Pengumpulan Data Bakteri Identifikasi Bakteri

3.3. Variabel yang Diamati

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bakteri: jumlah koloni tiap-tiap jenis bakteri, jumlah jenis bakteri, jumlah populasi jenis bakteri dan frekuensi kolonisasi berbagai jenis bakteri. 2. Variabel serasah daun: laju dekomposisi serasah, bobot serasah sisa selama mengalami proses dekomposisi, kandungan unsur hara C, N, dan P setelah mengalami proses dekomposisi.

3.4. Pengumpulan Data Bakteri

Serasah daun R. apiculata ditempatkan pada lokasi dengan tingkat salinitas sebagai berikut: A. Tingkat salinitas 0 - 10 ppt B. Tingkat salinitas 10 - 20 ppt C. Tingkat salinitas 20 - 30 ppt D. Tingkat salinitas 30 ppt Pengumpulan data dilakukan setelah serasah ditempatkan di lapangan dengan berbagai tingkat salinitas, selama waktu sebagai berikut: A. Hari ke - 0 Kontrol F. Hari ke - 75 B. Hari ke - 15 G. Hari ke - 90 C. Hari ke - 30 H. Hari ke - 105 D. Hari ke - 45 I. Hari ke - 120 E. Hari ke - 60 Adapun Data yang dikumpulkan berupa data tentang identitas, jumlah jenis, populasi, frekuensi kolonisasi dan keanekaragaman jenis bakteri dikumpulkan untuk mengetahui pengaruh tingkat salinitas air, serta lama dekomposisi terhadap parameter-parameter tersebut.

3.5. Pengumpulan Serasah Daun

R. apiculata

Serasah daun dikumpulkan dengan menggunakan penampung serasah yang terbuat dari jaring kasa nilon dengan ukuran 2 x 2 meter sebanyak 10 kain nilon, yang diletakkan dengan cara digantung dengan ketinggian 1 meter dari Universitas Sumatera Utara permukaan air, hal ini dimaksudkan untuk menghindari saat air pasang. Serasah daun R. apiculata yang dikumpul 4800 gram 50 g serasah x 8 perlakuan x 3 ulangan x 4 kelompok dan kontrol 150 gram 50 g serasah x 3 ulangan.

3.6. Penempatan Serasah Daun

R. apiculata di Lokasi Penelitian

Serasah daun 50 gram dimasukkan ke dalam kantong serasah ukuran 40x30 cm yang terbuat dari nilon Gambar 3.1. Jumlah kantong serasah yang diperlukan sebanyak 96 buah 8 pengambilan x 3 ulangan x 4 kelompok. Kemudian kantong berisi serasah ditempatkan pada lokasi penelitian dengan berbagai tingkat salinitas yang telah diukur dengan hand refractometer. Lubang untuk memasukkan serasah 5 cm 5 cm Kain kasa nilon 40cm 30 cm Gambar 3.1. Bentuk dan Ukuran Kantong Serasah yang Terbuat dari Kain Kasa Nilon Pada lokasi dengan tingkat salinitas yang telah ditentukan, dibuat empat plot Gambar 3.2. Peta lokasi untuk penelitian disajikan pada Gambar 3.3. Kantong yang telah berisi serasah daun ditempatkan secara acak pada setiap plot yang berukuran 500 x 170 cm Gambar 3.4. Agar tidak dihanyutkan oleh pasang air laut keempat ujung kantong serasah ini diikatkan pada kayu pancang yang terbuat dari bambu dengan panjang 80 cm dan diameter 4 cm. Keempat kayu yang 5 cm Universitas Sumatera Utara sudah diikatkan dengan kantong serasah diambil dari tiap tingkat salinitas sekali 15 hari dan pengambilan dilakukan sampai hari ke 120 hari. Gambar 3.2. Lokasi Plot untuk Penempatan Kantong Serasah Gambar 3.3. Peta Lokasi Penelitian Universitas Sumatera Utara 170 cm Kantong serasah 500 cm Gambar 3.4. Plot Penempatan Kantong Serasah di Lapangan 30 cm 40 cm c h k j i l m t v x w r s n u d e a f b g q p Universitas Sumatera Utara

3.7. Isolasi Bakteri Serasah Daun

R. apiculata

Isolasi bakteri dari serasah daun R. apiculata dilakukan dengan menumbuk secara perlahan 10 gram serasah daun dalam mortar. Serasah daun R. apiculata yang telah dihancurkan dimasukkan ke dalam labu Erlemenyer 250 ml Gambar 3.5 selanjutnya dibuat suspensi dengan cara menambahkan air yang berasal dari lingkungan serasah yang mengalami dekomposisi yang telah disterilkan, sampai mencapai volume 100 ml. Setelah pengenceran serasah daun R. apiculata ini mencapai volume 100 ml. Setelah pengenceran serasah daun R. apiculata ini mencapai tingkat 10 -7 sampel sebanyak 0,1 ml diambil untuk dibiakkan pada media agar nutrisi dalam cawan Petri. Untuk tiap pengenceran pekerjaan diulang 3 kali Hadioetomo, 1993; Cappuccino dan Sherman, 1996. Gambar 3.5. Cara Pengenceran Serasah Daun R. apiculata untuk Isolasi Bakteri pada Media Biakan dalam Cawan Petri Suspensi bakteri sebanyak 0,1 ml diambil dengan pipet serologi dan ditempatkan pada media biakan. Selanjutnya dengan hockey stick suspensi bakteri disebar merata pada media. Suspensi bakteri diinkubasikan selama 48-72 jam. Koloni bakteri yang berkembang, selanjutnya dimurnikan dengan membuat sub biakan ke media NA dan TSA miring dalam tabung reaksi, kemudian diinkubasikan selama 48 jam. Sub-biakan digunakan sebagai bahan untuk Universitas Sumatera Utara identifikasi bakteri pengamatan koloni dilakukan 1 sampai 12 hari setelah masa inkubasi. Penghitungan koloni bakteri dilakukan terhadap cawan yang mempunyai 30 sampai 300 koloni bakteri. Jumlah koloni per ml dihitung dengan cara mengalikan jumlah koloni yang terhitung dengan faktor pengenceran Hadioetomo, 1993; Cappuccino dan Sherman, 1996. Penentuan populasi bakteri dari serasah daun R. apiculata yang telah mengalami proses dekomposisi sampai 120 hari dari berbagai perlakuan, dilakukan dengan pengenceran seperti pada pengenceran seperti pada pengenceran daun yang belum mengalami dekomposisi.

3.8. Identifikasi Bakteri

Biakan murni ditumbuhkan pada media TSA dalam 2 cawan petri untuk tiap isolat, selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam. Pengamatan untuk mengetahui ciri-ciri morfologi koloni bakteri yang meliputi sifat-sifat umum koloni yaitu bentuk koloni, permukaan, tepi koloni, elevasi, warna koloni Hadioetomo, 1993; Cappucino dan Sherman, 1996. Sifat fisiologi isolat bakteri yang diuji meliputi sifat-sifat sebagai berikut: reaksi gram dengan pewarnaan atau dilakukan dengan uji kalium hidroksida KOH 3. Isolat bakteri bersifat gram - jika berwarna merah atau terbentuk benang lendir bakteri kira-kira 5-20 mm panjangnya. Gram positif + jika berwarna ungu atau tidak terbentuk benang lendir, kemampuan isolat memproduksi katalase, kemampuan isolat melakukan hidrolisis gelatin, kemampuan isolat menghidrolisis pati, kemampuan isolat dalam penggunaan gula, kemampuan isolat dalam penggunaan sitrat, kemampuan isolat dalam melakukan oksidasi, kemampuan motilitas isolat Hadioetomo, 1993; Cappuccino dan Sherman, 1996. Data hasil pengamatan diidentifikasi menggunakan Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology Holt et al., 1994.

3.9. Penentuan Indeks Keanekaragaman Jenis Bakteri

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Jenis Fungi Pada Serasah Daun Rhizophora Apiculata Yang Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas Di Kota Pari Pantai Cermin Sumatera Utara

5 44 113

Keanekaragaman Jenis Fungi Pada Serasah Daun Avicennia marina Yang Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas

0 30 134

Jenis-Jenis Fungi Yang Terdapat Pada Serasah Daun Rhizophora Mucronata Yang Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas

0 27 70

Laju Dekomposisi Serasah Daun Rhizophora mucronata Pada Berbagai Tingkat Salinitas

4 83 58

Dekomposisi Serasah daun Rhizophora apiculata Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kawasan Hutan Mangrove di Desa Bagan Percut Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 12

Dekomposisi Serasah daun Rhizophora apiculata Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kawasan Hutan Mangrove di Desa Bagan Percut Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Dekomposisi Serasah daun Rhizophora apiculata Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kawasan Hutan Mangrove di Desa Bagan Percut Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 4

Dekomposisi Serasah daun Rhizophora apiculata Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kawasan Hutan Mangrove di Desa Bagan Percut Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 13

Dekomposisi Serasah daun Rhizophora apiculata Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kawasan Hutan Mangrove di Desa Bagan Percut Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 3

Dekomposisi Serasah daun Rhizophora apiculata Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kawasan Hutan Mangrove di Desa Bagan Percut Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 6