Pengaruh Faktor Risiko Umur dan Jenis Pekerjaan Terhadap Prevalensi,

44 Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular, risiko terjadinya hipertensi meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Angka kejadian hipertensi pada golongan geriatri cukup tinggi diakibat arteri yang kehilangan elastisitas dan kelenturan seiring dengan bertambahnya umur Qiao, 2013. Karakteristik umur responden penelitian di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta 71,5 responden berumur 40-59 tahun dan 28,5 responden berumur 60-75 tahun. Hubungan faktor risiko umur terhadap kejadian hipertensi dalam penelitian ini adalah untuk menyatakan adanya perngaruh yang bermakna antara faktor risiko umur terhadap prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah serta mengetahui seberapa besar risiko yang disebabkan oleh faktor risiko umur terhadap prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Penelitian juga melakukan analisis dengan menggunakan uji t tidak berpasangan untuk mengetahui perbedaan rerata antara kelompok responden yang berumur 60-75 tahun terhadap kelompok responden yang berumur 40-59. Analisis dilakukan terhadap kategori tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, denyut nadi, dan Body Mass Index responden penelitian. Tabel VII. Perbedaan faktor umur terhadap denyut nadi, BMI, TDS, TDD penelitian prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Kategori Umur Nilai p Mean ± SD 60 - 75 tahun 40 – 59 tahun Denyut nadi xmenit 79,4 ± 11,8 80,0 ± 13,0 0,29 Body Mass Index kgm 2 22,6 ± 4,2 24,0 ± 3,9 0,01 Tekanan Darah Sistolik mmHg 149,1 ± 24,7 136,2 ± 22,0 0,01 Tekanan Darah Diastolik mmHg 80,3 ± 15,3 81,8 ± 12,3 0,18 nilai p 0,05 menunjukkan terdapat perbedaan rerata antar kelompok. 45 Hasil analisis pada Tabel. VII dilihat dari nilai p 0,05 menunjukkan terdapat perbedaan rerata pada kategori Body Mass Index dan tekanan darah sistolik pada kelompok responden yang berumur 60-75 tahun terhadap kelompok responden yang berumur 40-59 tahun. Kelompok responden yang berumur 60-75 tahun memiliki tekanan darah sistolik lebih tinggi daripada kelompok responden yang berumur 40-59 tahun. Peningkatan tekanan darah sistolik ini berkaitan erat dengan bertambah tuanya umur seseorang. Individu yang berumur diatas 60 tahun, 50-60 mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 14090 mmHg Wulandari, 2011. Kelompok responden yang berumur 40-59 tahun memiliki Body Mass Index lebih tinggi daripada kelompok responden yang berumur 60-75 tahun. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden penelitian di Kecamatan Kalasan yang memiliki umur 60-75 memiliki berat badan yang lebih rendah sedangkan kelompok responden yang berumur 40-59 tahun memiliki berat badan yang lebih tinggi dan kurang ideal. Faktor pekerjaan berkaitan erat dengan efek stres yang dapat timbul dari pekerjaan itu sendiri. Stres dalam pekerjaan dapat memicu meningkatnya tekanan darah. Stres dapat meningkatkan aktivitas saraf simpatik yang bertugas untuk mengatur fungsi saraf dan hormon sehingga dapat meningkatkan denyut jantung, serta menyempitan pembuluh darah Syaifuddin, 2006. Berdasarkan data penelitian di Kecamatan Kalasan, jumlah responden yang pekerjaannya kurang melakukan aktivitas fisik relatif lebih sedikit jumlahnya daripada jumlah responden yang pekerjaannya banyak melakukan 46 aktivitas fisik. Jumlah responden yang pekerjaannya kurang melakukan aktivitas fisik sebanyak 279 responden atau 34,3 dan responden yang pekerjaannya banyak melakukan aktivitas fisik. sebanyak 534 responden atau 65,7 . Penelitian ini juga menganalisis perbedaan rerata antara kelompok responden yang pekerjaannya kurang melakukan aktivitas fisik terhadap kelompok responden yang pekerjaannya banyak melakukan aktivitas fisik. Analisis dilakukan terhadap kategori umur, BMI, tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, dan denyut nadi responden penelitian. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji t tidak berpasangan. Nilai p 0,05 menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata dari variabel yang di uji. Tabel VIII. Perbedaan faktor jenis pekerjaan terhadap profil umur, BMI, TDS, TDD, dan denyut nadi penelitian prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Kategori Jenis Pekerjaan nilai p Mean ± SD Kurang melakukan aktivitas fisik Banyak melakukan aktivitas fisik Umur tahun 51,9± 10,3 54,9 ± 9,9 0,01 Body Mass Index kgm 2 23,9 ± 4,2 23,5 ± 3,9 0,17 Tekanan Darah Sistolik mmHg 137,5 ± 23,4 141,1 ± 23,5 0,04 Tekanan Darah Diastolik mmHg 81,5 ± 13,2 81,3 ± 13,3 0,85 Denyut nadi xmenit 80,9 ± 12,9 79,7 ± 12,6 0,20 nilai p 0,05 menunjukkan terdapat perbedaan rerata antar kelompok. Dalam penelitian yang dilakukan, terdapat pada Tabel. VIII terdapat perbedaan terdapat perbedaan rerata pada kategori umur dengan nilai p = 0,01 dan tekanan darah sistolik dengan nilai p = 0,04 pada kelompok responden yang pekerjaannya kurang melakukan aktivitas fisik terhadap kelompok responden yang pekerjaannya banyak melakukan aktivitas fisik. Kelompok responden yang 47 pekerjaannya kurang melakukan aktivitas fisik memiliki rerata tekanan darah sistolik yang lebih rendah dibandingkan dengan responden yang pekerjaannya banyak melakukan aktivitas fisik. Responden yang pekerjaannya kurang melakukan aktivitas fisik memiliki rerata umur yang lebih muda dibandingkan dengan responden yang pekerjaannya banyak melakukan aktivitas fisik. Hal ini akan berhubungan dengan tingkat prevalensi hipertensi pada responden yang pekerjaannya kurang melakukan aktivitas fisik dan responden yang pekerjaannya banyak melakukan aktivitas fisk. Peneliti ingin mengetahui adanya pengaruh antara jenis pekerjaan terhadap faktor umur, penghasilan, dan pendidikan dan aktivitas fisik. Uji tersebut dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square. Nilai p 0,05, menunjukkan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh antara jenis pekerjaan terhadap umur, pendidikan dan penghasilan. Tabel IX. Pengaruh faktor jenis pekerjaan terhadap umur penelitian prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Umur Total OR Cl95 60-75 40-59 n nilai p n n Jenis pekerjaan berdasarkan aktivitas fisik 0,02 0,59 0,42-0,83 Kurang melakukan 61 7,5 218 26,8 279 34,3 Banyak melakukan 171 21,0 363 44,7 534 65,7 Jumlah 232 28,5 581 71,5 813 100 p 0,05 menunjukkan Ho ditolak. Data penelitian pada Tabel. IX menggambarkan pengaruh faktor jenis pekerjaan terhadap umur. Nilai p = 0,02 menunjukkan Ho ditolak dan dapat disimpulkan terdapat pengaruh antara faktor jenis pekerjaan terhadap umur pada responden penelitian.. Nilai Odds Ratio OR sebesar 0,59 0,42-0,83 dengan 48 Confidence Interval CI 95 menggambarkan kekuatan hubungan antara jenis pekerjaan dan umur. Nilai Odds Ratio 0,59 dapat diartikan kelompok responden penelitian yang berumur 60-75 tahun 0,59 lebih sedikit terdapat pada kelompok responden yang pekerjaannya kurang melakukan aktivitas fisik daripada kelompok responden yang pekerjaannya banyak melakukan aktivitas fisik. Tabel X. Pengaruh faktor jenis pekerjaan terhadap pendidikan penelitian prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Pendidikan Total OR Cl95 SMP ≥ SMA n nilai p n n Jenis pekerjaan berdasarkan aktivitas fisik 0,01 0,41 0,31-0,56 Kurang melakukan 135 16,6 144 17,7 279 34,3 Banyak melakukan 371 45,6 163 20,1 534 65,7 Jumlah 506 62,2 307 37,8 813 100 p 0,05 menunjukkan Ho ditolak. Data penelitian pada Tabel. X menggambarkan pengaruh faktor jenis pekerjaan terhadap pendidikan. Nilai p = 0,01 menunjukkan Ho ditolak dan dapat disimpulkan terdapat pengaruh antara faktor jenis pekerjaan terhadap penghasilan pada responden. Nilai Odds Ratio 0,41 diartikan kelompok responden penelitian yang memiliki pendidikan dibawah SMP 0,41 lebih sedikit terdapat pada kelompok responden yang pekerjaannya kurang melakukan aktivitas fisik daripada kelompok responden yang pekerjaannya banyak melakukan aktivitas fisik. Tabel. XI menggambarkan pengaruh faktor jenis pekerjaan terhadap penghasilan. Ho ditolak karena nilai p = 0,01, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara faktor jenis pekerjaan terhadap penghasilan pada 49 responden. Nilai Odds Ratio 0,39 diartikan kelompok responden penelitian yang memiliki penghasilan UMR 0,39 lebih sedikit terdapat pada kelompok responden yang pekerjaannya kurang melakukan aktivitas fisik daripada kelompok responden yang pekerjaannya banyak melakukan aktivitas fisik. Tabel XI. Pengaruh faktor jenis pekerjaan terhadap penghasilan penelitian prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Penghasilan Total OR Cl95 UMR ≥ UMR n nilai p n n Jenis pekerjaan berdasarkan aktivitas fisik 0,01 0,39 0,28-0,55 Kurang melakukan 176 21,6 103 12,7 279 34,3 Banyak melakukan 434 53,4 100 12,3 534 65,7 Jumlah 610 75,0 203 25,0 813 100 p 0,05 menunjukkan Ho ditolak. Penghasilan dan pendidikan responden secara tidak langsung berhubungan dengan kesadaran dan terapi. Responden yang memiliki pendidikan SMP dan penghasilan UMR lebih banyak terdapat pada kelompok responden yang banyak melakukan aktivitas fisik dalam pekerjaannya. Kelompok responden yang kurang melakukan aktivitas fisik dalam pekerjaannya memiliki penghasilan dan pendidikan yang lebih tinggi, sehingga kesadaran akan bahaya hipertensi lebih baik dan responden memiliki kesadaran dan kemampuan secara ekonomi untuk melakukan terapi hipertensi. Data penelitian menujukkan adanya pengaruh antara pendidikan dan penghasilan terhadap pekerjaan responden penelitian sudah sesuai dengan teori. Pekerjaan dan penghasilan yang diperoleh seseorang dapat dihubungkan dengan pendidikan yang pernah ditempuh oleh seseorang. Semakin tinggi tingkat 50 pendidikan seseorang memungkinkan orang tersebut untuk mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi dalam pekerjaannya dibandingkan dengan orang dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Hal ini karena tingkat pendidikan berhubungan dengan kecakapan yang dimiliki seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya Tarigan, 2006. Pembuktian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square untuk melihat hipotes penelitian diterima atau hipotesis penelitian ditolak. Uji Chi- Square dilakukan dengan interval kepercayaan 95 dengan nilai p 0,05. Ho di tolak jika nilai p 0,05. Nilai p 0,05 menggambarkan terdapat pengaruh antara faktor risiko umur atau jenis pekerjaan terhadap prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden penelitian. Penelitian ini ingin menyatakan adanya pengaruh faktor jenis pekerjaan dan umur terhadap prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah serta mengetahui seberapa besar risiko yang disebabkan oleh jenis pekerjaan terhadap prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun keatas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Data penelitian pada Tabel. XII menggambarkan pengaruh faktor umur terhadap prevalensi. Nilai p = 0,01 menunjukkan Ho ditolak dan dapat disimpulkan terdapat pengaruh antara faktor umur terhadap prevalensi tekanan darah ≥ 14090 mmHg pada responden penelitian di Kecamatan Kalasan. Nilai Odds Ratio OR sebesar 2,76 2,01-3,77 dengan Confidence Interval CI 95 menggambarkan kekuatan hubungan antara umur dan prevalensi tekanan darah diatas 14090 mmHg. 51 Tabel XII. Pengaruh faktor umur dan pekerjaan terhadap prevalensi penelitian prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Prevalensi Total OR Cl95 ≥ 14090 mmHg 14090 mmHg n nilai p n n Umur tahun 0,01 2,76 2,01-3,77 60-75 143 17,6 89 10,9 232 28,5 40-59 214 26,3 367 45,1 581 71,5 Jumlah 357 43,9 456 56,1 813 100 Jenis pekerjaan berdasarkan aktivitas fisik 0,01 0,68 0,50-0,91 Kurang melakukan 105 12,9 174 21,4 279 34,3 Banyak melakukan 252 31,0 282 34,7 534 65,7 Jumlah 357 43,9 456 56,1 813 100 p 0,05 menunjukkan Ho ditolak. Nilai Odds Ratio 2,76 dapat diartikan kelompok responden penelitian yang memiliki tekanan darah ≥ 14090 mmHg 2,76 lebih banyak terdapat pada kelompok responden yang berumur 60-75 tahun daripada pada kelompok responden yang berumur 40-59 tahun. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu, semakin tua umur responden maka kejadian tekanan darah tinggi akan semakin banyak. Salah satu penyebabnya karena dalam umur yang semakin tua mulai terjadi perubahan strukturan dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer yang berakibat pada meningkatnya tekanan darah pada umur lanjut Smeltzer Bare, 2001. Data pada Tabel. XII menggambarkan pengaruh faktor jenis pekerjaan terhadap prevalensi hipertensi. Nilai p = 0,01 menunjukkan Ho ditolak dan dapat disimpulkan terdapat pengaruh antara faktor umur terhadap prevalensi tekanan darah ≥ 14090 mmHg pada responden penelitian di Kecamatan Kalasan. Nilai Odds Ratio OR 0,68 95 CI: 0,50-0,91 menggambarkan responden penelitian yang memiliki tekanan darah ≥ 14090 mmHg 0,68 lebih sedikit terdapat pada 52 kelompok responden yang pekerjaannya kurang melakukan aktivitas fisik daripada kelompok responden yang pekerjaannya banyak melakukan aktivitas fisik. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan teori, dimana menurut Muhammadun 2010 risiko orang mengalami hipertensi pada responden yang pekerjaannya kurang melakukan aktivitas fisik lebih besar daripada kelompok responden yang pekerjaannya banyak melakukan aktivitas fisk. Hal yang bertolak belakang tersebut berkaitan erat dengan umur dari responden penelitian. Dalam Tabel. XII menggambarkan bahwa sebagian besar responden yang pekerjaannya kurang melakukan aktivitas fisk pikiran memiliki umur 40-59 tahun berjumlah sebesar 78,1, sedangkan responden yang pekerjaannya kurang melakukan aktivitas fisk memiliki umur 60-75 tahun berjumlah sebesar 21,9. Faktanya responden yang pekerjaannya kurang melakukan aktivitas fisik memiliki rata-rata umur yang lebih muda seperti yang terdapat pada Tabel. XII. Faktor umur merupakan faktor yang dominan terhadap prevalensi hipertensi dalam penelitian ini. Data penelitian yang diperoleh sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan terdapat pengaruh yang bermakna antara pekerjaan dengan hipretensi Rahajeng, 2009. Data penelitian pada Tabel. XIII menggambarkan pengaruh faktor umur terhadap kesadaran. Nilai p = 0,46 menunjukkan Ho diterima dan dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh antara faktor umur terhadap kesadaran pada responden penelitian di Kecamatan Kalasan. 53 Tabel XIII. Pengaruh faktor umur dan pekerjaan terhadap kesadaran penelitian prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Kesadaran Total OR Cl95 Ya Tidak n nilai p n n Umur tahun 0,46 0,81 0,49-1,32 60-75 33 9,2 110 30,8 143 40,1 40-59 58 16,2 156 43,7 214 59,9 Jumlah 91 25,5 266 74,5 357 100 Jenis pekerjaan berdasarkan aktivitas fisik 0,01 1,99 1,21-3,29 Kurang melakukan 37 10,4 68 19,0 105 29,4 Banyak melakukan 54 15,1 198 55,5 252 70,6 Jumlah 91 25,5 266 74,6 357 100 p 0,05 menunjukkan Ho ditolak Hasil penelitian pada Tabel. XIII menggambarkan pengaruh faktor jenis pekerjaan terhadap kesadaran hipertensi. Nilai p = 0,01 menunjukkan Ho ditolak dan dapat disimpulkan terdapat pengaruh antara faktor umur terhadap kesadaran hipertensi pada responden penelitian di Kecamatan Kalasan. Nilai Odds Ratio OR 1,99 95 CI: 1,21-3,29 menggambarkan responden penelitian yang memiliki kesadaran akan hipertensi 1,99 lebih banyak terdapat pada kelompok responden yang pekerjaannya kurang melakukan aktivitas fisik daripada kelompok responden yang pekerjaannya banyak melakukan aktivitas fisk. Orang yang berpendidikan rendah cendrung memiliki kesadaran yang rendah untuk berperilaku hidup sehat, dan masalah pekerjaan berkaitan dengan psikologis yang bersangkutan dengan lingkungan pekerjaan Setiawan, 2006. Responden dalam penelitian ini sebagian besar bekerja sebagai petani yang pekerjaannya banyak melakukan aktivitas fisik, tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi jenis pekerjaan yang mereka lakukan 54 Tabel XIV. Pengaruh faktor umur dan pekerjaan terhadap terapi penelitian prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Terapi Total OR Cl95 Ya Tidak n nilai p n n Umur tahun 0,08 0,43 0,18-1,04 60-75 12 13,2 21 23,1 33 36,3 40-59 33 36,3 25 27,5 58 63,7 Jumlah 45 49,5 46 50,5 91 100 Jenis pekerjaan berdasarkan aktivitas fisik 0,06 2,39 1,01-5,64 Kurang melakukan 23 25,3 14 15,4 37 40,7 Banyak melakukan 22 24,2 32 35,2 54 59,3 Jumlah 45 49,5 46 50,5 91 100 p 0,05 menunjukkan Ho ditolak. Tabel. XIV menggambarkan pengaruh faktor umur terhadap terapi. Ho untuk kategori terapi diterima yang ditandai dengan nilai p = 0,08 dan dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh antara faktor umur terhadap terapi hipertensi. Data penelitian pada Tabel. XIV juga menggambarkan pengaruh faktor jenis pekerjaan terhadap terapi. Ho untuk kategori terapi diterima yang ditandai dengan nilai p = 0,06, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh antara faktor jenis pekerjaan terhadap terapi hipertensi responden penelitian. Tabel XV. Pengaruh faktor umur terhadap pengendalian tekanan darah penelitian prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Terkendali Total OR Cl95 Ya Tidak n nilai p n n Umur tahun 0,56 Tidak dapat dihitung 60-75 0,0 12 26,7 12 26,7 40-59 4 8,9 29 64,4 33 73,3 Jumlah 4 8,9 41 91,1 45 100 Jenis pekerjaan berdasarkan aktivitas fisik 1,00 0,95 0,12-7,42 Kurang melakukan 2 4,4 21 46,7 23 51,5 Banyak melakukan 2 4,4 20 44,4 22 48,9 Jumlah 4 8,9 41 91,1 45 100 p 0,05 menunjukkan Ho ditolak. 55 Data penelitian pada Tabel. XV menggambarkan pengaruh faktor umur terhadap pengendalian tekanan darah. Nilai p = 0,56 menunjukkan Ho diterima dan dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh antara faktor umur terhadap pengendalian tekanan darah pada responden penelitian di Kecamatan Kalasan. Nilai Odds Ratio untuk variabel pengendalian tekanan darah tidak dapat dihitung karena tidak ada responden penelitian yang melakukan pengendalian tekanan darah pada kelompok umur 60-75. Sehingga Nilai Odds Ratio yang berfungsi untuk menggambarkan kekuatan hubungan antara umur dan pengendalian tekanan darah tidak dapat dihitung. Data penelitian pada Tabel. XV menggambarkan pengaruh jenis pekerjaan terhadap pengendalian tekanan darah. Nilai p = 1,00 menunjukkan Ho diterima dan dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh antara faktor jenis pekerjaan erhadap pengendalian tekanan darah pada responden penelitian di Kecamatan Kalasan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Zagita, dimana dalam penelitiannya dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara jenis pekerjaan terhadap terapi dan pengendalian tekanan darah Zagita, 2014. 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Proporsi prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta dari total 813 secara berturut- turut adalah 43,9; 11,2; 5,5; dan 0,5. 2. Faktor umur berpengaruh terhadap prevalensi hipertensi dengan OR 2,76 95 CI: 2,01-3,77, namun tidak terdapat pengaruh antara faktor umur terhadap kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah. Faktor pekerjaan berpengaruh terhadap prevalensi hipertensi dengan OR 0,68 95 CI: 0,50-0,91, serta terhadap kesadaran hipertensi dengan OR 1,99 95 CI: 1,21-3,29, namun tidak terdapat pengaruh antara faktor jenis pekerjaan terhadap terapi dan pengendalian tekanan darah.

B. Saran

1. Pemerintah daerah setempat dapat melakukan penyuluhan terkait bahaya hipertensi dan terapi hipertensi untuk meningkatkan kesadaran dan pengendalian tekanan darah masyarakat di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta. 2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan memperhatikan waktu pengukuran tekanan darah, tekanan darah diukur pada pagi, siang atau malam hari. 57 DAFTAR PUSTAKA Aram, V.C. M.D., 2009, The Hypertension Paradox : More Uncontrolled Disease Despite Improved Therapy, The New England Journal of Medicine, N Engl J Med , 361, 878-887. AHA, 2014, Physical Activity and Blood Pressure, American Heart Association, http:www.heart.orgHEARTORGConditionsHighBloodPressurePreven tionTreatentofHighBloodPressurePhysical-Activity-and- Blood:Pressure_UCM_301882_Article_jsp , diakses pada tanggal 12 Desember 2015. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman, 2014, BPS Kabupaten Sleman, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta DIY, Yogyakarta Bersamin, A., Stafford, R.S., Winkleby, M.A., 2009, Predictors of Hypertension Awareness, Treatment, and Control Among Mexican American Women and Men, J Gen Intern Med, 243, 521-528. Beevers, Gareth, D., Lip, Gregory Y.H., Eoin, O., 2002, ABC of Hypertension 5th ed , Blackwell Publishing Black, J.M., Hawks, J.H., 2005, Medical surgical nursing : clinical management for positive outcomes 7th Edition , St. Louis: Elsevier Saunders. CDC, 2015, Quitting Smoking , http:www.cdc.govtobaccodata_statisticsfact_sheetscessationquitting , diaskes pada tanggal 10 Desember 2015. Dahlan, M., dan Sopiyudin, 2014, Besar sampel dan Cara Pengambilan Sampel, Salemba Medika , Jakarta, hal.41. Dahlan, M., dan Sopiyudin, 2014, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS , Edisi 6, Salemba Medika, Jakarta, pp.47-85, 163- 179. Danon-Hersch, N., Marques-Vidal, P., Bovet, P., Chiolero, A., Paccaud, F., Pecoud, A., et al, 2009, Prevalence, Awareness, Treatment, and Control of High Blood Pressure in a Swiss City General Population: The Colaus Study, European Society of Cardiology, 16, 66-72. Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta DIY, 2012, Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 , Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta DIY, Yogyakarta.

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden yang berusia 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, D.I.Y. (faktor usia dan merokok).

0 0 2

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden berusia 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY pada tahun 2015 (kajian faktor umur dan jenis kelamin).

0 1 113

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40 – 75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY (kajian faktor umur dan Body Mass Index (BMI)).

0 1 98

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta (kajian faktor sosio-ekonomi).

0 1 96

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah pada responden berusia 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman (kajian faktor usia dan tingkat pendidikan).

1 1 95

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor gaya hidup sehat.

0 0 83

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta (kajian usia dan penghasilan).

1 3 107

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia, jenis kelamin, bmi, dan risiko kardiovaskular).

0 0 83

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY (kajian faktor umur dan pengaturan diet).

5 38 107

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, di Yogyakarta (kajian faktor umur dan aktivitas fisik).

0 0 101