BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Namo Bintang yang berada di Kecamatan Pancur Batu dengan luas wilayah ± 495,2 Ha. Desa Namo Bintang berada ± 2 Km
atau memerlukan waktu ± 10 menit ke Ibukota Kecamatan Pancur Batu. Dengan Topografi ± 92 datar dan ± 8 landai dan merupakan jalur penghubung antara
Kecamatan Pancur Batu dengan Kecamatan Deli Tua. Pada Desa Namo Bintang terdapat Tempat Pembuangan Akhir TPA sampah yang berada di tengah-tengah
pemukiman warga. Jumlah penduduk di Desa Namo Bintang adalah 5.890 jiwa. Semua masyarakat menggunakan air sumur gali sebagai sumber air bersih dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-hari Profil Desa Namo Bintang Tahun 2011. Pada Desa Namo Bintang terdapat Tempat Pembuangan Akhir TPA sampah yang berada
di tengah-tengah pemukiman warga yang menggunakan sistem Open Dumping. Distribusi penyakit yang terbesar pada Puskesmas Kecamatan Pancur Batu adalah
ISPA 5799 orang, Diare 1319 orang, Hipertensi 774 orang, Tonsilitis 465
orang, dan penyakit kulit 400 orang. Desa Namo Bintang dibagi menjadi 5 lima dusun, yaitu :
Dusun I : Namo Bintang – Namo Bintang Kuta
± 75 Ha Dusun II
: Sumberingin – Kloni IV ± 95,2 Ha
Dusun III : Ujung Jawi – Rumah Mbacang
± 125 Ha Dusun IV
: Simpang Gardu – Simpang Kongsi ± 56 Ha
Dusun V : GRT Tahap I – GRT Tahap II, III
± 144 Ha
Universitas Sumatera Utara
Desa Namo Bintang berada pada ketinggian yang relatif rendah ± 60 meter di atas permukaan laut .
Adapun batas-batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Medan
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Namo Simpur c. Sebelah Timur berbatasan dengan Durin Tonggal
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Baru
4.2 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar dan ketebalan karbon aktif yang berasal dari limbah padat tepung tapioka yang optimal dan paling efektif yang
digunakan dalam saringan untuk menurunkan kadar kadmium pada salah satu air sumur yang digunakan oleh masyarakat Desa Namo Bintang. Karbon aktif yang
dibuat dari limbah padat tepung tapioka ini diproses di laboratorium Kimia Analitik FMIPA USU selama 1 bulan. Sedangkan proses pengujian limbah cair tapioka
dilaksanakan di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan selama 4 hari kerja.
Komponen saringan pasir yang digunakan dalam penelitian ini adalah kain katun, kerikil 15 cm, pasir kuarsa 20 cm, dan karbon aktif. Ketebalan karbon aktif
yang digunakan pada saringan adalah 0 cm sebagai kontrol, 40 cm, 50 cm, 60 cm, dan 70 cm dengan 3 kali pengulangan pada tiap-tiap kadar karbon aktif limbah padat
tepung tapioka. Sebelum perlakuan dilakukan, terlebih dahulu diperiksa kadar kadmium Cd awal dari salah satu air sumur gali masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pemeriksaan laboratorium kadar kadmium Cd pada salah satu air sumur masyarakat Desa Namo Bintang adalah 0,00945 mgL, angka ini sudah
melebihi nilai baku mutu yang diperbolehkan berdasarkan Permenkes RI Nomor 416 Tahun 1990, yaitu 0,005 mgL.
Setelah pemeriksaan awal dilakukan, maka dilanjutkan pada pemeriksaan air sumur yang telah mendapatkan perlakuan yaitu melewati saringan pasir yang
ditambahkan karbon aktif dengan ketebalan yang bervariasi mulai dari 40 cm, 50 cm, 60 cm, 70 cm, dan kontrol tanpa penambahan karbon aktif. Pemeriksaan dilakukan
sebanyak 3 kali pengulangan. Adapun hasil pemeriksaan kadar kadmium pada air sumur gali yang telah
melewati saringan pasir yang menggunakan karbon aktif adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Kadar Kadmium pada Air Sumur Setelah Melewati Saringan Pasir tanpa dan dengan Karbon Aktif
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa saringan yang paling tinggi persentase penurunannya dalam menurunkan kadmium adalah saringan pasir yang menggunakan
karbon aktif dengan ketebalan 60 cm dan yang paling rendah pada saringan pasir yang tidak menggunakan karbon aktif limbah padat tepung tapioka kontrol. Pada
kontrol tanpa menggunakan karbon aktif mengalami penurunan hingga rata-rata
N o
Saringan Pasir Karbon Aktif
Kadar Cd Air Sumur mgL Rata-
Rata mgL
Penurunan Pengulangan
1 2
3
1 Pemeriksaan awal 0,00945
0,00945 -
2 Kontrol 0 cm 0.00203
0.00209 0.00207
0,00206 78,2
3 Ketebalan 40 cm 0.00127
0.00133 0.00119
0,00126 86,7
4 Ketebalan 50 cm 0.00122
0.00113 0.00118
0,00118 87,5
5 Ketebalan 60 cm 0.00069
0.00070 0.00074
0,00071 92,5
6 Ketebalan 70 cm 0.00081
0.00071 0.00077
0,00076 91,9
Universitas Sumatera Utara
kadar kadmium menjadi 0,00206 mgL atau mengalami penurunan 78,2 dari kadar awal kadmium air sumur, pada saringan pasir yang ditambahkan 40 cm karbon aktif
kadar kadmium menjadi 0,00126 mgL 86,7, pada ketebalan 50 cm kadar kadmium menjadi 0,00118 mgL 87,5, pada ketebalan 60 cm kadar kadmium
menjadi 0,00071 mgL 92,5, dan pada ketebalan 70 cm kadar kadmium menjadi 0,00076 mgL 91,9. Semua kadar kadmium Cd setelah melewati berbagai
saringan telah dibawah baku mutu yaitu 0,005 mgL.
4.3 Analisa Statistik