Jenis-jenis Media Penyaring Pengolahan Air dengan Menggunakan Saringan Filtrasi

sangat berbeda dengan saringan pasir lambat. Hal ini disebabkan karena digunakan butir pasir yang lebih besar atau kasar. Dalam pengolahan air tanah, saringan pasir cepat digunakan untuk menghilangkan besi, mangan dan padatan-padatan yang terapung dalam air. Untuk membantu proses filtasi, sering dilakukan aerasi sebagai pengolahan pendahuluan untuk membentuk senyawa tidak terlarut dari besi dan mangan Kusnaedi, 2003

2.7.3. Jenis-jenis Media Penyaring

Ada berbagai macam cara untuk mengolah air kotor menjadi air bersih. Namun yang paling banyak dikenal ialah teknik penyaringan, pengendapan, dan penyerapan. Bahan yang dipakai untuk ketiga teknik tersebut juga beraneka ragam. Pasir, ijuk, arang batok, kerikil, tawas, kaporit, dan batu bisa dimanfaatkan secara efektif dalam pengolahan air bersih. Biasanya bahan-bahan itu dipakai secara bersamaan. Jarang sekali orang bisa memperoleh air yang memenuhi syarat kesehatan dengan hanya menggunakan satu media penyaring. Kecuali tawas dan kaporit seluruh media penyaring tersebut bersifat mengendapkan dan menyerap bahan pencemar yang ada di dalam air. Pasir, kerikil, ijuk merupakan media pengendap, sedangkan arang batok bersifat penyerap. Dibandingkan kerikil dan ijuk, pasir dan arang batok fungsi yang lebih besar. 1. Pasir Saringan pasir bertujuan untuk mengurangi kandungan lumpur dan bahan- bahan padat yang ada di air. Ukuran pasir untuk menyaring bermacam-macam, tergantung pada jenis bahan pencemar yang akan disaring. Pengamatan tentang bahan padat yang terapung, seperti daun, potongan kayu, sampah, dan kekeruhan air perlu Universitas Sumatera Utara dilakukan untuk menentukan ukuran pasir yang akan digunakan. Semakin besar bahan padat yang perlu disaring, semakin besar pula ukuran pasir. Umumnya air yang akan disaringoleh pasir mengandung bahan padat dan endapan lumpur. Karena itu ukuran pasir yang akan dipakai puntidak terlalu besar. Yang lazim dimanfaatkan adalah pasir berukuran 0,2 - 0,8 mm. Berdasarkan ukuran pasir, maka dapat dibedakan dua tipe saringan pasir, yakni saringan pasir cepat dan saringan pasir lambat. Saringan pasir cepat menghasilkan air bersih sejumlah 1,3 - 2,7 literm 3 detik. Diameter pasir yang dipakai 0,4 - 0,8 mm dengan ketebalan 0,4 - 0,7 meter. Saringan pasir lambat menghasilkan air bersih 0,034 – 0,10 literm 3 detik. Diamater pasir yang digunakan sekitar 0,2 – 0,35 mm dengan ketebalan 0,6 – 1,2 meter. Saringan pasir hanya mampu menahan bahan padat yang tidak larut dan terendap dalam air. Pasir tidak bisa menghilangkan virus atau bakteri pembawa penyakit yang mungkin terkandung di air. Itulah sebabnya air yang melewati saringan pasir masih tetap harus disaring lagi oleh media lain. Dan saringan pasir ini harus dibersihkan secara teratur pada waktu-waktu tertentu. 2. Pasir Kuarsa Pasir kuarsa quartz sands merupakan pelapukan dari batuan beku asam seperti batu granit, gneiss atau batu beku lainnya yang mengandung mineral utama natrium silika. Hasil pelapukan ini kemudian mengalami proses sedimentasi, terbawa air atau angin kemudian diendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau pantai. Karena jumlahnya yang cukup besar dan terlihat memutih di sepanjang tepi sungai, danau atau pantai tersebut, maka di Indonesia lebih dikenal dengan nama pasir putih. Universitas Sumatera Utara Kualitas pasir kuarsa di Indonesia cukup bervariasi, tergantung pada proses genesa dan pengaruh mineral pengotor yang ikut terbentuk saat proses sedimentasi. Material pengotor ini bersifat sebagai pemberi warna pada pasir kuarsa, dan dari warna tersebut presentase derajat kemurnian dapat diperkirakan. Butiran yang mengandung banyak senyawa oksida besi akan terlihat berwarna kuning, kandungan unsur aluminium dan titan secara visual akan lebih jernih, dan kandungan unsur kalsium, magnesium dan kalium cenderung membentuk warna kemerahan. Pasir kuarsa sangat bermanfaat di bidang perindustrian. Pada industri semen, pasir kuarsa berfungsi sebagai pelengkap kandungan silika dalam semen yang dihasilkan dan pada industri keramik, pasir kuarsa sebagai pembentuk badan keramik bersama dengan bahan baku lain, seperti kaolin, lempung, felspar, dan bahan pewarna. Dalam industri lain pasir kuarsa digunakan sebagai bahan pengawet dalam bentuk silica gel untuk menjaga kelembapan karena dapat menyerap kandungan air padang barang-barang dalam kemasan, seperti sepatu, sandal, peralatan elektronik dan lain-lain. Dalam pengolahan air bersih, pasir kuarsa juga dapat digunakan sebagai adsorben untuk menyerap padatan yang terlarut dan tersuspensi, bahan organic, dan logam-logam yang berbahaya dalam air. Pasir kuarsa juga dapat bereaksi dengan logam berat dengan mengubah ion logam fluida menjadi padatan atau presiparat Lesbani, 2011. 3. Arang Batok Arang batok ialah arang yang berasal dari tempurung kelapa. Tempurung tersebut dibakar sampai menjadi arang. Kalau tidak ada tempurung kelapa, arang yang berasal dari pembakaran kayu juga bisa digunakan. Universitas Sumatera Utara Selain dapat menyerap bahan-bahan kimia pencemar dalam air. Arang batok yang berbentuk butiran juga bisa menahan benda-benda padat yang mengotori air. Namun fungsi utamanya tetap untuk mengurangi warna dan bau pada air. Ada dua bentuk arang batok yang bisa dipakai. Pertama butiran berdiameter 0,1 mm. Kedua berbentuk bubuk berukuran 200 mesh. Masing-masing bentuk memiliki kelebihan dan kelemahan. Karena berfungsi sebagai penyerap mikroorganisme dan bahan-bahan kimia pencemar yang terkandung dalam air, setelah beberapa waktu arang batok ini sudah tidak efektif lagi. Ciri keefektifannya ialah air yang tersaring sudah tidak begitu jernih lagi. Bila itu terjadi arang batokperlu dicuci dengan air bersih atau bahkan diganti dengan yang baru. Arang batok butiran dapat diaktifkan kembali melalui pembakaran ganda dengan proses dehidrasi. Kendatipun demikian pemakaian arang batok berbentuk butiran tetap lebih sederhana daripada bentuk bubuk. Pemakaian arang batok bentuk bubuk memerlukan bak penampungan yang dilengkapi dengan alat pengaduk. Pemakaian arang batok berbentuk bubuk juga tidak akan efesien bila bubuk yang telah dipakai tidak bisa didaur ulang dengan mudah supaya bisa dipakai lagi. Dibandingkan arang berbentuk butiran, proses adsorbsi lebih cepat terjadi pada bentuk bubuk. Tehnik pelaksanaannya adalah dengan menaburkan bubuk itu ke dalam bak penampungan sambil diaduk. Setelah diaduk bubuk akan mengendap sambil membawa bahan-bahan kimia pencemar. Universitas Sumatera Utara Untuk mempercepat proses pengendapan kadang-kadang diperlukan campuran bahan pengendap lain. Bubuk ini memang masih bisa dipakai lagi, tetapi sebelumnya harus dipanaskan dahulu dengan teknik tertentu. 4. Penyaring lain Selain pasir dan arang batok, media penyaring lain yang banyak digunakan adalah ijuk dan kerikil. Ijuk dan kerikil digunakan bersamaan dengan pasir dan arang batok. Umumnya ijuk diletakkan pada lapisan kedua atau lapisan paling atas, sedangkan kerikil diletakkan pada dasar wadah saringan. Masih banyak media penyaring yang dapat digunakan dalam pengolahan air bersih. Misalnya zeolit, perlit, logam tahan karat. Pemakai zeolit dan perlit hampir sama dengan pemakaian pasir dan arang batok. Logam tahan karat dipakai dalam bentuk saringan. Saringan inilah yang akan menangkap padatan dan bahan pencemar yang terlarut, terendap, maupun tidak larut dalam air. Setelah air sudah bebas dari padatan- padatan dimasukkan ke dalam bak. Akan tetapi penggunaan zeolit, perlit, dan logam tahan karat jarang sekali ditemukan di masyarakat karena harganya yang relatif mahal. Supaya berfungsi dengan baik, seluruh media penyaringan tadi harus dikontrol dan tetap dalam kondisi basah. Jangan sampai kering karena dapat mematikan bakteri pengurai. Cara terbaik adalah dengan mengatur debit air sehingga selalu ada air yang mengalir Untung, 2008 Universitas Sumatera Utara

2.8. Filter Menggunakan Karbon Aktif Limbah Padat Tepung Tapioka

Dokumen yang terkait

Efektivitas Karbon Aktif Sekam Padi Dalam Menurunkan Mangan (Mn) Air Sumur Galidi Desa Amplas Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

6 81 88

Efektifitas Karbon Aktif Kulit Singkong Untuk Menurunkan Kadar Biological Oksigen Demand (Bod) Dan Total Suspended Solid (Tss) Air Limbah Pabrik Tepung Tapioka

18 113 109

Efektivitas Aplikasi Saringan Air dengan Penggunaan Media Pasir, Karbon Aktif dan Zeolit untuk Penurunan Kadar Kadmium (Cd) pada Air Sumur Gali Masyarakat Desa Namo Bintang Tahun 2015

15 181 184

Efektivitas Aplikasi Saringan Air dengan Penggunaan Media Pasir, Karbon Aktif dan Zeolit untuk Penurunan Kadar Kadmium (Cd) pada Air Sumur Gali Masyarakat Desa Namo Bintang Tahun 2015

0 2 16

Efektivitas Aplikasi Saringan Air dengan Penggunaan Media Pasir, Karbon Aktif dan Zeolit untuk Penurunan Kadar Kadmium (Cd) pada Air Sumur Gali Masyarakat Desa Namo Bintang Tahun 2015

0 0 2

Efektivitas Aplikasi Saringan Air dengan Penggunaan Media Pasir, Karbon Aktif dan Zeolit untuk Penurunan Kadar Kadmium (Cd) pada Air Sumur Gali Masyarakat Desa Namo Bintang Tahun 2015

0 0 8

Efektivitas Aplikasi Saringan Air dengan Penggunaan Media Pasir, Karbon Aktif dan Zeolit untuk Penurunan Kadar Kadmium (Cd) pada Air Sumur Gali Masyarakat Desa Namo Bintang Tahun 2015

0 0 64

Efektivitas Aplikasi Saringan Air dengan Penggunaan Media Pasir, Karbon Aktif dan Zeolit untuk Penurunan Kadar Kadmium (Cd) pada Air Sumur Gali Masyarakat Desa Namo Bintang Tahun 2015

0 0 5

Efektivitas Aplikasi Saringan Air dengan Penggunaan Media Pasir, Karbon Aktif dan Zeolit untuk Penurunan Kadar Kadmium (Cd) pada Air Sumur Gali Masyarakat Desa Namo Bintang Tahun 2015

0 0 40

Hubungan Kadar Kadmium (Cd) Pada Air Sumur Dengan Tekanan Darah Masyarakat di Desa Namo Bintang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

0 0 17