Kecamatan Bunguran Barat RA Studi kelayakan dan pengembangan KJT dan RL

Studi Kelayakan Untuk Pengembangan Keramba Jaring Tancap dan Rumput Laut di Wilayah Coremap Kabupaten Natuna 29 Batas-batas wilayah Desa Sabang Mawang sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pulau Tiga, sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Natuna, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cemaga dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sededap. Tipologi Desa Sabang Mawang adalah desa kepulauan dan desa pesisir. Orbitasi jarak ke ibukota kecamatan terdekat 22,5 km dan jarak ke ibukota kabupaten terdekat 73 km. Batas-batas wilayah Desa Pulau Tiga sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sedanau Timur, sebelah Selatan berbatasan dengan Sabang Mawang, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sabang Mawang dan sebelah Barat berbatasan dengan Laut Natuna. Gambar 6. Kecamatan Bunguran Barat Studi Kelayakan Untuk Pengembangan Keramba Jaring Tancap dan Rumput Laut di Wilayah Coremap Kabupaten Natuna 30 Tipologi desa adalah desa kepulauan dan desa pesisir. Orbitasi jarak ke ibukota kecamatan terdekat 30 km dan jarak ke ibukota kabupaten terdekat 80 km. Batas-batas wilayah Desa Sededap sebelah Utara berbatasan dengan Laut Natuna, sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Natuna, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sabang Mawang dan sebelah Barat berbatasan dengan Laut Natuna. Tipologi desa adalah desa kepulauan dan desa pesisir. Orbitasi jarak ke ibukota kecamatan terdekat 40 km dan jarak ke ibukota kabupaten terdekat 80 km. Sebagaimana di kawasan lainnya di Natuna, wilayah ini dipengaruhi oleh 2 dua musim yaitu musim hujan September – Pebruari dengan suhu rata-rata harian 240 C dan musim kemarau Maret – Agustus dengan suhu rata-rata 340 C. Berdasarkan pergerakan angin, masyarakat nelayan setempat mengenal adanya 4 empat musim angin yaitu musim utara Desember – Pebruari, musim selatan September-Nopember, musim barat Juni – Agustus dan musim timur Maret-Mei. Musim utara ditandai dengan kuatnya angin yang berhembus terus menerus dan diikuti dengan besarnya gelombang. Wilayah desa di Kecamatan Bunguran Barat terutama pada lokasi penelitian hanya mampu ditempuh dari ibu kota kecamatan dengan menggunakan transportasi laut. Selain itu, untuk menempuh lokasi penelitian dari ibukota kabupaten mampu ditempuh dengan transportasi darat sebahagian perjalanan lalu dilanjutkan dengan transportasi laut. Dua daerah umum untuk menjangkau lokasi penelitian adalah pelabuhan Binjai pelabuhan ferry menuju ibukota kecamatan, Sedanau kemudian pelabuhan Selat Lampa pelabuhan Pelni. Transportasi reguler tidak tersedia untuk menjangkau hingga ke wilayah desa penelitian melainkan harus menggunakan menyewa atau sejenisnya transportasi laut milik masyarakat setempat. Studi Kelayakan Untuk Pengembangan Keramba Jaring Tancap dan Rumput Laut di Wilayah Coremap Kabupaten Natuna 31

3.4. Potensi sumberdaya alam

Pertanian perkebunan, tanaman pangan dan peternakan Perkebunan kelapa dan cengkeh merupakan primadona sejak dahulu. Namun tidak terdapat perkebunan milik pemerintah atau swasta, semuanya adalah perkebunan masyarakat setempat. Kepemilikan lahan untuk perkebunan masyarakat di masing-masing desa sangat Luasan lahan yang dimiliki masyarakat pada umumnya dimanfaatkan untuk berbagai tanaman perkebunan yang produktif seperti kelapa, cengkeh, kopi, pinang, lada, jambu mete, karet dan cokelat. Komoditas tanaman pangan yang dikembangkan masyarakat pedesaan diantanya jagung, ubi jalar, ubi kayu dan cabe serta mentimun. Sementara itu komoditas buahbuahan yang dibudidayakan masyarakat setempat antara lain jeruk, rambutan, salak, nenas, pisang, durian, manggis dan mangga. Skala produksi dari masing-masing komoditas hanya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat itu sendiri. Karena geografis wilayah yang kurang menguntungkan jauh dari pasar luar mengakibatkan pemasaran berbagai komoditas tanaman pangan menjadi terkendala sehingga membuat minat masyarakat untuk mengembangkan dalam skala produksi yang lebih besar menjadi terhambat juga. Jenis populasi ternak yang biasa dipelihara masyarakat secara pribadi diantaranya sapi, ayam, bebek dan kambing. Jenis hasil yang diperoleh dari peternakan tersebut adalah daging dan telur.

3.4.1. Kehutanan, bahan galian dan sumberdaya air

Hutan merupakan potensi alam dengan keanekaragaman hayati yang cukup besar. Masyarakat juga mengandalkan hutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Potensi hutan yang secara umum dimanfaatkan masyarakat daerah ini diantaranya kayu dan bambu untuk berbagai kebutuhan terutama bahan bangunan bagi masyarakat setempat. Selain itu hasil lain dari hutan di daerah ini adalah madu lebah. Karena wilayah desa di Kecamatan Bunguran Barat pada Studi Kelayakan Untuk Pengembangan Keramba Jaring Tancap dan Rumput Laut di Wilayah Coremap Kabupaten Natuna 32 umumnya daerah pulaupulau, disamping hutan darat terdapat juga hutan mangrove. Luasan hutan mangrove berbeda dengan berbagai jenis yang berbeda pula. Dengan kondisi pulau-pulau, mengakibatkan daerah pantai yang cukup besar sehingga sangat mendukung untuk pertumbuhan mangrove. Namun seiring dengan pertambahan penduduk dan pembangunan daerah ini, fungsi lingkungan pantai di beberapa tempat telah mengalami penurunan dan bahkan mengalami kerusakan. Bahan galian sebagai potensi daerah antara lain batu kapur dan pasir. Pemanfaatannya adalah untuk bahan bangunan terutama bagi masyarakat setempat. Selain itu, kebutuhan dasar bagi hidup masyarakat dalam kawasan pemukiman adalah air. Air bersih yang digunakan masyarakat adalah untuk air minum dan mandi. Sumber air bersih di kawasan ini berasal dari mata air Gunung Ranai dan sumur galian. Pada umumnya masyarakat desa membuat sumur gali untuk memperoleh air bersih yang dimanfaatkan setiap kepala keluarga KK untuk kebutuhan harian. Setelah adanya program air bersih, berupa pipanisasi air yang bersumber dari pegunungan yang dialirkan ke setiap rumah masyarakat, semakin memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Sumber daya perikanan Tingkat ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya perikanan laut sangat tinggi.

3.4.2. Perikanan

Sektor penangkapan lebih mendominasi daripada sektor budidaya. Produksi perikanan Natuna tahun 2004 mencatat untuk kawasan Bunguran Timur sebesar 27.383,9 ton. Alat tangkap yang banyak digunakan oleh masyarakat nelayan secara umum antara lain berupa pancing tonda, pancing ulur, bubu karang, jaring hanyut gill net, bagan tancap, bagan apung, kelong pantai, sengerit, jaring pantai, dan pancing rawai. Usaha budidaya perikanan di daerah ini sampai saat ini belum mampu berkembang dengan baik. Namun dibeberapa tempat telah dilakukan usaha keramba tancap untuk pembesaran ikan khususnya ikan-ikan karang terutama yang diperoleh dari hasil tangkapan bubu.