keterampilan yang bersifat pemahaman. Kedua aspek tersebut bersinergi untuk memperoleh pemahaman sesuai dengan isi bacaan yang dimaksudkan penulis.
Keterampilan yang bersifat mekanis meliputi 3 hal, yaitu: 1 pengenalan bentuk huruf; 2 pengenalan unsur-unsur linguistik, dan 3 pengenalan ejaan dan
bunyi. Keterampilan yang bersifat pemahaman meliputi 4 hal, yaitu: 1 memahami pengertian sederhana; 2 memahami signifikansimakna, 3 penilaian,
4 kecepatan membaca yang fleksibel Tarigan, 2008: 12-13. Kegiatan membaca yang sesuai untuk mencapai tujuan yang terkandung
dalam keterampilan mekanis adalah membaca nyaringmembaca bersuara. Kegiatan membaca yang sesuai untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam
keterampilan pemahaman adalah membaca dalam hati. Jadi, jika aspek-aspek membaca sudah dikuasai maka isi bacaan dapat dipahami Tarigan, 2008: 13.
5. Jenis Membaca
Jenis membaca dapat digolongkan dalam kriteria tertentu dilihat dari sudut cakupan bahan, membaca dapat digolongkan menjadi dua jenis, yakni membaca
ekstensif dan intensif. Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin Dalman,
2013: 68. Membaca ekstensif dibagi menjadi tiga yaitu membaca survei, membaca
sekilas skimming, dan membaca dangkal. Membaca intensif merupakan kegiatan membaca yang dilakukan secara seksama, yaitu hanya membaca satu
atau beberapa pilihan dari bahan yang ada untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis. Membaca kritis dibagi menjadi empat macam,
yaitu membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis dan membaca ide Dalman, 2013: 68-70. Adapun jenis membaca yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah membaca pemahaman.
6. Teknik Know, Want to Know, Learned Plus K-W-L Plus
Salah satu teknik membaca yang diciptakan oleh Donna Ogle. Teknik ini merupakan kombinasi K-W-L 1986 dengan pemetaan mapping Ruddel, 2005:
242. Teknik ini menggunakan lembar kerja K-W-L yang akan membantu siswa dalam mengkonsep topik-topik yang akan dipelajari. Selanjutnya ditambah
dengan mapping supaya siswa lebih terkonsep dalam memahami bacaan. Teknik K-W-L Plus terdiri dari Know, Want to Know, dan Learned, berturut-
turut, digunakan untuk membimbing siswa untuk memahami bacaan dengan baik. Kegiatan ini dimulai dengan curah pendapat dan mengkategorikannya dalam
lembar kerja K-W-L yaitu pada kolom K Know. Selanjutnya, membimbing siswa untuk membuat daftar pertanyaan tentang apa saja yang ingin diketahui dan
pembelajaran apa yang diharapkan dari teks. Apa yang ingin diketahui kemudian dituliskan pada kolom W Want to Know. Setelah membaca, siswa kemudian
meringkas dan mendata informasi yang telah mereka pelajari dengan mendatanya pada kolom L Learned. Lembar kerja K-W-L kemudian digunakan sebagai dasar
untuk pemetaan mapping. Siswa mengkategorikan informasi pada kolom L Learned dan mengembangkan pemetaan yang mereka miliki menggunakan
kategori dan konten tersebut Ruddel, 2005: 242.