6. Bagi nasabah yang tergolong Bank wajib mengisi formulir standar, yang
minimal memuat: a.
Akta pendirian, anggaran dasar atau dokumen sejenis b.
Izin usaha dari instansi yang berwenang c.
Nama dan specimen tanda tangan dan kuasa atau surat penunjukan kepada pihak lain yang ditunjuk
d. Alamat usaha
7. Bagi nasabah yang tergolong badan lainnya yang antara lain berupa partai
politik, lembaga swadaya masyarakat LSM atau organisasi lainnya. Pengisian formulir sekurang-kurangnya berisi hal berikut:
a. Izin usaha atau izin lainnya atau aktadokumen pendirian atau
pengesahan dari instansi yang berwenang b.
Kewenangan bertindak dan dokumentasinya c.
Specimen tanda tangan dan identitas berupa KTP, paspor atau SIM d.
Alamat badanlembaga e.
Keterangan mengenai sumber dan tujuan penggunaan dana f.
NPWP apabila ada g.
Apabila diperlukan, dapat diminta informasi berupa keterangan kegiatan usaha, laporan keuangan, struktur manajemen, dan identitas
pengurus yang berwenang mewakili badan tersebut.
E. Elemen-Elemen Dalam Prinsip Mengenal Nasabah
1. Dasar Ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah
Universitas Sumatera Utara
Ketentuan yang mengatur mengenai Prinsip Mengenal Nasabah Know Your Customer Principles khusus di bidang perbankan, antara lain sebagai
berikut: a.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 310PBI2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Know Your Customer Principles.
b. Peraturan Bank Indonesia Nomor 323PBI2001 tentang Perubahan atas
PBI NO 310PBI2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Know Your Customer Principles.
c. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 329DPNP2001 tentang Pedoman
Standar Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah. d.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 521PBI2003 tentang Perubahan Kedua atas PBI No 310PBI2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah Know Your Customer Principles. e.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 523PBI2003 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Know Your Customer bagi Bank Perkreditan
Rakyat. f.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 523DPNP2003 tentang Perubahan atas SE BI Nomor 329DPNP2001 tentang Pedoman Standar Penerapan
Prinsip Mengenal Nasabah. g.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 619DPBPR2004 tentang Pedoman Standar Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Know Your Customer
Principles bagi Bank Perkreditan Rakyat.
Universitas Sumatera Utara
2. Identifikasi Nasabah dan Persyaratan NPWP
Bank juga harus berupaya mendapatkan identitas nasabah. Bank harus memperoleh keyakinan mengenai identitas nasabah baik perorangan maupun
perusahaan. Selain itu, bank harus melakukan verfikasi terhadap identitas nasabah. Apabila nasabah bertindak untuk dan atas nama pihak lain maka
identitas pihak lain tersebut juga wajib diminta dan diverifikasi. Apabila terdapat prosedur yang mengharuskan adanya pertemuan dengan nasabah face to face
meeting, maka hal tersebut dilakukan sejak dimulainya hubungan usaha. Dengan demikian bank dapat membuktikan identitas nasabah sesuai dengan dokumen
pendukungnya verifikasi fisik. Prosedur pembuktian identitas nasabah berlaku sama untuk setiap produk
yang dikeluarkan oleh bank. Hal yang perlu diperhatikan dari dokumen pendukung bukti diri calon nasabah antara lain masa berlakunya dan instansi yang
berwenang mengeluarkan dokumen tersebut. Bank harus memiliki salinan dokumen tersebut dan menatausahakannya dengan baik. Bank wajib melakukan
pengkinian data nasabah terhadap setiap perubahan yang berkaitan dengan identitasnya. Proses pengkinian merupakan bagian dari prosedur pelaksanaan
Prinsip Mengenal Nasabah untuk melindungi bank agar tidak dimanfaatkan sebagai sarana pencucian uang. Apabila prosedur identifikasi dan verifikasi telah
dilaksanakan secara lengkap, bank tidak perlu meminta informasi tambahan kepada nasabah apabila yang bersangkutan melakukan hubungan usaha atau
transaksi lainnya dengan bank yang sama. Bank wajib memastikan dan meneliti kebenaran bukti identitas calon nasabah saat akan melakukan hubungan usaha
Universitas Sumatera Utara
dengan bank lain. Apabila kebenaran identitas tersebut diragukan, maka bank wajib menolak melakukan hubungan usaha dengan calon nasabah tersebut.
Bagi lembaga keuangan, termasuk bank, wajib melakukan identifikasi terhadap nasabah, yang antara lain mengenai identitas diri dan buktinya, keuangan
serta motif transaksi, dan lain-lain yang diformulasikan dalam CIF Customer Identification File atau file data nasabah yang disimpan pada bank. Kewajiban
identifikasi nasabah ini tidak dibedakan antara nasabah apapun, apakah nasabah giro, tabungan atau kredit. Khusus untuk working customer nasabah
lepasnasabah yang tidak mempunyai rekening di bank terdapat ketentuan yang lebih lunak, yaitu bagi nasabah lepas yang nilai transaksinya tidak melebihi
Rp100.000.000,- seratus juta rupiah atau nilai yang setara dengan itu vide pasal 17 Peraturan Bank Indonesia Nomor 310PBI2001 tanggal 18 Juni 2001 tentang
Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah, misalnya dalam transaksi transfer dan atau traveler cek traveler’ss cheque.
Perlu ditegaskan, bahwa kewajiban NPWP bagi nasabah giro berdasarkan Surat Bank Indonesia Nomor 417SASP tanggal 7 Nopember 2002 tentang
Perubahan Surat Edaran BI Nomor 210DASP tanggal 8 Juni 2000 perihal Tata Usaha Penarikan Cek Bilyet Giro Kosong, antara lain dinyatakan bahwa ketentuan
angka II. B. 1.b diubah menjadi:
Universitas Sumatera Utara
“NPWP bagi nasabah yang wajib melampirkan NPWP sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia tentang Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah”.
41
a. Surat Edaran BI No 210DASP2000 tentang Usaha Penarikan CekBilyet
Giro Kosong, sebagaimana telah diubah dengan Surat Bank Indonesia Nomor 417SASP2002, Surat Bank Indonesia NO 6552DPNPIDPnP
tanggal 2 November 2004 Mengingat untuk nasabah peroranganpribadi dalam ketentuan Prinsip
Mengenal Nasabah dalam pembukaan rekening pada bank tidak terdapat kewajiban untuk menyerahkan dokumen berupa NPWP, maka pada pembukaan
rekening tabungan dan atau giro bagi nasabah peroranganpribadi juga tidak diwajibkan untuk melampirkan NPWP.
Ketentuan NPWP bagi nasabah bank diatur dalam peraturan berikut:
b. Ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah
c. Keputusan Dirjen Pajak NO. KEP. 161PJ2001 tentang Jangka Waktu
Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan NPWP serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak. Khusus untuk calon nasabah debitur, ketentuan yang mewajibkan calon
debitur untuk menyerahkan fotokopi kartu NPWP diatur dalam Keputusan Direksi BI NO. 27121KEPDIR sebagaimana telah diubah dengan Keputusan NO.
41
Surat Bank Indonesia Nomor 417SASP perihal Tata Usaha Penarikan Cek Bilyet Giro Kosong
Universitas Sumatera Utara
2883KEPDIR1995 tentang Penyampaian NPWP dan Laporan Keuangan dalam Permohonan Kredit.
3. Pola Transaksi Keuangan Nasabah
Setelah seseorang atau suatu badan diterima menjadi nasabah, bank diwajibkan memantau rekening dan transaksi nasabah dimaksud. Oleh karena itu,
bank wajib memiliki sistem informasi yang dapat mengidentifikasi, menganalisis, memantau, dan menyediakan laporan secara efektif mengenai karakteristik
transaksi yang dilakukan nasabah. Bank juga harus memelihara profil nasabah yang sekurang-kurangnya meliputi informasi mengenai:
a. Pekerjaan atau bidang usaha
b. Jumlah penghasilan
c. Rekening lain yang dimilki
d. Aktivitas transaksi normal
e. Tujuan pembukaan rekening.
Apabila terjadi transaksi yang mencurigakan suspicious transactions, maka bank wajib melaporkannya kepada Bank Indonesia selambat-lambatnya 7
hari kerja setelah diketahui bank Pasal 14 PBI Nomor : 310PBI2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah. Dengan demikian, bank harus cermat dan
selektif dalam menerima seseorang atau badan untuk menjadi calon nasabah. Bank juga dituntut untuk mengenal pola transaksi keuangan nasabah sehingga
dapat segera mengidentifikasi jika terdapat transaksi yang mencurigakan. Identifikasi transaksi ini perlu dilakukan dengan alasan bahwa masalah
pencucuian uang ini menjadi masalah internasional, di mana salah satu sarana
Universitas Sumatera Utara
untuk melakukan kejahatan pencucian uang adalah lembaga perbankan melalui transaksi yang dilakukannya. Oleh karena itu, bank mempunyai kewajiban untuk
ikut serta dan berperan aktif dalam pemberantasan tindak pidana pencucian uang dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan tindak pidana
pencucian uang.
42
a. Pemantauan rekening
Kegiatan pemantauan sekurang-kurangnya mencakup hal-hal sebagai berikut:
Meliputi pemantauan terhadap mutasi rekening secara periodik untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya mutasi yang tidak sesuai dengan profil
nasabah. Khusus terhadap rekening nasabah yang mempunyai risiko tinggi diperlukan pemantauan yang lebih intensif.
b. Pemantauan transaksi
Meliputi pemantauan terhadap setiap transaksi baik tunai maupun non tunai pada saat transaksi tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan
adanya transaksi yang tidak sesuai dengan profil nasabah. c.
Pemantauan transaksi untuk nasabah luar walk-in customer Meliputi pemantauan terhadap transaksi yang dilakukan oleh nasabah luar
walk-in customer dengan nilai nominal lebih dari Rp100.000.000,00 seratus juta rupiah atau setara dengan itu, baik dilakukan dalam 1 satu kali transaksi
42
Try Widiono, Aspek Hukum Operasional Transaksi Produk Perbankan Di Indonesia, Ghalia Indonesia, Bogor, 2006, Hlm 85.
Universitas Sumatera Utara
maupun beberapa kali transaksi dalam 1 satu hari kerja untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya Transaksi Keuangan Mencurigakan.
Suatu transaksi termasuk sebagai Transaksi Keuangan Mencurigakan apabila sekurang-kurangnya memenuhi salah satu unsur sebagai berikut :
a. Transaksi keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau
kebiasaan pola transaksi dari nasabah bersangkutan. b.
Transaksi keuangan oleh nasabah yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan transaksi yang bersangkutan yang
wajib dilakukan oleh Bank sesuai dengan ketentuan dalam Undang- undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2003. c.
Transaksi keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan harta kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana.
Terdapat beberapa contoh yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi transaksi keuangan mencurigakan dan kondisi yang sering digunakan dalam
rangka pencucian uang, antara lain: 1.
Setoran tunai yang cukup besar dalam satu transaksi atau kumpulan dari transaksi, khususnya apabila:
a. Transaksi dari kegiatan usaha yang biasa dilakukan oleh nasabah tidak
tunai tetapi dalam bentuk lain seperti cek, konsep bank bank draft, letter
of credit, bills of exchange
Universitas Sumatera Utara
b. Setoran ke dalam suatu rekening semata-mata agar nasabah dapat
melakukan transaksi konsep bank bank draft, transfer atau instrument pasar uang yang dapat diperjualbelikan.
2. Nasabah atau kuasanya berupaya menghindari untuk berhubungan secara
langsung dengan bank. 3.
Penggunaan banyak rekening dengan alasan yang tidak jelas. 4.
Penyetoran dalam nominal kecil dengan frekuensi yang cukup tinggi, dan kemudian dilakukan penarikan secara sekaligus.
5. Sering melakukan pemindahan dana antar rekening pada Negarawilayah
yang berbeda. 6.
Adanya jumlah yang hampir sama antara dana yang ditarik dengan dana yang disetor secara tunai pada hari yang sama atau hari sebelumnya.
7. Penarikan dalam jumlah besar terhadap rekening yang tidak aktif.
8. Penarikan dalam jumlah besar terhadap rekening yang baru menerima
dana yang tidak diduga dan tidak biasa dari luar negeri. 9.
Nasabah yang memperilhatkan kehati-hatian yang berlebihan terutama terhadap kerahasiaan identitas atau kegiatan usahanya, atau nasabah yang
menunda-menunda untuk memberikan informasi dan dokumen pendukung mengenai identitasnya.
10. Nasabah yang berasal dari atau yang mempunyai rekening di Negara yang
dikenal sebagai tempat pencucian uang atau Negara yang kerahasiaan banknya sangat ketat.
Universitas Sumatera Utara
11. Adanya transfer dana ke dalam suatu rekening dengan frekuensi yang
sangat tinggi dan secara tiba-tiba padahal sebelumnya rekening tersebut tergolong tidak aktif.
12. Penggunaan rekening baru nominee accounts, rekening pihak lain
trustee accounts, dan rekening nasabah itu sendiri client accounts yang sebenarnya tidak perlu dilakukan dan tidak konsisten dengan kegiatan
usaha. 13.
Pembayaran atas pembelian saham yang dilakukan melalui transfer dari rekening atas nama pihak lain.
43
43
Adrian Sutedi, Hukum Perbankan Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger, Likuidasi, dan Kepailitan, PT Sinar Grafika, Jakarta, 2008, Hlm.78
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH PADA PT BANK
NEGARA INDONESIA KANTOR CABANG USU MEDAN
A. Pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah