Definisi Operasional METODE PENELITIAN

19 kantoran. Pengelompokan jenis pekerjaan dilakukan berdasarkan Muhammadun 2010. Jenis kelamin Responden penelitian adalah penduduk laki-laki dan perempuan. Pengelompokan jenis kelamin dilakukan berdasarkan Thawomchaisit, et al 2013. 1. Laki-laki 2. Perempuan Kategorikal Pengaturan aktivitas fisik Melakukan aktifitas olahraga secara rutin. Dikatakan rutin apabila melakukan olahraga jalan kaki, jogging, atau berlari minimal 1 kali setiap minggu. Dikatakan tidak rutin apabila 1x seminggu melakukan olahraga. Pengelompokan pengaturan aktivitas fisik dilakukan berdasarkan AHA 2014. 1. Rutin 2. Tidak Rutin Kategorikal Merokok Setiap hari merokok dan dahulu pernah merokok, berhenti merokok ≤ 2 tahun, serta keluarga atau orang ditempat kerja ada yang merokok perokok pasif. Pengelompokan merokok dilakukan berdasarkan CDC 2015. 1. Merokok 2. Tidak Merokok Kategorikal BMI BMI dihitung dengan rumus : BMI = berat badan kg tinggi badan m 2 Pengelompokan BMI dilakukan berdasarkan WHO 2004. 1. ≥ 23 kgm 2 2. 23 kgm 2 Kategorikal Pendidikan Pendidikan terakhir yang diselesaikan responden. Pengelompokan pendidikan dilakukan berdasarkan Zhang, et al 2013. 1. ≤ SMP 2. SMP Kategorikal Penghasilan Penghasilan utama keluarga yang diperoleh responden selama satu bulan kerja. Batas UMR adalah Rp.1.200.000,00. Untuk responden yang sudah 1. ≤ UMR 2. UMR Kategorikal 20 berkeluarga maka batas UMR adalah Rp.2.400.000,00. Pengelompokan penghasilan dilakukan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Yogyakarta 2015. Pengaturan Diet Pengukuran mengatur diet: Responden setiap harinya mengatur konsumsi garam saat memasak sehingga tidak terlalu asin, jarang mengkonsumsi jeroan, daging bergajih, lemak, santan, mie instan, kecap, saus, gorengan, dan sering mengkonsumsi bauh, sayur, dan susu rendah lemak setiap hari. Pengelompokan pengaturan diet dilakukan berdasarkan U.S Departement of Health and Human Services 2006. 1. Responden yang tidak mengatur diet. 2. Responden yang mengatur diet. Kategorikal Prevalensi Persentase responden hipertensi dan tidak hipertensi. Standar pengukuran tekanan darah penelitian ini adalah berdasarkan klasifikasi menurut ESH dan ESC Guidelines 2013. 1. Responden hipertensi Tekanan darah ≥14090 mmHg 2. Responden tidak hipertensi Tekanan darah 14090 mmHg. Kategorikal Kesadaran Kesadaran masyarakat akan hipertensi dapat dilihat dari hasil wawancara terstruktur apakah responden pernah melakukan pengukuran tekanan darah sebelumnya, jika pernah dan hasil pengukuran tekanan darah termasuk hipertensi maka responden termasuk sadar terhadap hipertensi. 1. Responden yang memiliki kesadaran mengalami hipertensi. 2. Responden yang tidak memiliki kesadaran mengalami hipertensi. Kategorikal Terapi Responden yang mengalami hipertensi dan sadar menderita hipertensi serta melakukan terapi hipertensi baik terapi farmakologi dan terapi non- farmakologi. 1. Respoden yang melakukan terapi farmakologi dan terapi non- farmakologi Kategorikal 21 hipertensi. 2. Responden yang tidak melakukan terapi farmakologi dan terapi non- farmakologi hipertensi. Pengendalian Responden hipertensi yang sadar mengalami hipertensi dan melakukan terapi sehingga memiliki nilai tekanan darah 14090 mmHg sesuai target ESC ESH. 1. Responden yang tekanan darahnya terkendali. 2. Responden yang tekanan darahnya tidak terkendali. Kategorikal

D. Subjek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini meliputi penduduk dewasa yang memiliki rentang umur 40-75 tahun yang bertempat tinggal di di Padukuhan Jetis, Padukuhan Pundung, Padukuhan Grumbulgede, Padukuhan Surokerten, Padukuhan Sambirejo, dan Padukuhan Dhuri, Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Kriteria inklusi adalah semua penduduk dewasa yang berumur 40-75 tahun. Kriteria eksklusi adalah responden yang tidak bersedia mengisi inform- consent , dan responden yang tidak dapat diukur tekanan darahnya. Subjek penelitian dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 813 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan terdapat 3 responden yang masuk kriteria eksklusi dalam penelitian ini karena tidak dapat diukur tekanan darahnya. Untuk menentukan jumlah sampel minimal pada penelitian ini menggunakan rumus : 22 Oleh karena peneliti tidak mengetahui data proposi penelitian terdahulu maka ditetapkan nilai P sebesar 50. Nilai 50 dipilih karena nilai P x Q akan maksimal jika nilai P = 50. Peneliti juga menetapkan nilai sehingga nilai dari = 1,96 dengan nilai presisi d 10. Dengan demikian besar sampel yang diperlukan adalah: Besaran sampel sebanyak 97 ini sudah cukup sebagai syarat besar sampel untuk penelitian deskriptif kategorik Dahlan, 2014. Dalam penelitian ini besar sampel 97 dibulatkan kembali menjadi 100 untuk memudahkan perhitungan. Jumlah 100 sampel diharapkan terdapat pada responden yang melakukan terapi hipertensi, sehingga jika diruntut kebelakang secara “the rule of halves” maka jumlah sampel minimal yang dibutuhkan sebanyak 800 sampel seperti yang terdapat pada Gambar. 1. Populasi 800 Hipertensi 400 Sadar 200 Terapi 100 Terkendali - Tidak terkendali - Tidak terapi 100 Tidak sadar 200 Tidak hipertensi 400

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden yang berusia 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, D.I.Y. (faktor usia dan merokok).

0 0 2

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden berusia 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY pada tahun 2015 (kajian faktor umur dan jenis kelamin).

0 1 113

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40 – 75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY (kajian faktor umur dan Body Mass Index (BMI)).

0 1 98

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta (kajian faktor sosio-ekonomi).

0 1 96

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah pada responden berusia 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman (kajian faktor usia dan tingkat pendidikan).

1 1 95

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor gaya hidup sehat.

0 0 83

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta (kajian usia dan penghasilan).

1 3 107

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia, jenis kelamin, bmi, dan risiko kardiovaskular).

0 0 83

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY (kajian faktor umur dan pengaturan diet).

5 38 107

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, di Yogyakarta (kajian faktor umur dan aktivitas fisik).

0 0 101