Hari dan waktu penelitian disesuaikan de ngan jadwal pelajaran bahasa Indonesia pada masing-masing kelas.
3. Pengukuran Sesudah Eksperimen
Setelah perlakuan diberikan pada kelompok eksperimen, langkah selanjutnya adalah memberikan posttes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sebagai pembanding. Pengukuran posttes bertujuan untuk mengetahui pencapaian sesudah pemberian perlakuan. Dari hasil posttes tersebut, akan diketahui
perbedaan skor sebelum diberi perlakuan pretes dengan skor sesudah diberi perlakuan posttes, apakah perbandingan skornya mengalami peningkatan, sama,
atau justru penurunan.
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 3 Tengaran, Kabupaten Semarang. Jumlah kelas VIII secara keseluruhan sebanyak 4 kelas,
yaitu Kelas VIII A, VIII B, VIII C dan VIII D.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah kelas yang dipilih secara acak dari populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random
sampling penyampelan secara rambang Suryabrata, 2013:35. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan cara mengundi semua kelas VIII yang ada
di SMPN 3 Tengaran, Kabupaten Semarang. Berdasarkan pengundian diperoleh kelas VIII A dan VIII C. Kedua kelas tersebut diundi lagi untuk menentukan kelas
kontrol dan kelas eksperimen. Setelah dilakukan pengundian, kelas VIII C terpilih sebagai kelas kontrol, sedangkan kelas VIII A terpilih sebagai kelas eksperimen.
E. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 20132014 pada bulan Maret sampai bulan April 2014. Tempat penelitian di SMPN 3 Tengaran,
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat pengambil data dalam suatu penelitian Suryabrata, 2013:31. Instrumen yang dipakai adalah teknik nontes dan teknik
tes. Teknik nontes dilakukan dengan observasi dan wawancara. Instrumen penelitian teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengembangan
dari teori pembelajaran membaca Taksonomi Barret. Tingkat pemahaman bacaan diklasifikasikan menjadi lima, yaitu pemahaman harfiah, mereorganisasi,
pemahaman inferensial, penilaian, dan apresiasi Hernawan, 2009: 4. 1 Pemahaman literal, yakni kemampuan mengenal sesuatu atau fakta atau
mengingat kembali sesuatu atau fakta. 2 Penataan kembali reorganisation, yakni kemampuan menganalisis,
mensintesis, menata ide-ide dan informasi yang diungkapkan secara eksplisit dalam bacaan.
3 Pemahaman inferensial, yakni kemampuan untuk menggunakan ide atau informasi yang secara eksplisit tertuang dalam bacaan berserta dengan intuisi
dan pengalaman pribadi yang dimilikinya sebagai dasar untuk memecahkan persoalan.
4 Penilaian evaluasi, yakni kemampuan untuk memastikan dan menilai kulalitas, ketelitian, kebergunaan atau kebermanfaatan ide yang terdapat
dalam wacana. 5 Apresiasi, yakni kemampuan untuk menerapkan kepekaan emosional dan
estetika yang dimilikinya dalam mersepon bentuk, gaya, struktur, serta teknik pemaparan ide dalam bacaan.
Kisi-kisi instrumen penelitian disesuaikan dengan materi pembelajaran. Setiap butir soal harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tujuan inilah yang
menjadi pijakan dalam penyusunan kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi instrumen penelitian bertujuan untuk mengarahkan supaya setiap butir soal mewakili
kemampuan yang akan diukur dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen dalam bentuk butir-butir soal.