B. Masalah Yang Dihadapi BNI Dalam Menerapkan Prinsip Mengenal Nasabah
Semua unsur-unsur yang terdapat dalam formulir Prinsip Mengenal Nasabah yang dimiliki PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang
USU Medan pada mulanya menjadi kendala bagi PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang USU Medan dalam penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah terutama pada poin sumber dana dan tujuan penggunaan dana. Namun, hendaknya para nasabah tidak perlu merasa takut atas beberapa ketentuan yang
bersifat pribadi nasabah, sebab tujuan dari penerapan Prinsip Mengenal Nasabah hanyalah bertujuan untuk mencegah dan memberantas pencucian uang pada
perbankan Indonesia umumnya dan pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang USU Medan secara khusus. Prinsip Mengenal Nasabah yang
diterapkan oleh PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang USU Medan justru membawa manfaat yakni kebijakan dan prosedur Prinsip Mengenal
Nasabah ini bertujuan untuk meminimalkan risiko-risiko yang diterima oleh bank, risiko ini meliputi tindak kejahatan berupa tindak pidana pencucian uang money
laundry serta penggunaan rekening PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang USU Medan yang berhubungan dengan tindak kejahatan.
Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah ini juga bersifat untuk melindungi nasabah maupun calon nasabah PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang
USU Medan. Nasabah tidak perlu cemas dan takut apabila memang memiliki sumber dana dan tujuan penggunaan dana yang sah dan jelas.
Universitas Sumatera Utara
C. Dampak Yang Ditimbulkan Dari Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah
Bank sebagai industri jasa mau tidak mau harus memelihara nasabah dan calon nasabahnya dengan sebaik-baiknya. Apabila mengingat pertumbuhan
industri pelayanan yang sedemikian pesatnya, persaingan antar bank serta lembaga keuangan lain yang meningkat terus, tuntutan nasabah yang lebih besar,
maka pelayanan nasabah yang bermutu dipercaya merupakan dasar untuk meningkatkan bisnis bank.
Dampak yang ditimbulkan dari penerapan Prinsip Mengenal Nasabah tersebut pada umumnya standar Prinsip Mengenal Nasabah yang ketat yang
dilakukan oleh PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang USU Medan memberikan rasa protektif dan aman terhadap dana dan aset yang dimiliki
oleh nasabah maupun calon nasabah yang telah ataupun akan memberikan kepercayaan kepada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang
USU Medan untuk mengelolanya baik itu nasabah perorangan ataupun nasabah bukan perorangan.
Selain itu, PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang USU Medan dalam menerapkan Prinsip Mengenal Nasabah adalah untuk
mempermudah mengetahui: a.
Data nasabah perorangan individual ataupun nasabah bukan perorangan b.
Sumber pendanaan nasabah c.
Tujuan pembukaan rekening
Universitas Sumatera Utara
PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang USU Medan menyadari pentingnya pelaksanaan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah tersebut
karena dirasakan manfaatnya antara lain: 1.
memperoleh informasi secara detail mengenai calon nasabah peroranganbadan hukum
2. mengenal nasabah dan memahami transaksi yang dilakukan nasabah
3. mengetahui transaksi nasabah yang tidak normal atau mencurigakan
4. melindungi reputasi dan integritas bank
5. memfasilitasi kepatuhan terhadap ketentuan
6. melindungi bank dari ancaman eksternal yaitu digunakan sebagai sarana
pencucian uang atau sarana kejahatan Yang penting sebenarnya bank jangan sampai menjadi lalu lintas transaksi
uang haram, serta sasaran akhirnya praktik kriminal pencucian uang bisa ditekan sedemikian rupa. Ini yang perlu disosialisasikan kepada masyarakat. Aplikasinya
adalah bank melakukan penelitian pada tiap transaksi dengan besar jumlah atau jumlah transaksi tertentu yang mencurigakan. Susahnya adalah uang haram ini
sudah sedemikian banyak, sehingga bila nasabah bank adalah pegawai negeri yang gajinya kecil, tetapi punya uang yang bermilyar-milyar disuruh menjelaskan
hal ini, maka hal ini tentu sulit bagi banknya dan bagi nasabahnya. Pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah yang cenderung sebagai akibat
tekanan dari pihak internasional kepada Indonesia, membuktikan bahwa pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah ini harus segera dilaksanakan.
Kelihatannya komitmen lokal buat memberantas pencucian uang masih ada
Universitas Sumatera Utara
ketidakseriusan berbagai pihak buat pelaksanaannya termasuk dalam dunia perbankan. Adapun praktik pencucian uang ini sangat berkaitan dengan berbagai
bentuk kriminalitas seperti korupsi, pencurian, pemerasan, manipulasi, penghindaran pajak, pembobolan bank, terorisme, perdagangan narkoba dan
sebagainya. Padahal dalam Peraturan Bank Indonesia itu adalah kewajiban bank buat melaporkan pada Bank Indonesia atas hal-hal yang mencurigakan tersebut.
Dilain pihak bank-bank selama ini sering berupaya menjauhi dari urusan pada penegak hukum, bila terjadi hal-hal yang bersifat kriminal. Dalam kaitan ini,
bank sekarang dituntut untuk membangun database nasabah-nasabahnya. Termasuk yang terindikasi mencurigakan melakukan transaksi yang menjurus
pada pencucian uang. Upaya ini dituntut untuk dibangun di masing-masing bank dan tentunya juga berarti para nasabah bank dituntut untuk menyampaikan
informasi ke banknya dengan benar. Jadi bagi nasabah bank yang memang memiliki uang secara benar, mereka tak perlu takut mengahadapi deteksi pihak
bank. Justru bagi para pelaku tindak pidana pencucian uang, kriminal, akan
berpikir banyak untuk mensiasati bank, bahkan ada kecenderungan akan menjauhi menggunakan bank. Kekhawatiran tentang hal ini memang cukup beralasan,
bahkan dari beberapa kabar yang beredar di kalangan bisnis saat ini, ada seseorang yang mampu memberikan pinjaman dalam bentuk “uang tunai” rupiah
asal dengan jaminan berupa aset yang pasti, dalam jumlah sampai ratusan milyar. Hal ini mengindikasikan bahwa pelaku menjauhi sistem perbankan dan ini bisa
dipastikan sebagai salah satu bentuk produk pencucian uang.
Universitas Sumatera Utara
Memang di satu sisi Negara masih memerlukan investasi, mengundang uang masuk ke negara ini yang masih dilanda kesulitan ekonomi atau resesi yang
berkepanjangan. Menurut Financial Action Task force FATF memperkirakan jumlah pencucian uang yang telah dilakukan tak kurang dari USD.300 milyar
sampai USD.500 milyar setiap tahunnya di seluruh dunia.
44
a. Perlindungan secara tidak langsung
Uang tersebut berasal dari berbagai macam bentuk tindak kejahatan seperti narkotika, perjudian,
pelacuran, penyelundupan, pornografi, penipuan, kejahatan, perpajakan, korupsi dan sebagainya. Hampir dapat dipastikan uang haram itu dalam proses
pencuciannya sulit untuk dideteksi. Terlebih lagi apabila datangnya dalam bentuk investasi langsung dari luar negeri dalam suatu industri yang memang sedang
dibutuhkan negara yang bersangkutan. Upaya memberantas pencucian uang adalah satu keharusan yang tidak bisa
ditawar-tawar. Sebagai langkah awal Peraturan Bank Indonesia NO 310PBI2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Know Your
Customer Principles merupakan hal yang perlu dilaksanakan sehingga sosialisasi terhadap petugas bank dan masyarakat luas perlu dilakukan dengan baik sehingga
para nasabah merasa diperlakukan dan dilindungi dengan baik. Berkaitan dengan perlindungan nasabah penyimpan terhadap penerapan
Prinsip Mengenal Nasabah, dibagi dalam 2 macam yaitu:
44
Sutan Remy Sjahdeni, Seluk Beluk Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pembiayaan Terorisme, PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 2004, Hlm. 10
Universitas Sumatera Utara
Perlindungan secara tidak langsung oleh dunia perbankan terhadap kepentingan nasabah penyimpan dana adalah suatu perlindungan hukum yang
diberikan kepada nasabah penyimpan dana terhadap segala risiko kerugian yang timbul dari suatu ketidaksamaan atau timbul dari kegiatan usaha yang dilakukan
oleh bank. Hal ini adalah suatu upaya dan tindakan pencegahan yang bersifat internal oleh bank seperti melaksanakan Prinsip Kehati-hatian Prudential
Principle sebagaimana diatur dalam Pasal 2 UU NO 10 Tahun 1998 bahwa Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan Demokrasi Ekonomi
dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Dari ketentuan ini, menunjukkan bahwa prinsip kehati-hatian adalah satu asas terpenting yang wajib diterapkan
atau dilaksanakan oleh bank dalam menjalankan kegiatan usahanya. Prinsip kehati-hatian tersebut mengharuskan pihak bank untuk selalu
berhati-hati dalam menjalankan kegiatan usahanya, dalam arti harus selalu konsisten dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan di bidang
perbankan berdasarkan profesionalisme dan itikad baik. Asas kehati-hatian inilah yang menjadi dasarpertimbangan pembuatan Prinsip Mengenal Nasabah
sebagaimana yang dimuat dalam Peraturan Bank Indonesia NO 310PBI2001 sebagai berikut:
1. bahwa dalam menjalankan kegiatan usaha, bank menghadapi berbagai
risiko usaha 2.
bahwa untuk mengurangi risiko usaha, bank wajib menerapkan prinsip kehati-hatian
Universitas Sumatera Utara
3. bahwa salah satu upaya melaksanakan prinsip kehati-hatian adalah
penerapan Prinsip Mengenal Nasabah 4.
bahwa berdasarkan hal tersebut diatas perlu diatur ketentuan tentang penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dalam suatu Peraturan Bank
Indonesia b.
Perlindungan secara langsung Perlindungan secara langsung oleh dunia perbankan terhadap kepentingan
nasabah penyimpan dana adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada nasabah penyimpan dana secara langsung terhadap kerahasiaan nasabah yang
berhubungan segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan lain-lain dari nasabah bank. Kerahasiaan ini adalah untuk kepentingan bank sendiri karena
bank memerlukan kepercayaan masyarakat yang menyimpan uangnya di bank. Masyarakat hanya akan mempercayakan uangnya pada bank atau memanfaatkan
jasa bank apabila bank menjamin bahwa tidak akan ada penyalahgunaan pengetahuan bank tentang simpanannya. Dengan demikian, bank harus memegang
teguh rahasia bank. Menurut Undang-undang NO 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, nasabah penyimpan dan nasabah debitur dilindungi keadaan keuangan
oleh rahasia bank. Sedangkan Undang-undang NO 10 Tahun 1998, membatasi rahasia bank hanya tentang keadaan keuangan nasabah penyimpan. Menurut
Undang-undang NO 10 Tahun 1998 Pasal 40 menyatakan bahwa “bank wajib merahasiakan informasi mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya”.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan