berbahaya untuk manusia. Dalam badan air, kelarutan Cd dalam konsentrasi tertentu dapat membunuh biota air yang juga berfungsi menjaga kestabilan lingkungan.
Logam kadmium Cd juga akan mengalami proses biotransformasi dan bioakumulasi dalam organisme hidup tumbuhan, hewan, dan manusia. Logam ini
masuk ke dalam tubuh bersama makanan yang dikonsumsi, tetapi makanan tersebut telah terkontaminasi oleh logam Cd atau persenyawaannya. Dalam tubuh biota air
jumlah logam yang terakumulasi akan terus mengalami peningkatan dengan adanya proses biomagnifikasi di badan air. Di samping itu, tingkatan biota dalam sistem
rantai makanan turut menentukan jumlah Cd yang terakumulasi. Dimana pada biota yang lebih tinggi stratanya akan ditemukan akumulasi Cd yang lebih banyak,
sedangkan pada biota top level merupakan tempat akumulasi paling besar. Bila jumlah Cd yang masuk tersebut telah melebihi nilai ambang maka biota dari suatu
strata tersebut akan mengalami kematian dan bahkan kemusnahan. Keadaan inilah yang menjadi penyebab kehancuran suatu tatanan sistem lingkungan ekosistem,
karena salah satu mata rantainya telah hilang Palar, 2008
2.4.4.3. Metabolisme Kadmium dalam Tubuh
Kadmium ditransportasikan dalam darah yang berikatan dengan sel darah merah dan protein berat molekul tinggi dalam plasma, khususnya oleh albumen.
Sejumlah kecil Cd dalam darah mungkin ditransportasikan oleh metalotionin. Kadar Cd dalam darah pada orang dewasa yang terpapar Cd secara berlebihan biasanya 1
ɥgdL, sedangkan bayi yang baru lahir mengandung Cd cukup rendah, yaitu kurang dari 1 mg dari beban total tubuh.
Universitas Sumatera Utara
Absorpsi Cd melalui gastrointestinal lebih rendah dibandingkan absorpsi melalui respirasi, yaitu sekitar 5-8. Absorpsi Cd akan meningkat bila terjadi
defisiensi Ca, Fe, dan rendah protein di dalam makanannya. Difisiensi Ca dalam makanan akan merangsang sintesis ikatan Ca-protein sehingga akan meningkatkan
absorpsi Cd, sedangkan kecukupan Zn dalam makanan bisa menurunkan absorpsi Cd Kadmium yang ditransportasikan dalam darah berikatan dengan protein yang
memiliki berat molekul rendah, yatu metalotionin MT tadi. Dalam isolat MT yang berasal dari ginjal, ditemukan Zn sebesar 2,2 dan Cd 5,9. MT memiliki daya ikat
yang sama terhadap beberapa jenis logam berat sehingga kandungan logam berat bebas dalam jaringan berkurang kemungkinan besar pengaruh toksisitas Cd
disebabkan oleh interaksi antara Cd dan protein tersebut sehingga memunculkan hambatan terhadap aktivitas kerja enzim. Metalotionin merupakan protein yang
sangat peka dan akurat sebagai indikator pencemaran. Hal itu didasarkan pada suatu fenomena alam dimana logam-logam bisa terikat di dalam jaringan tubuh organisme
karena adanya protein tersebut. Logam berat Cd memiliki kemampuan untuk mengikat gugus S sulfur dan
COOH karboksil dari molekul protein, asam amino, dan amida. Logam berat juga memiliki kemampuan untuk mengggantikan keberadaan logam-logam lain yang
terdapat dalam metalloprotein. Sebagai contoh, untuk logam yang ada dalam suatu protein, logam Cu dapat digantikan oleh Cd sehingga peran Cu dalam pembentukan
ikatan-ikatan kovalen koordinasi anatarmolekul protein terganggu. Logam berat kadmium Cd memiliki afinitas yang tinggi terhadap unsur S yang menyebabkan Cd
menyerang ikatan belerang dalam enzim sehingga enzim yang bersangkutan menjadi
Universitas Sumatera Utara
tidak aktif. Gugus karboksilat -COOH dan amina -NH
2
juga bereaksi dengan logam berat Cd. Kadmium terikat pada sel-sel membran yang menghambat proses
transformasi melalui dinding sel. Metabolisme Cd berhubungan dengan metabolisme Zn, yaitu sama-sama membentuk ikatan dengan MT demikian pula transpor Cd
karena Cd memiliki sifat kimia yang mirip dengan Zn seng. Setelah toksikan Cd memasuki darah, toksikan didistribusikan dengan cepat ke
seluruh tubuh. Pengikatan toksikan dalam jaringan bisa menyebabkan lebih tingginya kadar toksikan dalam jaringan tersebut.
Kadmium memiliki afinitas yang kuat terhadap hepar dan ginjal. Pada umumnya, sekitar 50-75 dari beban Cd dalam tubuh terdapat pada kedua organ
tersebut. Kadar Cd dalam hepar dan ginjal bervariasi tergantung pada kadar total Cd dalam tubuh. Apabila MT hepar dan ginjal tidak mampu lagi melakukan detoksifikasi
maka akan terjadi kerusakan sel hepar dan ren Widowati, 2008
2.4.4.4. Absorpsi, Distribusi, Eksresi Kadmium dalam Tubuh