menggunakan teknik KWL Plus. Pengerjaan analisis dengan bantuan aplikasi komputer SPSS 21.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan uji hipotesis sebagai berikut: Ho: Teknik K-W-L Plus tidak efektif digunakan dalam pembelajaran
membaca pemahaman pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Tengaran
Kabupaten Semarang, ditolak.
Ha: Teknik K-W-L Plus efektif digunakan dalam pembelajaran membaca
pemahaman pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Tengaran Kabupaten
Semarang, diterima.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan untuk menguji keefektifan penggunaan
teknik K-W-L Plus pada pembelajaran membaca pemahaman. Cara yang ditempuh adalah membandingkan perbedaan kemampuan membaca pemahaman antara
siswa kelas VIII SMPN 3 Tengaran Kabupaten Semarang yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan teknik K-W-L Plus dan yang mendapat
pembelajaran tanpa menggunakan teknik KWL Plus.
1. Perbedaan Kemampuan Membaca Pemahaman Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Penelitian ini dimulai dengan menguji kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan melakukan tes awal pretes kemampuan membaca pemahaman.
Pada saat pretes, mendapat perlakuan yang sama, masing-masing kelompok mengerjakan tugas yang sama, masing-masing kelompok mengerjakan tes pretes
berbentuk tes objektif berjumlah tiga puluh soal, masing-masing soal dengan 4 pilihan jawaban. Soal tersebut sebelumnya telah divalidasi pada kelompok di luar
sampel. Selesainya pelaksanaan pretes, peneliti melakukan analisis terhadap data yang diperoleh dengan menggunakan bantuan aplikasi komputer SPSS 21. Hasil
skor tes awal dapat dilihat dari rata-rata mean antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil rerata skor pretes kelompok kontrol sebesar 17,75 dan
rerata skor pretes kelompok eksperimen sebesar 17,83. Berdasarkan perolehan data skor pretes kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen tersebut, dilakukan uji-t untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kemampuan awal antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan uji-t diperoleh t
h
sebesar 0,136 dengan df = 70 pada taraf signifikansi 5, selanjutnya nilai P sebesar 0,893
nilai P lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian, hasil uji-t dapat disimpulkan tidak ada perbedaan setara kemampuan membaca pemahaman
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan. Setelah mengetahui skor awal dari masing-masing kelompok, baik kelompok
kontrol maupun kelompok eksperimen, tidak ada perbedaan yang signifikan, selanjutnya masing-masing kelompok diberi perlakuan yang berbeda. Pada
kelompok eksperimen pembelajaran membaca pemahaman dilakukan dengan K- W-L Plus, sedangkan untuk kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan
dengan teknik K-W-L Plus. Selanjutnya setelah kedua kelompok mendapatkan perlakuan yang berbeda
dilaksanakan posttes, hasil posttes menunjukkan skor rata-rata posttes kelompok