhadap derajat rasio ditentukan berdasarkan kriteria penetuan derajat asosiasi yang dapat dilihat dari Tabel 3.12 berikut: Tabel 3.12. Kriteria Penentuan Derajat Asosiasi C C max Interpretasi 0,80 – 1,000 Sangat Tinggi 0,60 – 0,799 Tinggi 0,40 – 0,599 Sedang 0,20 – 0,399 Rendah 0,00 – 0,199 Sangat Rendah Analisis Chi-Square dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 16.0 for windows. 65

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah, frekuensi mengakses internet, dan pangkat golongan guru terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar P

0 0 234

Pengaruh pengalaman mengajar guru, ketersediaan sumber belajar dan frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pada

0 3 213

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

0 0 3

Lampiran Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

0 1 15

Pengaruh kemampuan teknologi informasi, pengalaman pendidikan dan pelatihan, dan frekuensi mengakses internet guru terhadap kemampuan guru mengimplementasikan PerMendikbud Nomor 23 tahun 2016 tent

0 0 277

Pengaruh pengalaman mengajar, tingkat pendidikan guru, dan kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap kemampuan implementasi PerMendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian pada

0 4 268

Pengaruh kemampuan teknologi informasi, pengalaman diklat, dan frekuensi Mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013

1 1 238

Pengaruh kesibukan guru di sekolah, frekuensi mengakses internet, pangkat golongan terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016

0 0 218

Pengaruh pengalaman mengajar guru, ketersediaan sumber belajar, dan frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan PerMendikbud Nomor 23 tahun 2016

0 0 246

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATEMATIKA SMK NEGERI SE-KOTA PALOPO BERDASARKAN PENGALAMAN MENGAJAR

0 2 12