Hasil Regresi CAPM Estimasi Regresi CAPM Berdasarkan Portofolio

52 tertinggi. Nilai simpangan baku yang tinggi ini menunjukkan bahwa portofolio tersebut paling berfluktuatif dan berisiko. Walaupun portofolio BH memiliki risiko yang tertinggi, namun portofolio ini tidak menunjukkan pengembalian yang tertinggi dibandingkan dengan portofolio lainnya.

4.3. Estimasi Regresi CAPM Berdasarkan Portofolio

Hasil nilai beta dalam estimasi CAPM pada tiap perusahaan yang diestimasi secara individual kurang dapat menjelaskan pengembalian saham. Oleh karena itu, estimasi regresi CAPM akan diuji dalam bentuk portofolio berdasarkan ukuran dan nilai BM book-to-market seperti yang digunakan dalam estimasi model tiga faktor Fama-French. Variabel terikat untuk model regresi adalah excess return yang dibagi pada empat portofolio yang dihasilkan dari perpotongan pengelompokkan ukuran dan nilai BM perusahaan. Portofolio ini akan diulang setiap periode tahun penelitian. Variabel bebas yang digunakan adalah market risk atau selisih pengembalian pasar Jakarta Compostie Index dengan pengembalian tingkat bebas risiko atau tingkat suku bunga Bank Indonesia.

4.3.1. Hasil Regresi CAPM

Estimasi regresi menggunakan CAPM berdasarkan portofolio yang dilakukan empat kali untuk masing-masing portofolio pada periode Februari 2088 hingga Januari 2014 dapat dilihat pada Tabel 4.4., Tabel 4.5., Tabel 4.6., dan Tabel 4.7. Universitas Sumatera Utara 53 Tabel 4.4. Hasil Regresi CAPM pada Portofolio SL Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0,001357 0,009195 -0,147567 0,8831 X market risk 0,145880 0,127510 1,144060 0,2565 Sumber : Data diolah dengan program Eviews, Lampiran 7. Tabel 4.5. Hasil Regresi CAPM pada Portofolio SH Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0,004997 0,007012 0,712606 0,4785 X market risk 0,705254 0,097232 7,253349 0,0000 Sumber : Data diolah dengan program Eviews, Lampiran 7. Tabel 4.6. Hasil Regresi CAPM pada Portofolio BL Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0,003788 0,005488 0,690184 0,4924 X market risk 0,721577 0,076109 9,480874 0,0000 Sumber : Data diolah dengan program Eviews, Lampiran 7. Tabel 4.7. Hasil Regresi CAPM pada Portofolio BH Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0,009580 0,007699 1,244326 0,2175 X market risk 1,388696 0,106761 13,00750 0,0000 Sumber : Data diolah dengan program Eviews, Lampiran 7. Estimasi regresi CAPM pada portofolio yang dibentuk berdasarkan ukuran perusahaan dan nilai BM menguraikan hasil yang lebih baik dari hasil regresi CAPM pada perusahaan secara individual. Hasil yang lebih baik dapat dilihat dari konsistensi nilai koefisien risiko pasar atau nilai beta yang rendah pada portofolio yang memiliki average monthly return terendah portofolio SL dan nilai beta yang tinggi pada portofolio yang memiliki average monthly return tertinggi portofolio BH. Hasil perbandingan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2. Namun untuk portofolio BL dan SH, nilai beta tidak menunjukkan hubungan Universitas Sumatera Utara 54 positif dengan average monthly return. Nilai beta pada portofolio SH menunjukkan angka yang lebih rendah 0,705254 dengan average monthly return yang lebih tinggi 0,013771, sedangkan portofolio BL yang memiliki nilai beta yang lebih tinggi 0,721577 ternyata menunjukkan average monthly return yang sedikit lebih rendah 0,012633. Jadi, dapat disimpulkan bahwa CAPM dapat menjelaskan pengembalian saham lebih baik dalam bentuk potofolio yang dibagi berdasarkan ukuran dan nilai BM perusahaan. Hubungan positif antara nilai beta dan return yang tidak tampak pada hasil CAPM yang diestimasi pada perusahaan secara individual ternyata dapat dijelaskan pada dua dari empat portofolio yaitu portofolio SL dan BH. Walaupun terdapat hubungan positif, namun perbedaan nilai beta tidak dapat menjelaskan perbedaan yang terjadi pada pengembalian saham.

4.3.2. Uji Normalitas CAPM