Pengawasan Kepemilikan Bank Pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah Dalam Transaksi Perbankan Pada Bank (Studi Pada PT BNI Kantor Cabang USU Medan)

a. Perizinan b. Kelembagaan bank, termasuk kepengurusan dan kepemilikan c. Kegiatan usaha bank pada umumnya d. Kegiatan usaha bank berdasarkan Prinsip Syariah e. Merger, konsolidasi, dan akuisisi bank f. Sistem informasi antarbank g. Tata cara pengawasan bank h. Sistem pelaporan bank kepada Bank Indonesia i. Penyehatan bank j. Pencabutan izin usaha, likuidasi, dan pembubaran bentuk hokum bank k. Lembaga-lembaga pendukung sistem perbankan

E. Pengawasan Kepemilikan Bank

Fungsi “pembinaan” dan “pengawasan” bank oleh Bank Indonesia terdapat dalam UU NO 10 Tahun 1998. Penjelasan Pasal 29 memberikan pengertian fungsi pembinaan dan pengawasan bank tersebut, sebagai berikut: 1. Pembinaan adalah upaya-upaya yang dilakukan dengan cara menetapkan peraturan yang menyangkut aspek-aspek: a. Kelembagaan bank b. Kepemilikan bank c. Kepengurusan bank d. Kegiatan usaha bank e. Pelaporan bank Universitas Sumatera Utara f. Lainnya yang berhubungan dengan kegiatan operasional bank 2. Pengawasan meliputi pengawasan tidak langsung, yang terutama dalam bentuk pengawasan dini melalui penelitian analisis dan evaluasi laporan bank dan pengawasan langsung dalam bentuk pemeriksaan yang disusul dengan tindakan-tindakan perbaikan. Jadi, UU NO 10 Tahun 1998 membedakan secara jelas yang dimaksud dengan fungsi pembinaan dan fungsi pengawasan dari bank tersebut. Fungsi pembinaan menitikberatkan pada atau diartikan dengan “regulation” atau peraturan, sedangkan fungsi pengawasan menitikberatkan pada atau diartikan dengan “supervision” atau pengawasan. Selanjutnya, pada penjelasan Pasal 29 tersebut, dijelaskan pula tujuan dari pembinaan dan pengawasan bank oleh Bank Indonesia tersebut, yaitu: 1. Kedua fungsi ini harus dilakukan oleh Bank Indonesia selaku Bank Sentral, mengingat bank terutama bekerja dengan dana dari masyarakat yang dismpan pada bank atas dasar kepercayaan, karenanya keadaan suatu bank perlu dipantau oleh Bank Indonesia 2. Tujuannya agar kesehatan bank tetap terjaga dan kepercayaan masyarakat terhadap bank tetap terpelihara, sebab kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan hanya dapat ditumbuhkan apabila lembaga perbankan dalam kegiatan usahanya selalu berada dalam keadaan sehat 3. Sejalan dengan itu, Bank Indonesia diberi kewenangan, tanggung jawab, dan kewajiban secara utuh untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap bank dengan menempuh upaya-upaya, baik yang bersifat Universitas Sumatera Utara pencegahan atau preventif dalam bentuk ketentuan-ketentuan, petunjuk- petunjuk, nasihat-nasihat, bimbingan dan pengarahan maupun secara perbaikan atau represif dalam bentuk pemeriksaan yang disusul dengan tindakan-tindakan perbaikan 4. Di pihak lain, bank wajib memiliki dan menerapkan sistem pengawasan internal dalam rangka menjamin terlaksananya proses pengambilan keputusan dalam pengelolaan bank yang sesuai dengan prinsip kehati- hatian. Pada intinya tujuan pembinaan dan pengawasan bank adalah menciptakan sistem perbankan yang sehat dan efisien, sehingga kesehatannya tetap terjaga dan kepercayaan masyarakat terhadapnya juga terpelihara. 1. Tingkat Kesehatan Bank Penilaian tingkat kesehatan bank tidak hanya dilakukan di Indonesia, tetapi juga di berbagai Negara lain. Tentu saja, meskipun prinsip-prinsip yang digunakan oleh Bank Sentral atau lembaga pengawas dan Pembina perbankan monetary authority pada pokoknya sama, cara-cara dan teknik penilaian yang dipergunakan dapat saja berbeda di tiap Negara. Tingkat kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, baik pemilik dan pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank maupun Bank Indonesia sebagai Pembina dan pengawas bank. Sesuai dengan tanggung jawabnya, masing-masing pihak tersebut perlu mengingatkan diri dan secara bersama-sama berupaya mewujudkan bank yang sehat. Oleh karena itu, adanya ketentuan mengenai tingkat kesehatan bank adalah dimaksudkan sebagai: Universitas Sumatera Utara a. Tolok ukur bagi manajemen bank untuk menilai apakah pengelolaan bank telah dilakukan sejalan dengan asas-asas perbankan yang sehat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku b. Tolok ukur untuk menetapkan arah pembinaan dan pengembangan bank, baik secara individual maupun perbankan secara keseluruhan Pelaksanaan penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan dengan cara mengkuantifikasikan dua aspek yaitu: a. Aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank dengan pendekatan kualitatif b. Pelaksanaan ketentuan tertentu yang sanksinya dikaitkan dengan penilaian tingkat kesehatan bank 2. Kewajiban-kewajiban Bank Secara umum dalam menjalankan tugas dan kegiatannya, bank wajib berpedoman pada prinsip-prinsip perbankan yang sehat dan mematuhi ketentuan yang berlaku serta harus menghindari praktik atau kegiatan yang dapat membahayakan kelangsungan hidup bank atau merugikan kepentingan masyarakat. Kewajiban-kewajiban bank antara lain: a. Bank berkewajiban untuk menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya Pasal 29 ayat 3 UU NO 10 Tahun 1998 Universitas Sumatera Utara b. Bank wajib menyediakan informasi mengenai kemungkinan timbulnya risiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank untuk kepentingan nasabah Pasal 29 ayat 4 UU NO 10 Tahun 1998 c. Bank wajib untuk menyampaikan segala keterangan dan penjelasan mengenai usahanya menurut tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia berdasarkan Pasal 30 UU NO 10 Tahun 1998 d. Bank wajib untuk menyampaikan kepada Bank Indonesia neraca perhitungan labarugi tahunan serta penjelasannya, serta laporan berkala lainnya, dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia berdasarkan ketentuan Pasal 34 UU NO 10 Tahun 1998 e. Bank wajib menetapkan untuk mengumumkan neraca dan perhitungan labarugi dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia Pasal 35 UU NO 10 Tahun 1998 3. Pemeriksaan Bank Dalam rangka melakukan tugas pengawasan berdasarkan Pasal 31 dan Pasal 33 UU NO 10 Tahun 1998, Bank Indonesia berwenang melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan. Pada dasarnya pemeriksaan yang dilakukan oleh Bank Indonesia dilaksanakan secara berkala sekurang-kurangnya satu tahun sekali untuk setiap bank. Di samping itu, pemeriksaan dilakukan setiap waktu jika dipandang perlu untuk meyakinkan hasil pengawasan tidak langsung dan apabila terdapat indikasi adanya penyimpangan dari praktik perbankan yang sehat. Terhadap keuangan Universitas Sumatera Utara Negara yang dikelola oleh suatu bank, Badan Pemeriksa Keuangan dapat melakukan pemeriksaan pada bank yang bersangkutan. Adapun tujuan pemeriksaan terhadap bank tersebut adalah untuk memperoleh kebenaran atas informasi kegiatan usaha bank yang disampaikannya kepada Bank Indonesia dan untuk mengetahui kepatuhan bank yang bersangkutan terhadap ketentuan yang telah berlaku. Pelaksanaan pemeriksaan bank oleh Bank Indonesia meliputi antara lain buku-buku, berkas-berkas, catatan, dokumen dan data elektronis, termasuk salinan-salinannya. Bank wajib memberikan kepada pemeriksa: a. Keterangan dan data yang diminta, termasuk data elektronis dan penjelasan yang berkaitan dengan tujuan pemeriksaan b. Kesempatan untuk melihat semua pembukuan, dokumen, dan sarana fisik yang berkaitan dengan kegiatan usahanya c. Hal-hal yang diperlukan, antara lain adalah penyediaan ruang kerja dan salinan dokumen yang diperlukan dalam pemeriksaan 28 Menurut Pasal 31A UU NO 10 Tahun 1998, “Bank Indonesia dalam melaksanakan pemeriksaan terhadap bank, dapat menugaskan Akuntan Publik untuk dan atas nama Bank Indonesia melaksanakan pemeriksaan.” 29 Pemeriksaan oleh Akuntan Publik tersebut dapat dilakukan sendiri atau bersama-sama dengan pemeriksa dari Bank Indonesia. Akuntan Publik yang melaksanakan pemeriksaan terhadap bank, berkewajiban merahasiakan 28 Rachmadi Usman. Op.cit. Hlm. 138 29 UU No 10 Tahun 1998 Universitas Sumatera Utara keterangan dan data yang diperoleh dalam pemeriksaan. Segala laporan pemeriksaan terhadap bank, baik yang dilakukan oleh Bank Indonesia sendiri maupun pihak lain dan atas nama Bank Indonesia, bersifat rahasia. Persyaratan dan tata cara pemeriksaan terhadap bank tersebut lebih lanjut diatur dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 2752KEPDIR dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 211BPPP masing-masing tanggal 3 Agustus 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemeriksaan Bank.

F. Rahasia Bank