sebagai akibat perang yaitu sangokujin. Sangokujin terdiri dari orang-orang Korea, Cina, dan Taiwan yang dibawa ke Jepang untuk mengganti para pekerja Jepang
yang direkrut menjadi tentara. Para sangokujin dipaksa bekerja layaknya budak. Setelah Jepang kalah dalam perang, kemarahan kaum sangokujin kepada orang
Jepang memuncak akibat diskriminasi dan eksploitasi selama bertahun-tahun. Ada sebuah kejadian ketika gerombolan sangokujin berjumlah 300 orang menyerang
kantor polisi di Kobe sebagai ajang untuk unjuk gigi. Karena kesulitan melawan sangokujin, walikota Kobe meminta bantuan kepada Taoka Kazuo, bos besar
Yamaguchi-gumi. Taoka bersama anak buah dan sekutunya berhasil menyergap sangokujin di kantor polisi tersebut, menyerang mereka dengan pedang, senjata
api dan granat. Sangokujin berhasil dikalahkan dan polisi memiliki utang giri kepada yakuza.
Pertempuran melawan sangokujin tersebut sangat patriotik dan sangat dikenang. Yakuza diposisikan sebagai pahlawan yang terjepit musuh tetapi
berhasil menyelamatkan Jepang dari orang asing yang jahat. Layak nya para samurai yang suka menolong, yakuza juga memposisikan dirinya sebagai samurai.
2.1.5 Struktur Organisasi Yakuza
Yakuza dikenal sebagai organisasi kejahatan yang memiliki ciri khas tersendiri dengan struktur organisasi yang rapi, sehingga hal inila h yang
membedakan yakuza dengan organisasi-organisasi kejahatan lainnya di dunia. Yakuza bukan hanya sekedar kumpulan penjahat dan orang-orang yang memiliki
latar belakang berbeda, tetapi mereka semua tergabung dalam suatu ikatan keluarga.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Dalam organisasi yakuza terdapat istilah ikka, yaitu suatu bentuk keluarga yang anggotanya tidak memiliki hubungan darah satu sama lain. Dalam yakuza,
kata ikka diganti dengan istilah gumi yang berarti kelompok atau kai yang berarti asosiasi. Kata tersebut diletakkan setelah nama suatu kelompok, misalnya
Yamaguchi-gumi atau Inagawa-kai. Struktur organisasi yakuza berbeda dengan strukur organisasi kejahatan di negara lain. Dalam struktur organisasi yakuza
terdapat tiga struktur yang mendasar, yaitu hirarki formal dalam tugas dan tingkatan, hirarki berdasarkan sistem Ie tradisional Jepang, dan hirarki dalam
internal kelompok. Struktur organisasi yakuza memiliki bentuk yang sama dengan sistem keluarga inti Ie di Jepang.
Ie adalah sebuah bentuk keluarga yang mempunyai sistem tersendiri yang berurat berakar pada masyarakat Jepang. O leh karena itu, Ie mempunyai
hubungan yang dalam dengan sistem nilai dan struktur masyarakat Jepang. Dan juga merupakan suatu sistem masyarakat dalam kesejarahan Jepang tersendiri Ito
dalam Situmorang, 2009:26. Sistem Ie berbentuk patrilineal, yaitu suatu keluarga yang berlangsung terus menerus melalui garis keturunan ayah. Keluarga Ie
dipimpin oleh kacho ayah sebagai keluarga dan chonan anak laki- laki pertama yang akan menjadi kacho generasi berikutnya. Objek dari kesinambungan sistem
Ie adalah hubungan darah hubungan orang tua dengan anak, hubungan abang dengan adik, hubungan tempat tinggal rumah dan pekarangan, dan hubungan
ekonomi produksi, konsumsi, usaha dan harta. Karena keluarga Ie merupakan kelompok untuk menjalankan kehidupan, maka orang yang bukan hubungan darah
pun dimungkinkan menjadi anggota keluarga.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Yakuza mengadopsi sistem Ie ke dalam hubungan orang tua-anak yang disebut hubungan oyabun-kobun. Oyabun berarti orang yang memiliki status oya,
yaitu sebagai orang tua dalam kelompoknya atau sebagai pemimpin dari suatu organisasi. Dan kobun adalah orang yang memiliki status ko, yaitu sebagai anak
dalam kehidupan keluarga atau sebagai bawahan dalam suatu organisasi. Oyabun mengatur, membawahi dan memberikan perlindungan terhadap kobun. Sedangkan
kobun selalu tunduk dan setia menjalankan perintah yang diberikan oyabun. Pada masa yakuza awal, hubungan oyabun-kobun membentuk kekuatan
dan hubungan yang erat yang luar biasa, bahkan sampa i menciptakan pengabdian fanatik kepada bos. Sampai sekarang, sistem oyabun-kobun masih terus
menyuburkan kesetiaan, ketaatan, dan kepercayaan diantara para yakuza. Kobun harus bisa bertindak sebagai tepp
ōdama peluru dalam sebuah perkelahian dengan geng lain. Mereka harus berdiri paling depan, menghadang senjata dan
pedang musuh, serta mempertaruhkan nyawanya demi melindungi oyabun. Dan adakalanya kobun mengambilalih tanggungjawab dan masuk penjara atas
kejahatan yang dilakukan oleh oyabunnya. Tingkatan dalam organisasi yakuza tradisional dan modern bersifat feodal,
yaitu satu pemimpin oyabun membawahi semua bawahan kobun. Tingkatan hirarki dalam organisasi yakuza sangat jelas perbedaan stratanya. Masing- masing
tingkatan memiliki kewajiban, status dan hak istimewa yang berbeda-beda. Urutan tingkat dari yang teratas adalah kumi-ch
ō atau yang disebut dengan oyabun, yaitu pemimpin dari suatu organisasi, wakagashira atau pemimpin muda,
saikō kanbu atau eksekutif senior, kanbu atau eksekutif, kumi-in atau prajurit, dan jun-
kōsei-in atau anggota magang. Kemudian terdapat juga kigyōshatei yaitu
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
hubungan bisnis antarsaudara yang tidak berhubungan langsung dengan ikka, tetapi tetap mendapatkan keuntungan dari kelompok ikka tersebut.
Kumi- chō bertugas sebagai pemimpin dari suatu organisasi dan bertugas
memberi arahan dan tugas terhadap bawahan dan sebagai pengambil keputusan dalam suatu tindakan. Wakagashira bertugas sebagai penasehat oyabun, dan
kedudukan wakagashira layaknya orang kepercayaan oyabun. Diantara oyabun dan wakagashira terdapat
kōmon yang bertugas sebagai penasehat oyabun juga, sehingga oyabun selalu mendapat nasehat dan masukan dari dua pihak bila
menyangkut urusan kelompok. Saikō kanbun dan kanbun masing-masing
memiliki anak buah tersendiri untuk bekerjasama dalam melakukan tugas dan kewajibannya. Kumi-in bertugas sebagai bawahan yang mengurusi segala urusan
kelompok seperti mengangkat telepon kantor, supir, bertanggungjawab dalam penjagaan atau keamanan, dan melayani tamu. Masing- masing dari mereka
kurang lebih sepuluh orang harus berjaga dua puluh empat jam untuk menjaga kantor pusat organisasi, karena mereka tidak akan tahu apa yang akan terjadi,
apakah adanya serangan dari kelompok lain atau menerima telepon yang penting. Di luar pekerjaan itu semua, kadang-kadang kumi-in juga diminta untuk bekerja
dalam bisnis milik oyabun, dan apabila terjadi perkelahian dengan kelompok yakuza lain, kumi-in harus bisa melawan di barisan paling depan.
Bentuk hirarki yang lain dalam struktur organisasi yakuza adalah hirarki dalam kelompok terkecil. Dalam tiap tingkatan atau strata memiliki kobun
tersendiri, yaitu tingkatan yang terdapat hubungan oyabun-kobun. Sehingga dalam satu kelompok memiliki dua posisi, yaitu posisi kobun dalam keseluruhan ikka
dan posisi kobun dalam kelompok terkecil kelompok internal. Anggota yang
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
terdapat dalam kelompok terkecil ini tidak lebih dari sepuluh anggota. Organisasi yakuza yang memiliki kekuatan yang besar umumnya menguasai kelompok
yakuza yang lebih lemah untuk berganung dan menguasai kelompok tersebut ke dalam payung kekuasaan. Kelompok kecil yang tergabung tersebut akan menjadi
kobun di dalam organisasi yang menguasainya. Kumi-ch ō dari kelompok yang
lemah akan menjadi kobun dari kumi- chō dari kelompok penguasa atau menjadi
kobun dalam badan eksekutif kelompok penguasa. Dalam kehidupan organisasi yakuza, peranan wanita sama sekali tidak
dilibatkan dalam urusan kelompok. Wanita di d unia yakuza hanya sebatas sebagai pelacur, penghibur di bar, dan sebagai nyonya di anggota kelompok istri oyabun.
Istri oyabun sering disebut ane-san saudara kakak perempuan. Mereka sebagai wanita sangat dipandang rendah dalam pekerjaan yakuza. Namun, bukan berarti
wanita sama sekali tidak terlibat di dalamnya. Salah satu contoh peran wanita dalam yakuza adalah ketika Taoka Fumiko, istri dari pemimpin kelompok
Yamaguchi-gumi generasi ketiga memimpin kelompoknya untuk sementara karena pemimpin yang terpilih pada saat itu masuk penjara.
Dalam penerimaan anggota baru, kelompok yakuza melakukan suatu ritual sebagai tanda terjalinnya suatu hubungan darah antara individu dengan kelompok
yang disebut sakazuki. Sakazuki adalah ritual pertukaran mangkuk sake sebagai tanda terjalinnya hubungan darah. Sakazuki adalah ritual penting di dunia yakuza
yang mengekspresikan semangat yakuza dalam penentuan anggota, memperkuat ikatan organisasi, dan kompleksitas hubungan antarposisi dan fungsi dalam
organisasi. Ritual ini tidak hanya sebagai tanda masuknya anggota baru dalam kelompok, namun juga sebagai tanda terjalinnya hubungan oyabun-kobun. Ritual
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
ini dilakukan dengan cara formal. Ritual ini dilakukan di ruangan yang beralaskan tatami tikar Jepang dengan para partisipasi ritual yang menggunakan pakaian
haori hakama pakaian luar untuk mempermewah kimono dan terdapat nak ōdo
perantara untuk membantu pelaksanaan dan sebagai saksi upacara. Ritual dilaksanakan di depan altar dan suatu persembahan dilakukan
pertama kali untuk ditujukan kepada dewa Shinto yang diletakkan di atas altar sebelum ritual sakazuki dilakukan. Individu yang akan bergabung dan membentuk
suatu jalinan dengan kelompok duduk di tatami dengan na kōdo di dekatnya. Pada
saat pertukaran mangkuk sake, jumlah sake yang dituangkan ke dalam mangkuk berbeda-beda sesuai dengan status dan hubungan yang akan dibuat. J ika yang
dihubungkan merupakan antarsaudara maka volume sake yang dituangkan sama banyaknya. Mangkuk sake diisi penuh oleh nakodo dan memberikannya ke
masing- masing pihak yang akan dihubungkan. Apabila yang akan dihubungkan adalah saudara tua dan saudara muda, maka mangkuk sake untuk saudara tua diisi
sebanyak enam persepuluh dan mangkuk sake untuk saudara muda diisi sebanyak empat persepuluh. Sedangkan apabila yang dihubungkan merupakan hubungan
oyabun-kobun, maka mangkuk sake yang dibutuhkan hanya satu. Manguk sake tersebut diisi penuh oleh
nakōdo, lalu diminum setengahnya oleh oyabun, dan sisanya diberikan kepada kobun yang akan dihubungkan.
2.1.6 Obyek Bisnis Yakuza