bakteri yang terdapat pada serasah daun yang mengalami dekomposisi pada umur enam hari dapat mencapai 6 x 10
8
selcm
2
jam Benner et al., 1988. Bakteri laut umumnya lebih kecil dibanding bakteri non-laut, dan proporsi terbesar terdiri atas
bakteri gram negatif bentuk batang, serta pada umumnya aktivitas pergerakan dilakukan dengan bantuan flagella. Bakteri berbentuk bola cocci umumnya lebih
sedikit dibanding bakteri yang berbentuk batang. Kebanyakan bakteri laut terikat, atau bergabung sesamanya untuk membentuk permukaan yang kuat solid karena
adanya bahan berlendir sehingga sel-sel saling terikat. Dengan cara ini bakteri bisa membentuk lapisan permukaan yang mengakibatkan bakteri bisa hidup pada
alga, rumput laut dan tumbuhan mangrove Hutching dan Saenger, 1987. Daya tahan hidup dan perkembangan bakteri dipengaruhi oleh kelembaban, suhu dan
cahaya matahari dan jumlah bakteri berubah dari satu musim ke musim berikutnya Bell, 1974.
2.3. Proses Dekomposisi Serasah Mangrove
Dekomposisi merupakan kegiatan atau proses penguraian dan pemisahan bahan-bahan organik menjadi bagian yang hancur Satchell, 1974. Menurut
Nybakken 1993 Dekomposisi merupakan proses penting dalam fungsi ekologis. Organisme yang telah mati mengalami penghancuran menjadi pecahan-pecahan
yang lebih kecil, dan akhirnya menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Dekomposisi adalah proses penghancuran bahan organik dengan berat molekul
yang lebih besar menjadi komponen dengan berat molekul yang lebih besar menjadi komponen dengan berat molekul yang lebih kecil melalui mekanisme
enzimatik Saunder, 1980. Sejalan dengan itu Smith 1980 menyatakan bahwa proses dekomposisi adalah gabungan dari proses fragmentasi, perubahan struktur
fisik dan kegiatan enzim yang dilakukan oleh dekomposer yang merubah bahan organik menjadi senyawa anorganik. Serasah adalah bagian vegetatif dan
generatif yang terlepas dari tanaman yang bisa disebabkan oleh senescense atau stress, oleh faktor mekanisme seperti angin, kombinasi kedua faktor ini atau mati
Brown, 1984. Menurut Arief 2003, Serasah merupakan bahan organik yang mengalami beberapa tahap proses dekomposisi dapat menghasilkan zat yang
penting bagi kehidupan dan produktivitas perairan, terutama dalam peristiwa
Universitas Sumatera Utara
rantai makanan. Serasah dalam ekologi digunakan untuk dua pengertian yaitu 1 lapisan bahan tumbuhan mati yang terdapat pada permukaan tanah; 2 bahan -
bahan tumbuhan mati yang tidak terikat lagi pada tumbuhan Yunasfi, 2006.
Menurut Mason 1977 terdapat 3 tahap proses dekomposisi serasah yaitu:
1. Proses pelindian leaching, yaitu mekanisme hilangnya bahan-bahan yang
terdapat pada serasah atau detritus akibat curah hujan atau aliran air. 2.
Penghawaan wathering, merupakan mekanisme pelapukan oleh faktor- faktor fisik seperti pengikisan oleh angin atau pergerakan molekul air.
3. Aktivitas biologi yang menghasilkan pecahan-pecahan organik oleh
makhluk hidup yang melakukan dekomposisi. Bakteri adalah komponen biotik yang berperan penting dalam proses
dekomposisi Mason, 1977. Menurut Saraswati dan Sumarno 2008, Proses dekomposisi dimulai dengan kolonisasi bahan organik mati oleh bakteri yang
mampu mendekomposisi jaringan mati melalui mekanisme enzimatik. Bakteri mengeluarkan enzim yang menghancurkan molekul-molekul organik kompleks
seperti protein dan karbohidrat dari tumbuhan yang telah mati. Beberapa enzim yang terlibat dalam perombakan bahan organik antara lain Betta-glukosidase,
lignin peroksidase LiP, manganese peroksidase MnP, lakase dan reduktase. Enzim reduktase merupakan penggabungan dari LiP dan MnP yaitu enzim
versatile peroksidase. Proses dekomposisi bakteri sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan terutama ketersediaan oksigen terlarut khususnya bakteri aerobik
Saunder, 1980.
2.4. Kandungan Unsur Hara C, N dan P Serasah Daun Mangrove