Observasi awal Permohonan ijin dan kerjasama

27 penelitian dapat dipublikasikan. Selanjutnya permohonan ijin ditujukan kepada Kantor Kesatuan Bangsa Kabupaten Sleman serta Bapeda Kabupaten Sleman. Permohonan ijin juga ditujukan kepada Kepala Desa Tirtomartani dan Selomartani yang selanjutnya diteruskan kepada Kepala Dukuh.

3. Pembuatan informed consent dan leaflet

Informed consent yang dibuat harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Responden diminta untuk mengisi nama, alamat, umur dan menandatanganinya. Leaflet berupa selembaran kertas berukuran A4 yang berisi informasi mengenai penjelasan tentang penelitian. 4. Penetapan dan seleksi calon responden Pencarian subjek penelitian dilakukan setelah mendapat ijin kepala dukuh Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Peneliti akan memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden. Responden diminta untuk mengisi nama, alamat, umur dan menandatanganinya tanpa ada keterpaksaan dan keterikatan sehingga subjek memiliki kebebasan untuk menolak.

5. Validitas dan reliabilitas instrument penelitian

Instrumen memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Uji validitas dilakukan dengan kalibrasi, yaitu dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional. Dalam penelitian ini validitas sphygmomanometer digital diukur dengan membandingkan hasil pengukuran tekanan darah dengan sphygmomanometer raksa terhadap probandus yang sama dan pengukuran dilakukan dalam waktu yang berdekatan. Instrumen 28 yang memiliki realibilitas yang baik dinyatakan dengan nilai CV Coefficient of Variant ≤ 5 Depkes RI, 2011. Untuk validitas timbangan berat badan dilakukan oleh badan kalibrasi UGM. 6. Pengukuran tekanan darah, denyut nadi, berat badan, dan tinggi badan. Pengukuran tekanan darah dilakukan terhadap responden yang telah menandatangani informed consent, pengukuran dilakukan pada bagian lengan kiri atas dan posisi duduk tegak. Pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer digital dan dilakukan sebanyak dua kali berturut-turut dengan jeda waktu sekitar lima menit antara pengukuran pertama dengan pengukuran kedua. Dilakukan pengukuran ketiga jika didapatkan hasil antara pengukuran tekanan darah pertama dan kedua memiliki perbedaan 10 mmHg. Kemudian dipilih dua dari tiga hasil pengukuran tekanan darah yang memiliki perbedaan kurang dari 10 mmHg dan hasilnya dirata-rata dan ditetapkan sebagai nilai tekanan darah dari responden penelitian. Selain itu juga dilakukan pengukuran terhadap tinggi badan dan berat badan untuk mengukur Body Mass Index BMI.

7. Penjelasan hasil pemeriksaan dan wawancara responden

Wawancara dilakukan kepada respoden untuk mendapatkan sejumlah informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Wawancara dilakukan dengan menggunakan panduan wawancara yang sudah dibuat dan hasil wawancara diisikan ke dalam CRF. Peneliti juga menjelaskan hasil penelitian yang didapatkan kepada responden penelitian secara langsung dan pemberian edukasi.

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden yang berusia 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, D.I.Y. (faktor usia dan merokok).

0 0 2

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden berusia 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY pada tahun 2015 (kajian faktor umur dan jenis kelamin).

0 1 113

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40 – 75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY (kajian faktor umur dan Body Mass Index (BMI)).

0 1 98

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta (kajian faktor sosio-ekonomi).

0 1 96

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah pada responden berusia 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman (kajian faktor usia dan tingkat pendidikan).

1 1 95

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor gaya hidup sehat.

0 0 83

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta (kajian usia dan penghasilan).

1 3 107

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia, jenis kelamin, bmi, dan risiko kardiovaskular).

0 0 83

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY (kajian faktor umur dan pengaturan diet).

5 38 107

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, di Yogyakarta (kajian faktor umur dan aktivitas fisik).

0 0 101