d. Langkah Plus- Pemetaan Siswa merujuk pada langkah L untuk mengkategorikan apa yang mereka
pelajari. Menempatkan judul di tengah peta, mereka membentuk kelompok sebagai cabang utama, dan menambahkan konsep yang jelas.
Adapun langkah-langkah dalam pelajaran sebagai berikut. 1 Pembelajaran dimulai dengan diskusi mengenai membaca pemahaman. Siswa
diajak untuk memahami teknik K-W-L Plus. 2 Kegiatan ini dimulai dengan curah pendapat dan mengkategorikannya dalam
lembar kerja K-W-L yaitu pada kolom K Know. 3 Guru membimbing siswa untuk membuat daftar pertanyaan tentang apa saja
yang ingin diketahui Apa yang ingin diketahui siswa kemudian dituliskan pada kolom W Want to Know.
4 Barulah siswa diberi tugas membaca. Boleh juga menambahkan pertanyaan apabila diperlukan.
5 Setelah membaca, siswa kemudian mendata informasi yang telah mereka pelajari dengan mendatanya pada kolom L Learned.
6 Lembar kerja K-W-L kemudian digunakan sebagai dasar untuk pemetaan mapping.
7 Siswa mengkategorikan informasi pada kolom L Learned dan
mengembangkan pemetaan yang mereka miliki menggunakan kategori dan konten tersebut.
8 Guru membimbing siswa untuk menghasilkan katagori informasi tentang apa yang dipelajari siswa dan mengembangkannya menjadi pemetaan.
9 Guru memimpin diskusi yang mana siswa harus menunjukkan dan menjelaskan pemetaan yang mereka hasilkan.
10 Selanjutnya siswa diberi tugas untuk menuliskan apa yang sudah dipelajari. 11 Guru melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran.
8. Contoh Lembar Kerja K-W-L Plus Tabel 1: Contoh Lembar Kerja K-W-L
Petunjuk penggunaan lembar kerja K-W-L a. Kolom K digunakan untuk mencurahkan pendapat dan mengorganisasikan
topik pembelajaran. b. Kolom W digunakan untuk membuat pertanyaan tentang apa yang akan
diketahui. K
Know W
Want to Know
L Learned
Gambar 1: mapping langkah plus
Topik Utama ide pokok
informasi penjelas
informasi penjelas
Informasi penjelas
informasi penjelas
c. Kolom L digunakan untuk mendata informasi yang telah dipelajari. d. Setelah kolom KWL diisi kemudian mengembangkan informasi apa yang
dipelajari dalam pemetaan mapping. e. Setelah pemetaan langkah selanjutnya adalah menuliskan kembali apa
yang sudah siswa pelajari dengan bahasa mereka sendiri.
B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang pertama adalah penelitian dengan judul “Keefektifan Penggunaan Teknik KWL dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP di Kecamatan Sedayu”, yang disusun oleh Fifin Dwi Aryani 2007. Hasil penelitian yang
disusun oleh Fifin Dwi Aryani menyimpulkan; a terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelajaran membaca pemahaman siswa kelas VII SMP di
Kecamatan Sedayu dengan menggunakan teknik KWL tersebut. Hal ini terlihat dari hasil analisis yang menggunakan uji-t antarkelompok. Data posttest diperoleh
nilai t
hitung
lebih besar daripada t
tabel
6,1221,990 pada taraf signifikansi 5. b pembelajaran membaca pemahaman siswa kelas VII SMP di Kecamatan Sedayu
dengan menggunakan teknik KWL lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran membaca pemahaman tanpa menggunakan teknik KWL tersebut.
Hal ini dapat diketahui dari uji analisis data dengan uji Scheffe yang menunjuk F
hitung
lebih besar dari F
tabel
37,4843,970 pada taraf signifikansi 5. Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah sama-sama
mengajarkan keterampilan membaca pemahaman. Perbedaannya terletak pada
penggunaan teknik pembelajarannya. Apabila penelitian tersebut menggunakan teknik K-W-L, penelitian ini menggunakan teknik K-W-L Plus.
Penelitian tentang membaca pemahaman juga pernah dilakukan oleh Siti Aisah 2011 dengan Judul Skripsi “Keefektifan Teknik Membaca dengan
Mengenal, Menjelaskan, dan Mempertimbangkan Gagasan Penulis untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Negeri
di Kecamatan Ngunter Sukoharjo” Dalam penelitian tersebut berdasarkan hasil uji-t skor pretes dan posttes kelompok eksperimen, diperoleh t hitung sebesar
2,515, dengan df= 29 dan diperoleh p sebesar 0,018, pada taraf signifikansi 0,05. Nilai p lebih kecil dari 0,05 0,0180,05. Hasil uji-t skor pretes dan posttes
kelompok kontrol, diperoleh thitung sebesar 0,495 dengan df= 29 dan diperoleh p sebesar 0,624 pada taraf signifikansi 0,05. Nilai p lebih besar dari 0,05 0,624
0,05. Berdasarkan hasil analisis uji-t dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang signifikan antara skor pretes
dan posttes kelompok eksperimen. Penelitian tersebut mempertegas bahwa pembelajaran membaca pemahaman
dapat ditingkatkan dengan cara penerapan tindakan teknik pembelajaran yang tepat, dan dapat pembelajaran secara lebih kreatif. Persamaan penelitian ini
dengan penelitian tersebut adalah sama-sama mengajarkan keterampilan membaca pemahaman. Perbedaannya terletak pada penggunaan teknik pembelajarannya.
Apabila penelitian tersebut menggunakan teknik 4M, penelitian ini menggunakan teknik K-W-L Plus.