Politik Jepang Pada Masa Pendudukan Sekutu

yakuza untuk memperoleh keuntungan dalam jumlah besar. Namun tidak semua kelompok yakuza yang melakukan bisnis narkotika. Pemimpin kelompok Yamaguchi-gumi yang sangat sadar akan bahaya penggunaan narkotika mengeluarkan aturan pelarangan menjual da n memakai amfetamin dan obat- obatan jenis lain bagi anggotanya, meskipun aturan tersebut tidak sepenuhnya dipatuhi.

2.2 Politik Jepang Setelah Perang Dunia Kedua

2.2.1 Politik Jepang Pada Masa Pendudukan Sekutu

Dalam waktu dua minggu setelah Jepang menyerah kalah, pasukan- pasukan sekutu yang dipimpin Amerika Serikat mulai mendarat di Jepang. Pada tanggal 2 Oktober 1945 dibentuk SCAP Supreme Commander for the Allied Powers atau markas besar negara- negara sekutu di bawah pimpinan Jenderal Douglas Mac Arthur. Tugas utama SCAP adalah mengatur dan melaksanakan reformasi dan kebijakan pemerintahan di seluruh wilayah Jepang yang meliputi penghapusan unsur-unsur feodal dan militer dari masyarakat Jepang, serta peningkatan kebebasan modern dan perdamaian. Angkatan bersenjata Jepang dilucuti dan dibubarkan, penjahat-penjahat perang ditangkap, diadili dan dihukum oleh mahkamah militer sekutu. Tokoh-tokoh politik yang pernah berkuasa, kaum militeris dan ultranasionalis, dan panglima perang untuk sementara waktu disingkirkan dari pemerintahan. Tokoh-tokoh yang dipenjara karena kejahatan politik selama perang dibebaskan dan undang-undang yang membatasi kebebasan pendapat, berkumpul, dan berserikat juga dicabut. Hak bagi kaum wanita untuk bersuara dan menduduki 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD jabatan umum diakui, dan sistem kepolisian juga diubah pada masa pendudukan sekutu. Pasukan sekutu juga membuat reformasi di bidang sosial dan ekonomi yang mencakup penghapusan unsur feodal dari masyarakat, penghapusan zaibatsu, dan kebijakan land reform untuk kemajuan ekonomi. Sekutu juga berusaha sebisa mungkin membatasi agar Jepang tidak lagi memiliki kemampuan politik dan ambisi militer yang dapat memberikan ancaman bagi bangsa dan negara lain khususnya bangsa barat. Pembatasan itu tampak jelas dalam Undang-Undang Dasar Jepang yang baru dan memang sengaja dipersiapkan oleh Amerika. Namun, kebijakan politik Amerika di Jepang berubah karena kekhawatiran Amerika terhadap komunisme yang semakin berkembang di Asia, sehingga Amerika memberikan tekanan untuk melaksanakan kebijaka n yang antikomunis. Semula sikap politik Amerika di Jepang lebih mengutamakan pelaksanaan hukuman terhadap mereka yang dituduh sebagai penjahat perang. Tetapi kemudian Amerika menyadari pentingnya menghalangi komunisme masuk ke Jepang. Caranya adalah dengan menjadikan Jepang sebagai sekutu dan benteng melawan komunisme. Hal tersebut semakin mudah dilakukan karena Jepang pada dasarnya sudah antikomunis sejak dulu. Sekutu juga menyusun suatu konstitusi baru bagi Jepang. Konstitusi baru menetapkan kaisar hanya sebagai simbol negara dan simbol pemersatu bangsa. Dengan demikian, kaisar tidak lagi memiliki kekuasaan politik apapun.

2.2.2 Politik Jepang Setelah Tahun 1952