Pelayanan Jasa Perbankan Pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah Dalam Transaksi Perbankan Pada Bank (Studi Pada PT BNI Kantor Cabang USU Medan)

c. Bank Tabungan Bank Tabungan adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam usahanya terutama memperbungakan dananya dalam surat berharga. d. Bank Pembangunan Bank Pembangunan adalah bank yang dalam pengumpulan dananya, terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito danatau mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan panjang dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan jangka panjang di bidang pembangunan. e. Bank lainnya Bank lainnya yang akan ditetapkan dengan undang-undang menurut kebutuhan dan perkembangan ekonomi.

C. Pelayanan Jasa Perbankan

1. Transfer Pengiriman Uang Transfer pengiriman uang adalah salah satu pelayanan bank kepada masyarakat dengan bersedia melaksanakan amanat nasabah untuk mengirimkan sejumlah uang, baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing yang ditujukan kepada pihak lain perusahaan, lembaga, atau perorangan di tempat lain baik di dalam maupun di luar negeri. Dengan kata lain transfer merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh bank untuk mengirim sejumlah uang yang ditujukan kepada pihak tertentu dan di tempat tertentu. Universitas Sumatera Utara Menurut Muhammad Djumhana, dalam bukunya Hukum Perbankan di Indonesia, cara transfer tersebut dapat dilakukan dengan surat bukti transfer melalui: a. Surat atau pos Mail Transfer MT b. Telegram Telegrafic Transfer TT c. Cara memberikan wesel tunjuk di antara sesama kantornya, tetapi dapat pula dengan penarikan atas saldo kredit yang ada pada bank koresponden secara telegram, wesel tunjuk, atau dengan cek d. Melalui sarana elektronik lainnya electronic funds transfer system seperti melalui ATM. 12 2. Inkaso Inkaso adalah pemberian kuasa pada bank oleh perusahaan atau perorangan untuk menagihkan, atau memintakan persetujuan pembayaran akseptasi atau menyerahkan begitu saja kepada pihak yang bersangkutan tertarik di tempat lain dalam atau luar negeri atas surat-surat berharga, dalam rupiah atau valuta asing seperti wesel, cek, kuitansi, surat aksep promissory notes, dan lain-lain. Inkaso dapat dibedakan atas 2 jenis yaitu: a. Inkaso berdokumen, yaitu apabila surat-surat berharga yang diinkasokan itu disertai dilampiri dengan dokumen-dokumen lain yang mewakili 12 Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan Modern, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hal 383. Universitas Sumatera Utara barang dagangan, seperti konosemen bill of leading, faktur, polis asuransi, dan lain-lain. b. Inkaso tak berdokumen, yaitu apabila surat-surat berharga yang diinkasokan itu tidak disertai dokumen-dokumen yang mewakili barang. Manfaat inkaso bagi nasabah yaitu: a. Nasabah pengirim tidak perlu menagih sendiri atau mendatangi sendiri pihak yang ditagih, yang berada ditempat lain, cukup dengan menyerahkan surat tagihan tersebut kepada bank. b. Nasabah dapat menghemat tenaga dan biaya serta keamanan pun terjadi. Objek inkaso antara lain: a. Wesel b. Cek c. Surat undian d. Pengambilan uang Money order e. Kupon dan deviden f. Surat aksep g. Kuitansi h. Nota-nota tagihan lainnya. 3. Kliring Menurut kamus perbankan yang disusun oleh Tim Penyusun Kamus Perbankan Indonesia 1980, kliring adalah perhitungan utang piutang antara para peserta secara terpusat di satu tempat dengan cara saling menyerahkan surat-surat berharga dan surat-surat dagang yang telah ditetapkan untuk dapat Universitas Sumatera Utara diperhitungkan. 13 a. Berkewajiban untuk melaksanakan penyelenggaraan kliring sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam pengertian lain, kliring diartikan sebagai sarana perhitungan warkat antara bank yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia guna memperluas dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral. Tujuan pokok diadakannya kliring adalah untuk memperlancar lalu lintas pembayaran giral dan merupakan pelayanan kepada masyarakat yang menjadi nasabah bank. Kliring diselenggarakan oleh Bank Indonesia antara bank-bank di suatu wilayah kliring yang disebut kliring lokal. Untuk wilayah-wilayah yang tidak terdapat Kantor Bank Indonesia, maka penyelenggaraan kliring diserahkan kepada bank yang ditunjuk oleh Bank Indonesia dan harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain: kemampuan administrasi, tenaga pimpinan dan pelaksana, ruangan kantor, peralatan komunikasi, dan lain-lain. Menurut Thomas Suyatno dalam buku Lembaga Perbankan, ketentuan khusus bagi bank penyelenggara kliring, yaitu: b. Menyampaikan laporan-laporan tentang data-data kliring setiap minggu bersama-sama dengan laporan likuiditas mingguan kepada Bank Indonesia yang membawahi wilayah kliring yang bersangkutan. c. Untuk mempermudah bank penyelenggara kliring dalam penyediaan uang kartal, maka ditentukan bahwa hasil kliring hari itu dapat diperhitungkan pada rekening bank pada Bank Indonesia. 14 13 Tim Penyusun Kamus Perbankan Indonesia, Kamus Perbankan, Institut Bankir Indonesia, Jakarta, 1980 14 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana, Jakarta, 2008, Hlm 86 Universitas Sumatera Utara Persyaratan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia bagi suatu bank untuk dapat ikut serta dalam kliring yaitu: a. Bank-bank yang telah mendapat izin dari Menteri Keuangan dan mendapat persetujuan dari Bank Indonesia terlebih dahulu. b. Bank tersebut telah menjalankan usahanya minimal 3 bulan atas izin Menteri Keuangan. c. Bank tersebut telah memenuhi penilaian sebagai bank yang sehat baik ditinjau di bidang administrasi, pimpinan maupun keuangan. d. Simpanan masyarakat dalam bentuk giro dan kelonggaran tarik kredit yang diberikan oleh kantor tersebut mencapai sekurang-kurangnya 20 dari syarat modal disetor minimum bagi pendirian bank baru di wilayahnya. e. Bank peserta kliring wajib membuka rekening Koran di Bank Indonesia. f. Bank yang tidak tercatat sebagai peserta dapat ikut serta secara tidak langsung melalui pengikutsertaannya dengan bank lain peserta g. Menyetor jaminan kliring sebesar 50 rata-rata kewajiban 20 hari terakhir dikurangi 40 rata-rata tagihan harian 20 hari terakhir. Kewajiban tersebut hanya berlaku bagi kantor bank yang baru menjadi peserta kliring atau yang baru direhabilitasi. Kewajiban menyetor jaminan kliring ini tidak berlaku bagi peserta tidak langsung atau peserta yang pindah wilayah kliring. Universitas Sumatera Utara h. Bank peserta menentukan anggotanya sebagai wakil tetap pada lembaga kliring dan memberitahukan secara tertulis kepada Bank Indonesia. 4. Bank Garansi Bank garansi adalah jaminan yang diberikan oleh bank, dalam arti bank menyatakan suatu pengakuan tertulis yang isinya menyetujui mengikatkan diri kepada penerima jaminan dalam jangka waktu tertentu dan syarat-syarat tertentu apabila di kemudian hari ternyata si terjamin tidak memenuhi kewajibannya kepada si penerima jaminan. Bank menjamin nasabah untuk memenuhi suatu kewajiban apabila nasabah yang bersangkutan di kemudian hari ternyata tidak memenuhi kewajibannya kepada pihak lain sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama. Bank garansi diberikan oleh bank kepada nasabah dengan tujuan membantu nasabah yang akan melakukan suatu transaksi tertentu yang tidak membutuhkan kredit dari bank. Dalam suatu pemberian bank garansi terdapat 3 pihak yang terkait yaitu: a. Penjamin, yaitu bank sebagai pihak yang memberikan jaminan b. Terjamin, yaitu pihak yang diberikan jaminan oleh bank c. Penerima jaminan, yaitu pihak yang menerima jaminan dari bank Menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia NO.2388KEPDIR tentang Pemberian Garansi Bank tanggal 18 Maret 1991, bank garansi berbentuk: a. Garansi dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh bank yang mengakibatkan kewajiban membayar terhadap yang menerima garansi apabila pihak yang dijamin cedera janji wanprestasi. Universitas Sumatera Utara b. Garansi dalam bentuk penandatanganan kedua dan seterusnya atas surat berharga seperti aval dan endosemen dengan hak regres yang dapat menimbulkan kewajiban membayar bagi bank apabila yang dijamin cedera janji wanprestasi. c. Garansi lainnya yang terjadi karena perjanjian bersyarat sehingga dapat menimbulkan kewajiban finansial bagi bank. 15 Menurut Thomas Suyatno, bahwa tujuan dari pemberian bank garansi: 1. Untuk melaksanakan pembangunan proyek diadakan perjanjian antara pemborong dan pemberi pekerjaan pembangunan proyek. Pihak pemberi pekerjaan menginginkan adanya bank garansi untuk menutupi pekerjaan pembangunan proyek. Hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan timbulnya risiko, yang terjadi akibat pemborong melakukan wanprestasi sebelum pembangunan proyek diselesaikan. 2. Untuk pembelian barang. 3. Untuk mendapatkan Keterangan Pemasukan Pabean KPP atas barang- barang yang LC-nya belum dibayar penuh oleh importir. 16 Berkaitan dengan penerbitan bank garansi tersebut, bank dapat memberikannya baik dalam mata uang rupiah maupun mata uang asing. Dalam kegiatan pelayanan jasa berupa penerbitan bank garansi, maka bank penerbit akan menerima imbalan jasa dari si terjamin berupa provisi. Di samping pembebanan 15 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.2388KEPDIR tentang Pemberian Garansi Bank tanggal 18 Maret 1991 16 Hermansyah, Op.cit., hlm. 89 Universitas Sumatera Utara provisi, semua biaya yang timbul akibat pemberian bank garansi menjadi beban pihak yang diberi jaminan. 5. Kotak Pengaman Simpanan Safe Deposit Box Kotak pengaman simpanan atau safe deposit box adalah salah satu sistem pelayanan bank kepada masyarakat, dalam bentuk menyewakan kotak box dengan ukuran tertentu untuk menyimpan barang-barang berharga dengan jangka waktu tertentu dan nasabah menyimpan sendiri kunci kotak box pengaman tersebut. Kotak pengaman simpanan atau safe deposit box merupakan simpanan dalam bentuk tertutup, dalam arti, pejabat bank tidak boleh memeriksamenyaksikan wujudbentuk barang yang disimpan. Barang-barang yang diizinkan untuk disimpan dalam kotak pengaman adalah terbatas yaitu : a. Mata uang, barang-barang berharga, logam mulia. b. Kertas-kertas berharga, sertifikat, atau dokumen-dokumen penting lainnya. c. Barang-barang lain yang disetujui oleh bank secara tertulis. Atas jasa yang diberikan oleh bank tersebut, maka pihak penyewa kotak pengaman simpanan safe deposit box diwajibkan membayar uang sewa dan uang jaminan atas anak kunci yang berupa kunci cadangan yang disimpan oleh bank dan kunci yang disimpan oleh penyewa. Namun tidak setiap bank memiliki kotak pengaman simpanan safe deposit box karena biaya pembangunannya pemasangan pintu besinya khusus dan penjagaan keamanan yang ketat sangatlah mahal. Harga sewa dan uang jaminan kuncinya juga sangat mahal sehingga hanya nasabah tertentu saja yang berminat untuk menyewanya. Hanya dalam jangka Universitas Sumatera Utara waktu yang lama bank dapat mengembalikan biaya investasi yang telah dikeluarkan untuk membiayai aktiva tersebut. 17 6. Kartu Kredit Credit Card Kartu kredit credit card adalah alat pembayaran pengganti uang tunai atau cek. Menurut Suryohadibroto dan Prakoso, kartu kredit adalah alat pembayaran sebagai pengganti uang tunai yang sewaktu-waktu dapat digunakan konsumen untuk ditukarkan dengan produk barang dan jasa yang diinginkannya pada tempat-tempat yang menerima kartu kredit atau bias digunakan konsumen untuk menguangkan kepada bank penerbit atau jaringannya cash advance. 18 17 Gunarto Suhardi, Usaha Perbankan Dalam Perspektif Hukum, Kanisius, Yogyakarta, 2003, hal 124. 18 Hermansyah, Op.cit. Hlm. 90 Pihak-pihak yang terkait dalam penggunaan kartu kredit adalah pemegang kartu kredit card holder, penerima pembayaran dengan kartu kredit merchant, dan penerbit kartu kredit issuer. Pemegang karu kredit adalah pihak yang telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan oleh penerbit sehingga berhak memegang dan menggunakan kartu kredit tersebut. Penerima pembayaran kartu kredit biasanya pemilik tempat perbelanjaan dan hiburan, seperti swalayan, hotel, restoran, dan perusahaan jasa lainnya. Sedangkan pihak penerbit kartu kredit adalah bank. Menurut Muhammad Djumhana, berdasarkan cara pembayarannya, jenis kartu kredit terdiri dari: Universitas Sumatera Utara a. Charge card atau Kartu Tagihan, yaitu kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang pelunasan tagihannya dilakukan secara keseluruhan saat tagihan itu datang. Pemegang kartu diberi keleluasaan untuk memakainya tidak terbatas no limit, tetapi ia dibatasi dalam pelunasan tagihannya dengan jangka waktu tertentu sejak ia menggunakannya sampai tagihan datang. Bila pemegang kartu kredit tidak dapat melunasi seluruh tagihan, atas sisa tagihan akan dikenakan denda penalty, tetapi ia masih tetap diharuskan untuk melunasinya pada jangka waktu tertentu, dan apabila belum dibayar juga, maka kartu akan dibatalkan, dan pemegangnya dicantumkan dalam daftar hitam. b. Credit card atau Kartu Kredit, yaitu kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang pelunasan tagihannya dapat dilakukan secara bertahap atau dicicil, dan kepada pemegang kartu diberikan kredit yang jumlahnya dibatasi. Batas kredit credit limit biasanya bervariasi tergantung kepada kemampuan finansial pemegang kartu, dan kepercayaan pihak penerbit. Saat tagihan datang, pemegang kartu diwajibkan membayar jumlah tertentu minimum payment, dan sisanya akan dikenakan bunga yang besarnya telah ditentukan oleh penerbit. Kartu kredit ini daya lakunya ada yang bersifat internasional, dan ada juga yang hanya bersifat lokal, dalam arti daya lakunya atau penggunaannya terbatas di Negara di mana kartu tersebut diterbitkan. Selain kedua jenis kartu di atas, sekarang juga berkembang yang disebut debit card atau kartu debit, yaitu kartu yang berfungsi sebagai alat pembayaran Universitas Sumatera Utara yang praktis sebagai pengganti uang tunai, yang dapat dibelanjakan sebatas kredit yang diberikan, di mana setiap transaksi memotong secara otomatis rekening pemegang kartu. Contohnya yaitu kartu debit dari BCA dan kartu dari Mandiri, di mana pemegang kartu tersebut mempunyai rekening misalnya berupa tabungan. 19 7. Perdagangan Valuta Asing Valas Pada dasarnya, terjadinya perdagangan valuta asing disebabkan adanya permintaan dan penawaran. Permintaan dan penawaran tersebut terjadi sebagai akibat adanya transaksi bisnis internasional. Kegiatan ekspor dan impor yang dilakukan oleh para pihak yang mempunyai kewarganegaraan yang berbeda akan menimbulkan jual-beli valuta asing. Menurut Thomas Suyatno, transaksi dalam perdagangan valuta asing terdiri dari: 1. Transaksi Tunai Spot, yaitu transaksi jual beli valuta asing yang penyerahan masing-masing valuta yang diperjualbelikan tersebut umumnya dilaksanakan setelah dua hari kerja berikutnya dari saat transaksi terjadi. 2. Transaksi Tunggak Forward, adalah transaksi yang dilakukan antara suatu mata uang terhadap mata uang terhadap mata uang lainnya dengan penyerahan batas waktu maturity date-nya dilaksanakan pada suatu waktu yang akan datang. 19 Muhammad Djumhana. Op.cit. hlm 403. Universitas Sumatera Utara 3. Transaksi Barter Swap, adalah kombinasi dari membeli dan menjual dua mata uang secara tunai yang diikuti dengan membeli dan menjual kembali mata uang yang sama secara tunai dan tunggak, yaitu pembelian dan penjualan suatu mata uang terhadap mata uang lainnya yang dilakukan secara bersamaansimultan dengan batas waktu yang berbeda. 20 8. Kustodian Menurut ketentuan Pasal 1 angka 8 UU NO 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan kostodian adalah: “Pihak yang memberikan jasa penitipan efek atau harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga dan hak- hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabah”. 21 Dari ketentuan di atas, menunjukkan bahwa sebagai lembaga penunjang pasar modal yang dinamakan kustodian tersebut dalam kegiatannya adalah mewakili pemegang rekening atau penanaman modal yang menjadi nasabahnya dalam kegiatan pasar modal yang bekerja berdasarkan perintah dari nasabahnya Selanjutnya menurut ketentuan Pasal 43 ayat 1 UU NO 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal tersebut bahwa “Apa yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai custodian adalah Lembaga Penyimpana dan Penyelesaian, Perusahaan Efek, atau Bank Umum yang telah mendapat persetujuan Bapepam”. 20 Hermansyah. Op.cit. Hlm. 92 21 Undang-Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Universitas Sumatera Utara tersebut. Berkaitan dengan itu, sebagaimana yang ditentukan dalam Undang- Undang bahwa bank umum dapat juga menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai kustodian setelah mendapat persetujuan Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam. Selanjutnya Bank Umum yang telah mendapat persetujuan dari Bapepam disebut Bank Kustodian. 9. Letter Of Credit Letter of Credit adalah suatu kontrak, dengan mana suatu bank bertindak atas permintaan dan perintah dari seorang nasabah pemohon LC yang biasanya berkedudukan sebagai importir untuk melakukan pembayaran kepada pihak pengekspor eksportir atau pihak ketiga beneficiary atau membayar atau mengaksep wesel-wesel yang ditarik oleh pihak ketiga, atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran, atau untuk mengaksep atau mengambil alih wesel-wesel tersebut, atas dasar penyerahan dokumen tertentu yang sebelumnya telah ditentukan, asalkan sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Menurut Sentosa Sembiring, Letter of Credit LC adalah merupakan suatu perintah dari importir pembeli kepada banknya opening bank agar melakukan pembayaran kepada penjual eksportir, dengan ketentuan pihak eksportir harus melengkapi syarat-syarat yang telah disepakati, sebagaimana yang tertuang dalam kontrak penjualan sales contract. 22 22 Sentosa Sembiring, Hukum Perbankan, CV. Mandar Maju, Bandung, 2000, hlm 57. Sedangkan menurut Amir M.S dalam bukunya Letter of Credit dalam Bisnis Ekspor-Impor, mengatakan Universitas Sumatera Utara bahwa Letter of Credit adalah suatu instrumen pembayaran perbankan yang sangat penting terutama dalam perdagangan ekspor-impor yang digunakan sebagai sarana untuk memudahkan penyelesaian utang piutang. 23 a. Nomor dan tanggal Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa pada dasarnya Letter of Credit adalah suatu instrumen perbankan yang berbentuk suatu surat kontrak antara importir dan eksportir yang dikeluarkan oleh bank devisa atas permintaan importir nasabah bank devisa tersebut dan ditujukan kepada eksportir di luar negeri yang menjadi relasi dari importir tersebut. Secara umum menurut Amir M.S, suatu Letter of Credit memuat hal-hal pokok sebagai berikut: b. Jenis dan sifat Letter of Credit yang dibuka c. Nama dan alamat eksportir penerima Letter of Credit yang biasa disebut sebagai pihak ketiga beneficiary d. Jumlah dana yang tersedia e. Uraian mengenai barang dan jumlahnya f. Perincian dokumen pengapalan yang dipersyaratkan g. Batas waktu pengapalan terakhir h. Batas waktu berlakunya Letter of Credit i. Syarat pengapalan j. Ketentuan negosiasi dokumen pengalaman 24 23 Hermansyah. Op.cit. Hlm. 94 24 Ibid. Hlm. 95 Universitas Sumatera Utara Lebih lanjut mengenai proses pembukaan dari Letter of Credit dengan mengacu kepada pendapat Huala Adolf dalam bukunya Hukum Perdagangan Internasional adalah sebagai berikut. 1. Aplikasi Application Setelah penjual dan pembeli menandatangani kontrak jual beli, yang mana dalam kontrak itu memuat kesepakatan bahwa transaksi antara mereka akan diselesaikan dengan Letter of Credit, maka pembeli importir akan meminta kepada banknya untuk membuka Letter of Credit. Adapun mengenai data-data yang harus dicantumkan dalam formulir aplikasi Letter of Credit adalah sebagai berikut: a. Nama dan alamat eksportir atau pihak ketiga beneficiary b. Nama dan alamat pembelipemohon importir c. Nilai Letter of Credit yang dibuka dengan pengiriman shipping terms yang telah disetujui d. Jenis Letter of Credit e. Syarat pembayaran f. Uraian barang g. Dokumen-dokumen yang diperlukan, baik jenis maupun jumlahnya h. Masa berlakunya Letter of Credit dengan menetapkan tanggal berakhirnya i. Tanggal pengapalan terakhir j. Pelabuhan bongkar muat k. Persyaratan barang yang harus dikirim oleh eksportir Universitas Sumatera Utara l. Ketentuan-ketentuan khusus yang diperlukan misalnya: boleh tidaknya penggantian kapal, atau boleh tidaknya pengapalan sebagian m. Cara menyampaikan Letter of Credit lewat surat atau teleks, dan sebagainya 2. PembukaanPenerbitan Letter of Credit Atas dasar aplikasi pembukaan Letter of Credit sebagaimana diuraikan di atas yang telah disetujui oleh para pihak, bank penerbit issuing bank membuka dan menerbitkan Letter of Credit yang ditujukan kepada penerima eksportir, yang isinya sesuai benar dengan apa yang tercantum dalam formulir aplikasi. Ketentuan-ketentuan yang ditambahkan oleh bank penerbit issuing bank pada umumnya adalah: a. Syarat pengapalan, seperti larangan terhadap penggunaan kapal-kapal berbendera Negara tertentu b. Jangka waktu penyerahan dokumen c. Ketentuan-ketentuan tentang endosement terhadap dokumen-dokumen yang dinegosiasikan negotiable, seperti bill of leading, konsep draft, dan sebagainya d. Reimbursement instruction perintah kepada negosiasi negotiating bank untuk penagihan terhadapnya e. Ketentuan pengiriman dokumen, ke mana dan berapa kali pengiriman. 25 25 Huala Adolf, Hukum Perdagangan Internasional, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, Hlm. 142 Universitas Sumatera Utara Dalam transaksi perdagangan baik di dalam maupun luar negeri, terjadi hubungan jual beli antara penjual eksportir dan pembeli importir. Untuk kelancaran transaksi perdagangan tersebut diperlukan adanya suatu kerja sama yang baik dan saling menguntungkan dengan tetap mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Letter of Credit atau LC dalam negeri maupun luar negeri merupakan salah satu bentuk jasa bank yang bertujuan untuk memperlancar transaksi perdagangan atau jual beli barang dari satu tempat ke tempat lainnya, baik yang bersifat lokal maupun internasional.

D. Peranan Bank Indonesia