Definisi Konformitas Alasan Orang Melakukan Konformitas

10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konformitas

1. Definisi Konformitas

Sears, Freedman, dan Peplau 1985 menjelaskan bahwa bila seseorang menampilkan perilaku tertentu karena setiap orang lain menampilkan perilaku tersebut, maka disebut konformitas. Myers 2012 berpendapat bahwa konformitas adalah perubahan perilaku atau tindakan yang disebabkan oleh tekanan dari kelompok. Individu dapat terpengaruh melalui proses yang tidak disadari atau secara langsung melalui tekanan teman sebaya. Individu sering melakukan konformitas untuk mendapatkan rasa aman dalam kelompok. Song, Ma, Wu, dan Li 2012 mendefinisikan konformitas sebagai suatu perilaku atau sikap subjek yang mengikuti perilaku atau sikap objek. Subjek yang dimaksudkan adalah individu yang melakukan conform, sedangkan objek yang dimaksudkan berupa faktor eksternal atau internal yang menyebabkan individu melakukan konformitas. Faktor eksternal dapat berupa perorangan, kelompok, organisasi, kebijakan, peraturan dan regulasi, sedangkan faktor internal dapat berupa pengalaman dan insting genetik dari subjek. Baron, Branscombe, dan Byrne 2008 menjelaskan bahwa konformitas adalah suatu bentuk pengaruh sosial. Pengaruh sosial ini tampak ketika individu 11 mengubah sikap dan tingkah lakunya agar selaras dengan norma sosial. Cara manusia mengikuti norma sosial tidak terlepas dari adanya tekanan-tekanan untuk berperilaku dengan cara-cara yang sesuai dengan aturan sosial. Tekanan tersebut dapat dinyatakan secara eksplisit atau implisit Sarwono Meinarno, 2009. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa konformitas merupakan suatu bentuk pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan berperilaku sesuai dengan harapan orang lain.

2. Alasan Orang Melakukan Konformitas

Sears, Freedman, dan Peplau 1985 menyatakan bahwa seseorang melakukan konformitas karena dua alasan utama, yaitu : a. Perilaku orang lain dapat memberikan informasi yang berguna. b. Individu ingin diterima secara sosial dan menghindari celaan. Hal serupa juga dinyatakan oleh Deutsch dan Gerard dalam Baron Byrne, 2005 yang mengidentifikasikan bahwa dua kebutuhan psikologis yang menyebabkan individu melakukan konformitas, yaitu: a. Kebutuhan untuk disukai pengaruh sosial normatif dan; b. Kebutuhan untuk benar pengaruh sosial informasional Pengaruh sosial normatif terjadi ketika seseorang melakukan konformitas dengan tujuan untuk disukai atau diterima oleh kelompok sebagai 12 anggota. Kebutuhan akan persetujuan dan penerimaan sosial merupakan bagian dari diri manusia. Ketika seseorang tidak melakukan konformitas dengan kelompok sehingga terjadi penyimpangan, maka kelompok akan menjauhinya bahkan menghukumnya. Pengaruh normatif biasanya berakibat dalam public compliance, melakukan atau mengatakan sesuatu memiliki keyakinan terhadap hal tersebut. Pengaruh sosial informasional terjadi ketika seseorang melakukan konformitas pada anggota lainnya dengan tujuan mendapatkan informasi akurat tentang realita. Perilaku tersebut biasanya terjadi pada situasi tertentu: ketika ada keambiguan, individu menjadi merasa bingung apa yang harus dilakukannya dan alhasil bersandar pada orang lain untuk mendapatkan solusi atau jawaban. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki seseorang, semakin bernilai pula untuk dijadikan sebagai suatu sumber. Hal ini yang menyebabkan individu sering mencari bantuan kepada seorang yang ahli.

3. Aspek Konformitas