Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

menggunakan regresi linier. Namun demikian, hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh terhadap Pelatihan Guru, Kompetensi Guru dan Pemanfaatan Sarana Prasarana terhadap Kesiapan Guru Prodi Bisnis Manajemen dalam Implementasi Kurikulum 2013 SMK N 1 Purbalingga Tahun Ajaran 20142015 diterima. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Arief Sadjiarto 2015. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakan analisis Chocran Q-Test. Namun demikian, hipotesis yang menyatakan adanya pemanfaatan internet bagi guru Akuntansi SMK-BM di Salatiga sebagai sumber belajar diterima. Hal ini didukung dari hasil analisis nilai Q hitung adalah 11.582 berada pada signifikansi 0.05.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan tinjauan teoritik dan kajian penelitian di atas dapat dijelaskan mengenai objek permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini.

1. Pengaruh Pengalaman

Mengajar terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. Pengalaman adalah sesuatu yang sudah dialami dalam kurun waktu yang lama. Mengajar adalah seperangkat peristiwa events yang mempengaruhi siswa belajar sedemikian rupa sehingga siswa belajar itu memperoleh kemudahan. Guru yang memiliki pengalaman mengajar yang lama banyak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memiliki wawasan sehingga guru dapat dengan mudah mengimplementasikan peraturan menteri yang baru. Pengalaman mengajar guru juga mempengaruhi proses pembelajaran di kelas. Semakin lama guru memiliki pengalaman mengajar akan semakin mampu dalam mengimplementasikan peraturan menteri yang baru karena memiliki wawasan yang lebih banyak tentang perencanaan pembelajaran yang membuat guru semakin mudah untuk menimplementasikan. Sedangkan guru yang memiliki pengalaman yang lebih sedikit kurang mampu untuk mengimplementasikan peraturan menteri yang baru mengenai proses pembelajaran karena wawasan yang dimiliki belum cukup banyak seperti guru yang memiliki pengalaman yang lebih lama. Dengan demikian, ada dugaan bahwa semakin lama pengalaman mengajar guru maka semakin tinggi kemampuan guru untuk mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. Sebaliknya semakin sedikit pengalaman mengajar guru maka semakin rendah kemampuan guru untuk mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. 2. Pengaruh Ketersediaan Sumber Belajar terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. AECT mendefinisikan sumber belajar adalah segala sesuatu yang digunakan oleh siswa dalam belajar baik secara terpisah maupun secara terkombinasi untuk mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Ketersediaan sumber belajar yang baik di sekolah dapat membantu peserta didik terlebih lagi guru dalam proses pembelajaran. Sumber belajar yang digunakan guru dapat menyampaikan informasi kepada peserta didik dengan sangat baik. Di samping itu, guru juga dapat memperoleh informasi yang lebih akurat. Guru yang dilengkapi dengan sumber belajar yang memadai akan sangat membantu siswa dalam proses pembelajaran maupun menggali informasi. Sumber belajar mampu digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Semakin baik sumber belajar yang tersedia maka semakin baik pula guru dalam mendapatkan informasi dan memberikannya kepada. Sebaliknya semakin rendah sumber belajar tersedia maka guru semakin sulit mendapatkan informasi dan memberikannya kepada peserta didik. Dengan demikian, ada dugaan bahwa semakin tinggi tingkat ketersediaan sumber belajar semakin tinggi kemampuan guru mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. Sebaliknya semakin rendah tingkat ketersediaan sumber belajar, semakin rendah kemampuan guru mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. 3. Pengaruh Frekuensi Mengakses Internet terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. Mengakses informasi melalui internet berarti jalan atau cara untuk mencapai suatu berita atau informasi melalui suatu sistem jaringan komputer internet. Frekuensi mengakses internet yang dimaksud di sini adalah seringnya guru dalam mendapatkan manfaat dan informasi dari penggunaan jaringan internet. Banyak sekali informasi yang kita dapatkan melalui jaringan internet. Kemudahan dalam memperoleh informasi bermanfaat bagi guru untuk membuka berbagai situs yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Semakin sering guru mengakses internet semakin banyak pula informasi yang bisa didapatkan oleh guru karena banyaknya informasi yang dipublikasikan melalui internet. Guru yang kurang memahami mengenai peraturan yang baru tersebut bisa mendapatkan penjelasan dari netizan yang membuat ulasan-ulasan atau penjelasan mengenai peraturan yang baru yang bisa didapatkan dengan mengakses informasi dari internet. Semakin guru tidak sering mengakses informasi dari internet maka guru akan semakin tertinggal dan kurang mendapatkan informasi. Dengan demikian, ada dugaan bahwa semakin sering guru mengakses internet, maka semakin banyak informasi yang diperoleh sehingga semakin tinggi kemampuan guru dalam mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. Semakin jarang guru dalam mengakses internet, maka semakin sedikit informasi yang diperoleh sehingga semakin rendah kemampuan guru dalam mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Rumusan Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah, frekuensi mengakses internet, dan pangkat golongan guru terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar P

0 0 234

Pengaruh pengalaman mengajar guru, ketersediaan sumber belajar dan frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pada

0 3 213

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

0 0 3

Lampiran Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

0 1 15

Pengaruh kemampuan teknologi informasi, pengalaman pendidikan dan pelatihan, dan frekuensi mengakses internet guru terhadap kemampuan guru mengimplementasikan PerMendikbud Nomor 23 tahun 2016 tent

0 0 277

Pengaruh pengalaman mengajar, tingkat pendidikan guru, dan kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap kemampuan implementasi PerMendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian pada

0 4 268

Pengaruh kemampuan teknologi informasi, pengalaman diklat, dan frekuensi Mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013

1 1 238

Pengaruh kesibukan guru di sekolah, frekuensi mengakses internet, pangkat golongan terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016

0 0 218

Pengaruh pengalaman mengajar guru, ketersediaan sumber belajar, dan frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan PerMendikbud Nomor 23 tahun 2016

0 0 246

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATEMATIKA SMK NEGERI SE-KOTA PALOPO BERDASARKAN PENGALAMAN MENGAJAR

0 2 12