Tujuan Penelitian Penelitian Sebelumnya

masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa.

b. Faktor Sosial

Kelompok merupakan dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama. Keluarga merupakan kelompok primer yang paling berpengaruh. Orientasi keluarga terdiri dari orang tua seseorang. Dari orang tua, seseorang memperoleh suatu orientasi terhadap agama, politik, dan ekonomi serta suatu rasa ambisi pribadi, penghargaan pribadi dan citra. Peran dan status maksudnya setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Orang seringkali membeli produk yang menunjukkan statusnya dalam masyarakat.

c. Faktor Pribadi

Umur dan tahap daur hidup Orang membeli barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dipengaruhi oleh tahap daur hidup keluarga, tahap- tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannnya. Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pekerjaan kasar cenderung membeli lebih banyak pakaian untuk bekerja, sedangkan pekerjaan kantor membeli lebih banyak jas dan dasi. Situasi Ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali, dan mengubah harga produknya. Gaya Hidup merupakan pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas, interes, dan opininya. Gaya hidup seseorang merupakan pola hidup didunia yang diekspresikan melalui kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup ini seringkali mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosialnya. Kepribadian dan Konsep Diri Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri. Sedangkan konsep diri merupakan apa yang dimiliki seseorang memberi kontribusi pada mencerminkan identitas mereka. Jadi, agar dapat memahami tingkah laku konsumen, pertama-tama pemasar harus dapat memahami hubungan antara konsep diri konsumen dan miliknya.

d. Kelompok referensi kecil

Kelompok referensi kecil disini dalam cakupannya meliputi lingkungan di mana konsumen tersebut tinggal dan melakukan aktivitas sehari-harinya misalnya, lingkungan tetangga. Setiap kelompok biasanya mempunyai pelopor opini opinion leader yang dapat mempengaruhi anggotanya dalam membeli sesuatu. Terkadang nasehat orang lain lebih berpengaruh daripada iklan di majalah, surat kabar, televisi, atau media lainnya.

e. Faktor Psikologis

Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhannya. Persepsi meurpakan proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia. Pengetahuan menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman, keyakinan, dan sikap. Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatan dimasa lalu atau dapat pula dipelajari, sebab dengan belajar seseorang dapat memperoleh pengalaman. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Sedangkan sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu obyek atau ide yang relatif konsisten. Kepribadian merupakan sikap pola individu yang dapat menentukan tanggapan untuk menentukan tingakah laku. Konsep diri merupakan cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri, dan pada saat yang sama ia menggambarkan tentang diri orang lain.

5. Merek

Merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka- angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa Tjiptono,2011:4. a. Manfaat-manfaat merek 1 Manfaat ekonomik a Merek merupakan sarana bagi perusahaan untuk bersaing memperebutkan pasar. b Konsumen memilih merek berdasarkan value for money yang ditawarkan berbagai macam merek. c Relasi antara merek dan konsumen dimulai dengan penjualan. Premium harga bisa berfungsi layaknya asuransi resiko bagi perusahaan. Sebagian besar konsumen lebih suka memilih penyedia jasa yang lebih mahal namun diyakininya bakal memuaskannya ketimbanh memilih penyedia jasa yang lebih murah yang tidak jelas kinerjanya. 2 Manfaat fungsional 1 Merek memberikan peluang bagi diferensiasi, selain memperbaiki kualitas diferensiasi vertikal perusahaan- perusahaan juga memperluas mereknya dengan tipe-tipe produk baru diferensiasi horisontal. 2 Merek memberikan jaminan kualitas. Apabila konsumen membeli merek yang sama lagi, maka ada jaminan bahwa kinerja merek tersebut akan konsisten dengan sebelumnya. 3 Pemasar merek berempati dengan para pemakai akhir dan masalah yang akan diatasi merek yang ditawarkan. 4 Merek memfasilitasi ketersediaan produk secara luas. 5 Merek memudahkan iklan dan sponsorship 3 Manfaat psikologis a Merek merupakan penyerdehanaan atau simplifikasi dari semua informasi produk yang perlu diketahui konsumen. b Pilihan merek tidak selalu berdasarkan pada pertimbangan rasional. Dalam kasus faktor emosional seperti gengsi dan merek memainkan peran dominan dalam keputusan pembelian. c Merek bisa memperkuat citra diri dan persepsi orang lain terhadap pemakaipemiliknya. d Brand symbolism tidak hanya berpengaruh pada persepsi orang lain, namun juga pada identifikasi diri sendiri dengan objek tertentu. b. Fungsi Merek 1 Identifikasi Bisa dilihat dengan jelas, memberikan makna bagi produk, gampang mengidentifikasi produk yang dibutuhkan atau dicari. 2 Praktikalitas Memfasilitasi penghematan waktu dan energi melalui pembelian ulang identik dan loyalitas. 3 Jaminan Memberikan jaminan bagi konsumen bahwa mereka bisa mendapatkan kualitas yang sama sekalipun pembelian dilakukan pada waktu tempat berbeda. 4 Optimisasi Memberikan kepastian bahwa konsumen dapat memberi alternetif terbaik dalam kategori produk tertentu dan pilihan terbaik untuk tujuan spesifikasi. 5 Karakterisasi Mendapatkan konfirmasi mengenai citra diri konsumen atau citra yang ditampilkan pada orang lain. 6 Kontinuitas Kepuasan terwujud melalui familiaritas dan intimasi dengan merek yang telah digunakan atau dikonsumsi pelanggan selama bertahun-tahun. 7 Hedonistis Kepuasan terkait dengan daya tarik merek, logo, dan komunikasinya. 8 Etis Kepuasan terkait dengan perilaku bertanggung jawab merek bersangkutan dalam hubungannya dengan masyarakat. Rangkuti 2002:2 merek dapat dibagi dalam pengertian lain, yaitu : a. Brand name merupakan bagian dari yang dapat diucapkan. b. Brand mark merupakan bagian dari merek yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti lambang, desain huruf atau warna khusus. c. Trade mark merupakan merek atau sebagian dari merek yang dilindungi hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjual dengan hak istimewanya untuk menggunakan nama merek tanda merek. d. Copyright merupakan hak istimewa yang dilindungi oleh undang- undang untuk memproduksi, menerbitkan, menjual karya tulis, karya musik atau karya seni. Dapat disimpulkan bahwa merek memang bukan sekedar nama, istilah, tanda, ataupun simbol saja, namun lebih dari itu bahwa merek merupakan sebuah “janji” perusahaan untuk secara konsisten memberikan gambaran, semangat, dan pelayanan pada konsumen. Pemberian merek pada suatu produk bukan hanya sebuah simbol, karena merek memiliki enam tingkat pengertian Rangkuti,2002:3,yaitu: a. Atribut Setiap merek memiliki atribut. Atribut ini perlu dikelola dan diciptakan agar pelanggan dapat mengetahui dengan pasti atribut- atribut apa saja yang dikandung dalam suatu merek. b. Manfaat Selain atribut, merek juga memiliki rangkaian manfaat. Konsumen tidak membeli atribut pada produk, namun mereka membeli manfaat fungsional maupun manfaat emosional. c. Nilai Merek yang memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek yang berkelas, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna merek tersebut. d. Budaya Merek dapat juga dipakai untuk melambangkan budaya tertentu. Misalnya Panasonic mewakili budaya Jepang yang terorganisir dengan baik, memiliki cara kerja yang efisien dan selalu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. e. Kepribadian Merek memiliki kepribadian bagi para penggunanya. Jadi diharapkan dengan menggunakan merek kepribadian si pengguna akan tercermin bersamaan dengan merek yang ia gunakan. f. Pemakai Merek menunjukkan jenis konsumen pemakai merek tersebut. Itulah sebab para pemasar selalu menggunakan analogi orang-orang terkenal untuk menggunakan mereknya.

6. Gaya Hidup

Gaya hidup adalah bagaimana orang menghabiskan waktu mereka aktivitas, apa yang mereka anggap penting dari lingkungan ketertarikan dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga disekitarnya pendapat Setiadi,2003:148. Terdapat dua macam tipikal konsumen terhadap produk gaya hidup. Yang pertama adalah konsumen yang mementingkan gengsi ketimbang harga dan yang kedua adalah konsumen yang mementingkan merek daripada kualitas produk barang. Menurut Kotler 2004:192 gaya hidup ialah pola kehidupan seseorang di dunia yang diekspresikan dalam kegiatan, minat, dan opini. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk memahami hal ini maka dapat diukur dimensi-dimensi utama konsumen yaitu dimensi AIO. Dimensi yang pertama ialah Activities yang meliputi pekerjaan, hobi, belanja, olah raga, dan kegiatan sosial. Dimensi yang kedua ialah Interests yang meliputi makanan, mode, keluarga, dan rekreasi. Dimensi yang ketiga ialah Opinions tentang diri mereka sendiri, masalah-masalah sosial, bisnis, dan produk.

7. Keputusan Pembelian

Setelah konsumen mendapatkan informasi tentang barang yang dibutuhkan kemudian konsumen membuat keputusan untuk melakukan pembelian. Konsumen akan menetapkan memilih merek yang disukainya diantara beberapa merek yang ada. Dalam mengambil keputusan untuk membeli mempunyai lima macam keputusan membeli : a. Keputusan tentang merek b. Keputusan membeli dari siapa c. Keputusan tentang jumlah produk yang akan dibeli d. Keputusan tentang waktu membeli e. Keputusan dalam cara pembayaran

B. Penelitian Sebelumnya

1. Mutmainnah Nur Arif dengan judul skripsi Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Pembelian Produk Sophie Martin pada B.C. Ivrina Katili. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah faktor keluarga, situasi ekonomi, dan gaya hidup mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian produk Sophie Martin dan juga untuk mengetahui faktor mana yang memberikan pengaruh dominan terhadap keputusan konsumen dalam pembelian produk Sophie Martin. Metode analisis data yang digunakan Analisis Deskriptif, Uji Validitas dan Reliabilitas, Analisis Regresi Linear Berganda Multiple Linear Regression, Uji Fhitung Uji Serentak, Uji thitung, Pengujian Koefisien Determinan R2. Setelah dilakukan pembahasan mengenai masalah faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian produk Sophie Martin pada BC. Ivrina Katili, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain: a. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian yang terdiri dari faktor keluarga, situasi ekonomi, dan gaya hidup akan tetapi salah satu yang paling berpengaruh adalah gaya hidup , bisa dilihat pada table coefisients dimana setiap terjadi peningkatan variabel gaya hidup sebesar satu satuan maka keputusan konsumen membeli produk Sophie Martin akan meningkat sebesar 0,314 berbeda dengan variabel keluarga dan situasi ekonomi yaitu 0,227 dan 0,229. b. Didasarkan pada uji FHitung maka Ha diterima secara bersama – sama terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas keluarga, situasi ekonomi, dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian produk Sophie Martin. 2. Mahendra Joesof dengan judul skripsi Analisis Sikap, Merek, dan Faktor Budaya terhadap Minat Beli Konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sikap den merek mempunyai perbedaan yang lebih tinggi pada produk bakpao merek larissa dengan produk bakpao merek bukan larissa, untuk mengetahui apakah Etnis Tionghoa cenderung labih kritikal disbanding dengan Etnik Non Tionghoa, dan untuk mengetahui apakah sikap akan mempengaruhi minat beli konsumen produk bakpao merek larissa. Metode alat analisis data yang digunakan Uji T-Test, Analisis Regresi Linier Sederhana, dan Uji Asumsi Klasik Model Regresi Sederhana dengan menggunakan Uji Asumsi Klasik Multikolonieritas, Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas, Uji Asumsi Kalasik Normalitas, Uji Asumsi Klasik Autokorelasi. Setelah dilakukan pembahasan mengenai masalah Analisis Sikap, Merek, dan Faktor Budaya Terhadap Minat Beli Konsumen pada konsumen bakpao merek larissa di Surakarta, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain: a. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari uji T-Test, diketahui bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan sikap terhadap produk bakpao larissa dengan merek larissa dengan produk bakpao larissa dengan merek bukan larissa dimana sikap untuk produk bakpao larissa dengan merek larissa lebih tinggi dibandingkan dengan bakpao larissa dengan merek bukan larissa. b. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis Uji T-Test, diketahui behwa Etnis Tionghoa cenderung lebih kritikal dibandingkan dengan Etnis Non Tionghoa karena Etnis Tionghoa mempunyai pandangn yang cukup luas tentang produk bakpao, sedangkan Etnis Non Tionghoa belum mengenal secara luas produk bakpao sehingga memiliki pola pembelian yang tinggi dan cenderung setia kepada satu merek saja. c. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis regresi linier sederhana, diketahui bahwa pengaruh sikap terhadap minat konsumen pada produk bakpao merek larissa adalah positif. Maka hipotesis ketiga terbukti bahwa sikap berpengaruh terhadap minat konsumen pada produk bakpao merek larissa.

C. Desain Penelitian

Kerangka Konseptual penelitian adalah kerangka berfikir yang dibuat oleh penulis untuk menggambarkan hubungan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Kerangka konseptual penelitian dapat dibuat sebagai berikut : Variabel Independen X : Gambar II.1 Kerangka Konseptual Variabel Merek dan Gaya Hidup Keterangan : Pengaruh Parsial Pengaruh Simultan Bagan tersebut menggambarkan bahwa variabel independen yaitu merek X 1 dan gaya hidup X 2 berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian Y secara parsial dan simultan. Pengaruh secara simultan artinya merek dan gaya hidup dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Pengaruh secara parsial artinya semakin merek dikenal oleh konsumen, semakin ingin melakukan pembelian. Adanya pengaruh gaya hidup membuat konsumen melakukan pembelian. Merek X 1 Gaya Hidup X 2 Variabel Dependen Y : Keputusan Pembelian

D. Rumusan Hipotesis

Hipotesis dipandang sebagai jawaban sementara yang perlu dibuktikan kebenarannya. Dalam penelitian ini penulis mengemukakan alasan mengenai perumusan hipotesis, sebagai berikut: Mengapa merek dan gaya hidup merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Tupperware? semakin terkenalnya merek suatu produk pasti akan menimbulkan keputusan untuk membeli produk Tupperware semakin meningkat. Merek yang melekat pada sebuah produk akan membawa pengaruh yang berbeda, hal ini disebabkan oleh adanya atribut, manfaat, nilai, budaya, kepribadian dan pemakai. Merek yang memiliki keistimewaan cenderung memiliki daya jual yang tinggi, merek Tupperware memiliki keistimewaan pada tutup yang kedap udara dan kedap cairan. Gaya hidup setiap konsumen berbeda tergantung pada kemampuan ekonomi masing-masing konsumen. Konsumen yang memiliki pendapatan tinggi akan semakin sering melakukan pembelian Tupperware. Terdapat 2 macam tipikal konsumen terhadap produk gaya hidup, yang pertama adalah konsumen yang mementingkan gengsi ketimbang harga dan yang kedua adalah konsumen yang mementingkan merek daripada kualitas produk barang. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ha 1 : Merek dan gaya hidup secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian Tupperware. Ha 2 : Merek dan gaya hidup secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian Tupperware.

D. Variabel Penelitian 1. Identifikasi Variabel

a. Variabel Independen Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel yang lain yang sifatnya berdiri sendiri. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel independen adalah : 1 Variabel Merek X 1 2 Variabel Gaya Hidup X 2 b. Variabel Dependen Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel penelitian yang diukur dan dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel dalam penelitian ini adalah : Keputusan Pembelian Y.

2. Definisi Variabel

a. Merek Merek adalah istilah, nama, tanda dan simbul untuk mengidentifikasi barang atau jasa yang dijual seseorang untuk membedakan merek Tupperware dengan merek yang lain. Merek sesuatu hal yang penting bagi konsumen maupun produsen. Indikator merek menurut soehadi : http:manajemenmerk.blogspot.comp7-indikator-kekuatan-suatu- merek-brand.html : 1 Leadership yaitu kemampuan untuk mempengaruhi pasar, baik harga maupun atribut non-harga. 2 Stability yaitu kemampuan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan. 3 Market yaitu kekuatan merk untuk meningkatkan kinerja toko atau distributor. 4 Internationality yaitu kemampuan merk untuk keluar dari area geografisnya atau masuk ke negara maupun daerah lain. 5 Trend yaitu merk menjadi semakin penting dalam industri. 6 Support yaitu besarnya dana yang dikeluarkan untuk mengkomunikasikan merk. 7 Protection yaitu merk tersebut mempunyai legalitas. b. Gaya hidup Gaya hidup adalah pola kehidupan seseorang di dunia yang diekspresikan dalam kegiatan, minat, dan opininya serta dalam keputusan membeli sebuah produk tempat minum Tupperware. Indikator dari gaya hidup : 1 Dapat meningkatkan gengsi. 2 Minat dan keinginan seseorang memiliki produk Tupperware 3 Nilai kebanggaan saat memiliki Tupperware 4 Produk Tupperware dianggap lebih unggul dari produk tempat lainnya. c. Keputusan pembelian Keputusan pembelian adalah sikap atau tindakan yang dilakukan oleh konsumen dalam menentukan pilihan pengambilan keputusan dimana konsumen benar-benar membeli produk tempat minum, tempat makan, dan toples Tupperware. Indikator keputusan pembelian Lamb,2001:189 : 1 Kebutuhan terhadap produk 2 Pencarian informasi terhadap produk 3 Evaluasi terhadap produk 4 Keputusan memilih produk 5 Merekomendasikan kepada pihak lain untuk memilih produk.

3. Pengukuran Variabel

Dalam melakukan penelitian untuk mengumpulkan data, penulis akan membagi angket kepada responden, yang mana jawaban-jawaban responden tersebut akan diukur dengan menggunakan skala Likert. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator variabel tersebut dijadikan sebagai pedoman untuk menyusun pernyataan. Jawaban dari setiap pernyataan yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju yang dapat berupa kata-kata, antara kain : SS : Sangat Setuju S : Setuju N : Netral TS : Tidak Setuju STS: Sangat Tidak Setuju Tabel III.1 Skor Pernyatan Pernyataan Skor Sangat Setuju SS 5 Setuju S 4 Netral N 3 Tidak Setuju TS 2 Sangat Tidak Setuju STS 1

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan menspesifikasikan kegiatan yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Pengertian operasional variabel ini kemudian diuraikan menjadi indikator yang meliputi : Tabel III.2 Definisi Operasional Variabel Definisi Indikator Skala Pengukuran Merek Merek merupakan istilah, nama, tanda, dan simbol untuk mengidentifikasi atau membedakan produk yang satu dengan produk yang lain. a. Kemampuan untuk mempengaruhi konsumen b. Kemampuan mempertahankan pelanggan c. Kemampuan konsumen dalam mengingat merek Tupperware Likert Gaya Hidup Gaya hidup merupakan pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, minat keinginan memiliki barang, dan pendapatan bagaimana membelanjakan uangnya. a. Dapat meningkatkan gengsi b. Minat dan keinginan seseorang memiliki produk Tupperware c. Nilai kebanggaan saat memiliki produk Tupperware d. Produk Tupperware dianggap lebih unggul dari produk lainnya. Likert Keputusan Pembelian Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen benar-benar membeli produk Tupperware. a. Kebutuhan terhadap produk Tupperware b. Pencarian informasi terhadap produk Tupperware c. Evaluasi terhadap produk Tupperware d. Keputusan memilih produk Tupperware e. Merekomendasikan kepada pihak lain untuk memilih produk Tupperware Likert