Studi Kelayakan Untuk Pengembangan Keramba Jaring Tancap dan Rumput Laut di Wilayah Coremap
Kabupaten Natuna
21
2.2.4. Pendekatan Uji Coba Experimental Method
Kegiatan demplot budidaya rumput laut akan dilakukan pada satu lokasi terpilih berdasarkan kesesuaian lahan. Untuk demplot ini, metoda
budidaya yang dipakai adalah metoda rakit apung. Dengan demikian maka lokasi demplot disesuaikan dengan persyarakatan metoda budidaya tersebut.
Untuk pelaksanaan demplot akan dipergunakan 2 unit rakit apung, masing-masing berukuran 5 X 2,5 meter Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan 2004. Pada setiap 1 unit rakit diikatkan 24 utas tali dengan jarak masing-masing 20 cm. Untuk setiap tali
diikatkan 9 rumpun tanaman dengan jarak antara rumpun yang satu dengan yang lain 25 cm. Jadi dalam 1 rakit akan terdiri dari 300 rumpun dengan berat
rata-rata 50 – 100 gram atau dibutuhkan bibit 15 – 30 kg. Dalam pelaksanaannya, kegiatan demplot akan melibatkan anggota kelompok
masyarakat dampingan Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang COREMAP yang ada disekitar lokasi demplot.
Untuk mengetahui laju pertumbuhan rumput laut, pengukuran dilakukan setiap 15 hari sekali dengan jumlah sampel yang ditimbang untuk masing-masing
rakit apung sebanyak 50 rumpun. Pengukuran dilakukan sebanyak 4 kali berat awal, 15 hari pertama, 15 hari kedua dan 15 hari ke tiga atau waktu panen.
Analisis untuk menghitung laju pertumbuhan rumput laut dipergunakan rumus yang dipakai oleh Direktorat Pembudidayaan, Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan 2004 :
dimana : G = Laju pertumbuhan harian
Wt = Bobot rata-rata harian
Wo = Bobot rata-rata awal gr
t = Waktu
pengujian
Studi Kelayakan Untuk Pengembangan Keramba Jaring Tancap dan Rumput Laut di Wilayah Coremap
Kabupaten Natuna
22
2.2.5. Pendekatan Finansial
A. Kelayakan Ekonomi
Penentuan kelayakan budidaya rumput laut yang akan dikembangkan didasarkan pada pertimbangan empat variabel sebagai “Constrain” yakni:
minat masyarakat, ketersediaan bahan bakusumberdaya alam, ketersediaan tenaga kerja dan peluang pasar. Penilaian variabel-variabel ini dengan sistem
“Rating Scale”, yakni dengan memberi bobot penilaian Skor pada setiap variabel tersebut: Nilai 4 untuk kategori sangat baik, nilai 3 untuk kategori
baik, nilai 2 untuk kategori kurang baik, dan nilai 1 untuk kategori tidak baik. Ranking dari setiap jenis usaha yang akan dikembangkan sangat ditentukan
oleh skor total dan nilai rata-rata skor. Ambang batas usaha yang layak untuk dikembangkan adalah: total skor minimal 10 dan skor rata-rata minimal 2,5
Hidayat, 2001.
B. Perhitungan Rentabilitas Usaha
Metode untuk melakukan analisis ekonomi guna menentukan kelayakan usaha KJT dan budidaya rumput laut yang akan digunakan adalah
rentabilitas. Dari perhitungan ini nantinya akan diketahui ; •
Berapa Nilai Investasi dari usaha yang akan dilakukan I •
Berapa nilai biaya yang akan dikeluarkan Total Cost, yang terdiri dari biaya tetap Fixed Cost maupun biaya tidak tetap Variable Cost.
• Berapa nilai total investasi. TI
• Nilai pendapatan kotor perbulan GI
• Nilai pendapatan bersih NI
• Nilai persentase kelayakan secara financial FRR.
• Nilai ratio kelayakan usaha BCR.
• Waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian investasi PPC.